4 Hal yang Dikatakan Orangtua Ini Bisa Berpengaruh Negatif pada Anak

Berhati-hatilah saat melontarkan ucapan kepada anak

Anak-anak pastilah selalu mengharapkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya. Pasalnya, bagaimanapun, orangtua adalah rumah pertama bagi anak. Sayangnya, tidak semua anak beruntung untuk bisa memiliki orangtua yang benar-benar membimbing mereka menjadi pribadi versi terbaik.

Bahkan, di Indonesia sendiri, berdasarkan laman Unair News, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan sebesar 62% atau setara dengan 39 juta anak di Indonesia mengalami kekerasan verbal dari orangtua selama pandemi. Padahal, kekerasan verbal memiliki dampak buruk terhadap perkembangan anak.

Mengutip beberapa dari channel Psych2Go, organisasi berbasis media digital yang meningkatkan pemahaman terkait kesehatan mental, berikut adalah empat hal yang apabila dikatakan oleh orangtua, bisa berpengaruh negatif terhadap anak.

1. Berkomentar negatif terhadap fisik anak

4 Hal yang Dikatakan Orangtua Ini Bisa Berpengaruh Negatif pada Anakilustrasi anak sedang dimarahi (pexels.com/Monstera Production)

Kalimat-kalimat seperti “Kamu jelek; terlalu pendek; terlalu gemuk; terlalu kurus,” mungkin sering diucapkan sehingga terkesan normal di lingkungan sekitar kita. Padahal, kalimat-kalimat tersebut adalah kalimat yang merendahkan.

Merendahkan seorang anak berdasarkan penampilannya kemungkinan besar hanya akan meningkatkan kekhawatiran anak terhadap citra tubuhnya. Lebih lanjut lagi, hal ini dapat menyebabkan masalah emosional yang serius, misalnya gangguan makan. Orangtua seharusnya mengajari anak-anaknya cara mencintai diri sendiri, tidak peduli bagaimana penampilan luarnya.

2. Mengatakan sesuatu yang membuat anak merasa menjadi beban

4 Hal yang Dikatakan Orangtua Ini Bisa Berpengaruh Negatif pada Anakilustrasi seorang ayah memarahi anaknya (pexels.com/Kindel Media)

Saat dilanda kesusahan, orangtua terkadang melontarkan kalimat-kalimat yang kurang baik kepada anak-anaknya. Contohnya, kalimat-kalimat seperti “Kamu menghabiskan terlalu banyak uang; sulit sekali menjagamu; sejak ada kamu, Ayah/Ibu jadi lebih capai,” sering dilontarkan tanpa sadar.

Jika orangtua mengatakan hal-hal tersebut kepada anaknya, anak akan merasa bahwa keberadaannya hanyalah beban bagi orangtua. Hal itu kemudian akan menyebabkan anak secara tidak sadar menyembunyikan kebutuhan, perasaan, dan masalah mereka dari orangtuanya. Tujuannya hanya satu: untuk menghindari sikap kasar dari orangtua.

Padahal, dilansir dari Psych2Go, berdasarkan laporan dari Nemours, sebuah lembaga layanan kesehatan anak nirlaba, kurangnya cinta dan kasih sayang atau hal-hal yang bersifat materialistis menjadi salah satu penyebab sebagian anak cenderung mencuri dan melakukan kekerasan.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dimengerti Orangtua tentang Anak Tengah, Apa Saja?

3. Mengancam akan meninggalkan anak

4 Hal yang Dikatakan Orangtua Ini Bisa Berpengaruh Negatif pada Anakilustrasi seorang anak yang kesepian (pexels.com/Pixabay)

Dalam keseharian, sering kita temui orang tua yang mengancam anaknya dengan kalimat “Aku akan meninggalkanmu; aku tidak akan peduli lagi kepadamu; begitu kamu bangun nanti, kamu tidak akan melihatku lagi”. Mereka mungkin berpikir bahwa mengatakan hal itu akan membuat anak menuruti perkataan mereka.

Namun, sesungguhnya, perkataan tersebut justru akan menyebabkan seorang anak merasa ditelantarkan. Mereka akan selalu dihantui ketakutan; takut jika orang yang dicintainya akan meninggalkannya karena siapa dirinya. Ketika anak itu tumbuh dewasa, keyakinan ini tanpa sadar akan tertanam dalam pikiran mereka. Mereka tidak akan bisa mempercayai hubungan di masa depan karena takut orang-orang yang dicintainya akan pergi.

4. Memberikan janji palsu

4 Hal yang Dikatakan Orangtua Ini Bisa Berpengaruh Negatif pada Anakilustrasi anak perempuan yang sendirian (pexels.com/Matheus Bertelli)

Di tengah masyarakat kita, tampaknya berjanji kepada anak sering dianggap sebagai obrolan basa-basi yang tidak harus ditanggapi. Padahal, janji, kepada siapa pun, adalah sesuatu yang harus ditepati.

Banyak orangtua yang mungkin sering mengatakan kepada anaknya, “Jika kamu melakukan hal ini, aku akan membelikanmu benda itu”. Namun, seringkali setelah anak melakukan hal sesuai yang diminta, janji itu tak kunjung ditepati. Janji palsu semacam itulah yang akan merusak kepercayaan anak. Hal ini akan membuat anak merasa dikhianati. Pada akhirnya, anak menjadi orang sulit memercayai orang lain dalam hidup.

Kata-kata dan kalimat-kalimat yang dilontarkan tersebut memang tidak tampak membahayakan, apalagi secara fisik. Namun, kata-kata tersebut bisa membawa pengaruh besar bagi jiwa dan kesejahteraan emosional anak. Bagaimanapun, masa kanak-kanak merupakan babak penting dalam kehidupan setiap manusia. Masa kecil kita akan membangun kepribadian, perilaku, dan keyakinan kita di masa depan.

Pada dasarnya, menjadi orangtua memang bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, saat kita sudah berkomitmen dan memutuskan menjadi orangtua, tidak ada salahnya kita terus belajar agar bisa memberikan yang terbaik bagi kita. Anak-anak kita tidak pernah bisa memilih siapa orangtuanya. Semoga kita cukup dewasa untuk memahami hal itu dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi orang tua yang baik. Untuk para orangtua, tetap semangat!

Baca Juga: 4 Tantangan Menjadi Orangtua di Usia Muda, Emosi Belum Stabil!

Maye Seven Photo Verified Writer Maye Seven

you matter.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya