6 Kesedihan Anak saat Binatang Peliharaannya Mati, Perlu Dihibur

#IDNTimesLife Ada hewan pengganti tak jamin ia lekas happy

Anak-anak dan binatang peliharaan biasanya memiliki ikatan yang amat kuat. Walaupun banyak orang dewasa juga menyayangi binatang bahkan bertanggung jawab penuh atas perawatannya setiap hari, lebih sulit untuk anak mengatasi kesedihan saat hewan peliharaannya mati. Ia dapat sedih sekali sampai tidak mau makan bahkan sakit.

Kedekatannya dengan binatang tersebut serta pengalamannya yang masih terbatas terkait perpisahan membuat dukanya begitu mendalam. Dia memerlukan waktu lebih lama buat pulih dan ceria kembali. Orang-orang dewasa di sekitarnya perlu menghibur sekaligus mengedukasinya terkait kematian binatang.

Jangan malah menggodanya yang tampak berlebihan menangisi hewan kesayangannya. Pahami betapa berartinya binatang tersebut bagi anak. Berikut enam hal yang membuatnya gelisah terus sepeninggal hewan peliharaan di rumah.

1. Gak punya teman main lagi

6 Kesedihan Anak saat Binatang Peliharaannya Mati, Perlu Dihiburilustrasi anak dan binatang (pexels.com/cottonbro studio)

Dunia anak masih kental dengan kegiatan bermain hampir di sepanjang waktunya. Orang dewasa di sekitarnya belum tentu mampu terus menemaninya bermain. Bahkan kakaknya yang sedikit lebih besar sudah punya kesibukan sendiri terkait sekolahnya serta kawan bermain yang sebaya.

Maka anak yang lebih kecil dan belum bersekolah lebih terikat dengan binatang peliharaannya. Baginya, hewan itulah teman bermainnya sehari-hari. Kalau binatang tersebut mati, dengan siapa ia akan menghabiskan hari-harinya?

Anak menjadi merasa kesepian. Walaupun binatang peliharaan tak betul-betul mampu diajak bermain, kehadirannya di dekat anak saja sudah menjadi hal yang amat dihargai olehnya. Meski di rumah ada banyak permainan, tanpa ditunggui oleh hewan tersebut, anak akan merasa sendirian.

2. Tidak ada yang menemaninya tidur

6 Kesedihan Anak saat Binatang Peliharaannya Mati, Perlu Dihiburilustrasi anak dan binatang (pexels.com/Dmitry Egorov)

Beberapa anak suka tidur bersama hewan peliharaannya, terutama kucing atau anjing. Keberadaan binatang tersebut di kamar bahkan tempat tidurnya dirasa lebih penting daripada boneka. Kehangatan tubuhnya serta tanda-tanda kehidupannya bikin anak merasa tenang tidur tanpa ditunggui orangtua.

Hari pertama selepas binatang mati, tentu sangat gak mudah buat anak tidur sendiri di kamarnya. Ia tidak hanya akan sulit terlelap, tetapi dapat mendadak ketakutan dan menangis. Mau tidak mau orangtua menemaninya tidur padahal sudah lama tidak perlu melakukannya. 

Hal ini dapat terjadi hanya dalam beberapa hari sampai minggu tergantung dari kemampuan anak beradaptasi terhadap situasi baru kamarnya. Nah, kemampuan anak menyesuaikan diri dengan perubahan dipengaruhi pula oleh edukasi dari orangtua. Bila kita dapat menjelaskan padanya tentang kematian hewan peliharaan sebagai takdir yang harus diterima, anak akan cepat berani tidur sendirian di kamarnya terutama pada malam hari.

3. Binatang yang lain gak sama dengan yang mati

6 Kesedihan Anak saat Binatang Peliharaannya Mati, Perlu Dihiburilustrasi keluarga dan binatang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sangat sulit untuk memiliki dua hewan peliharaan yang sama persis dalam hal ciri tubuh serta sifatnya. Bahkan dua ekor kucing atau anjing dengan induk yang sama saja gak bisa semirip itu. Selain perbedaan ciri fisik, ada hewan yang lebih aktif atau pendiam.

Ada pula binatang yang suka disentuh manusia atau malah marah dengan mencakar atau menggigit. Ini bikin anak cukup sulit move on dari binatang peliharaan yang sudah mati. Meski masih ada beberapa ekor binatang yang lain atau kita segera membelikannya hewan pengganti, anak belum bisa langsung merasa terhibur.

Ia lebih memperhatikan detail daripada orang dewasa. Selagi kita mengembangkan rasa sayang yang lebih universal pada semua hewan, anak seakan-akan memilih satu saja sebagai binatang yang paling istimewa. Kita perlu mendekatkan anak pada hewan-hewan lain yang ada di rumah secara perlahan-lahan sehingga terbentuk rasa menyayangi yang lebih kuat.

Baca Juga: 5 Dampak Psikologis saat Anak Sering Melihat Orangtua Betengkar

4. Anak-anaknya masih kecil

6 Kesedihan Anak saat Binatang Peliharaannya Mati, Perlu Dihiburilustrasi anak dan binatang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Binatang yang baru saja mati mungkin telah meninggalkan beberapa ekor keturunan yang siap menggantikan keberadaannya di rumah. Namun, ini pun tak lantas membuat anak merasa baik-baik saja. Jika anak-anak binatang itu masih kecil dan rentan, anak kita malah dapat cemas.

Dia takut hewan-hewan tersebut gak akan bertahan hidup tanpa kehadiran induknya. Kalaupun mereka tampak sehat, sifatnya pasti berbeda dengan induknya yang sudah dewasa. Anak belum bisa merasakan ketenangan saat ditemani binatang-binatang yang masih kecil.

Malah hewan-hewan itu yang lebih memerlukan penjagaan darinya. Anak menjadi merasa repot. Binatang yang belum lama mati sudah bisa menjaga dirinya sendiri bahkan bersikap cukup posesif pada anak saat ada hal-hal yang bisa membahayakan.

5. Takut sulit untuknya punya hewan peliharaan lagi

6 Kesedihan Anak saat Binatang Peliharaannya Mati, Perlu Dihiburilustrasi keluarga dan binatang (pexels.com/Oleksandr P)

Jika di rumah hanya ada satu binatang peliharaan dan mati, biasanya orangtua tak segera mencari hewan pengganti. Apalagi kalau kita merasa repot baik karena pekerjaan maupun tugas membersihkan rumah yang menjadi lebih berat dengan adanya binatang peliharaan. Boleh jadi kita malah tidak ingin memeliharanya lagi.

Bagi kita yang sudah dewasa, keputusan ini paling praktis. Namun, bagaimana dengan anak? Mungkin saja dia sangat menginginkan adanya hewan peliharaan lagi di rumah. Tetapi tidak mungkin untuknya membawa pulang hewan apa pun tanpa persetujuan orangtua.

Ini yang membuat anak stres berkali-kali. Pertama, ditinggal binatang peliharaannya yang mati. Kedua, harus beradaptasi dengan suasana rumah yang menjadi berbeda selepas kematian hewan.

Dan ketiga, cemas selamanya ia tak bisa memiliki binatang peliharaan lagi. Kita harus mampu membaca kekhawatiran anak serta membuka komunikasi dengannya. Kita dapat mengajukan solusi untuk ada binatang peliharaan lagi, tetapi anak lebih terlibat dalam perawatannya sehari-hari.

6. Merasa bersalah atas kematiannya

6 Kesedihan Anak saat Binatang Peliharaannya Mati, Perlu Dihiburilustrasi anak dan binatang (pexels.com/Min An)

Semua makhluk tentu pada akhirnya akan mati. Binatang yang dirawat dengan amat baik juga gak lepas dari takdir tersebut. Akan tetapi, anak yang belum memahami ketetapan tersebut dengan baik kerap menyalahkan diri.

Apalagi dengan karakternya yang sangat perasa, anak bakal menghubungkan kematian binatang peliharaan dengan perbuatannya. Apakah akhir-akhir ini dia memperlakukannya dengan kasar? Apakah tidak menggendongnya sesering biasanya menjadi penyebab kematiannya?

Banyak dugaan yang bisa bikin anak gelisah terus. Kita perlu mendampingi anak dalam melalui masa sulit ini. Bahkan seandainya binatang mati tertabrak kendaraan karena anak lupa tak menutup pintu kandangnya dengan baik, kita harus menekankan perihal takdir yang berlaku pada setiap makhluk. Anak cukup menjadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran untuk lebih berhati-hati ke depannya.

Kita juga pasti sedih ketika binatang yang setiap hari terlihat di dalam rumah kini tak ada lagi. Bahkan rasanya aneh tidak terdapat berkotak-kotak makanannya dalam daftar belanja kita bulan ini. Namun, kesedihan anak sering kali lebih mendalam dan bisa bikin dia trauma akibat rasa kehilangan yang kuat. Bantu anak melaluinya dengan baik.

Baca Juga: 5 Dampak Psikologis Tumbuh Dewasa sebagai Anak Tunggal

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya