5 Tindakan Orangtua yang Membuat Si Kecil Semakin Tantrum

Perhatikan ya parents!

Tantrum merupakan emosi yang tak biasa dan sering terjadi pada anak yang memiliki masalah emosional. Biasanya tantrum terjadi saat anak merasa lapar, lelah, atau tidak nyaman tapi si kecil tidak bisa menjelaskannya sehingga kesal bahkan frustasi dengan menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan.

Tantrum ini menjadi masalah yang sering terjadi pada anak usia balita. Bahkan, tak jarang orangtua merasa kesulitan dalam mengatasi dan menghadapi anak yang sering menangis dan mengamuk.

Tantrum sebenarnya kondisi normal yang terjadi pada anak, bahkan dianggap sebagai bagian dari proses perkembangannya. Anak tantrum biasanya ditandai dengan berbagai tingkah anak seperti menangis, mengamuk, merengek, dan berteriak. Bahkan ada yang sampai menendang, memukul, menghentak-hentakkan kaki dan tangan, berguling-guling di lantai, sampai ia mengencangkan tubuhnya hingga tampak kaku dan menahan napas.

Lalu bagaimana supaya anak bisa tenang? Jangan sampai kita sebagai orangtua salah dalam menghadapi anak tantrum, nanti malah semakin menjadi-jadi tantrumnya. So, hindari perlakuan berikut yang akan membuat anak tantrum tidak mereda! Yuk disimak baik-baik!

1. Meneriaki anak

5 Tindakan Orangtua yang Membuat Si Kecil Semakin Tantrumilustrasi anak yang nangis ketakutan (pexels.com/Helena Lopes)

Biarkan amarah anak terjadi, tunggu sampai ia tenang dan barulah mulai diajak berkomunikasi. Mulai kasih pemahaman pada anak kalau cara melampiaskan emosi tak harus dengan berteriak, contohnya cukup tunjuk barang yang diinginkan. Jika kamu juga terpancing emosi dengan meneriaki anak yang sedang tantrum, maka anak akan semakin menggila tantrumnya.

Tarik napas ya parent, coba katakan dengan tegas pada anak, namun tetap gunakan nada netral saat meminta si kecil untuk berhenti menangis, mengamuk, atau melarangnya memukul dan menendang.

Hindari nada tinggi atau teriakan ya, ibarat api jika dilawan dengan api lagi maka yang terjadi adalah api semakin menyala besar dan susah untuk dipadamkan. Begitu pula anak yang tantrum, para orangtua memang perlu kesabaran tingkat dewa supaya anak bisa luluh dan mereda amarahnya.

2. Membentuk postur marah

5 Tindakan Orangtua yang Membuat Si Kecil Semakin Tantrumilustrasi anak sedang dimarahi ayahnya (pexels.com/August de Richelieu)

Anak yang mengalami tantrum biasanya akan menangis kencang, mengamuk tak karuan, bahkan melempar benda seenaknya. Jika anak sedang tantrum, orangtua sebaiknya jangan langsung marah dan putus asa.

Membentuk postur marah saat menghadapi anak tantrum akan menjadi anak lebih menjadi-jadi teriakan dan tangisannya. Dan jika sampai anak sudah merasa sesak bernapas, maka akan lama ia bisa berhenti dari tangisannya tersebut.

Memarahi anak yang tantrum juga kurang efektif terhadap hubungan anak dan orangtuanya, anak akan merasa tidak dimengerti dan susah untuk terbuka apa yang dia mau jika ia sudah bisa bicara.

Bersikap dan menunjukkan gestur marah kepada anak juga akan membuat ia semakin takut dan gelisah karena merasa tidak ada tempat berlindung. Mulailah berkata lebih lembut dan peluklah anak yang sedang tantrum, tenangkan dia supaya bisa diajak berkomunikasi lagi.

3. Mengejek dan menakut-nakuti anak

5 Tindakan Orangtua yang Membuat Si Kecil Semakin Tantrumilustrasi ekspresi anak yang selalu dilarang (pexel.com/mohamed abdelghaffar)

Ketakutan bisa menjadi salah satu penyebab anak tantrum. Misalnya, anak takut dengan hewan tertentu, hal ini harus bisa diatasi dengan bantuan orangtua. Bukan malah nambah menakut-nakuti anak dengan hal lain yang lebih menyeramkan, sehingga anak bukannya membaik malah tambah takut dan tantrum pun tidak teratasi. Anak yang sedang tantrum harus bisa diajak tenang dan dibuat nyaman, sebagai orangtua harus mendidik mental anaknya menjadi pemberani.

Penyebab tantrum selanjutnya yang bikin anak menjadi-jadi biasanya terlontar kata atau kalimat dari orangtua yang pernah menyakiti hati anak, seperti mengejek dan mencela anak. Sebagai orangtua harus menyadari hal ini dan langsung meminta maaf kepada anak.

Kamu harus mencoba mengambil hati anak dengan membujuknya lagi supaya bisa reda dari tantrumnya. Jadi, perkataan kasar dan menakut-nakuti anak sebaiknya dihindari, karena jiwa anak sangat rapuh dan ia butuh perlindungan dari orangtuanya agar bisa tenang dari segala gangguan.

Baca Juga: 4 Cara Agar Gak Tergoda untuk Marah saat Anak Tantrum di Tempat Umum

4. Mengabaikan anak tanpa rasa peduli

5 Tindakan Orangtua yang Membuat Si Kecil Semakin Tantrumilustrasi mengabaikan anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat anak sedang ngambek, meluapkan emosi yang tak biasa bahkan mengamuk dan sulit dikendalikan, di sinilah kesabaran orangtua sangat diperlukan. Jangan sampai pergi dan mengabaikannya tanpa rasa peduli. Bahkan sikap orangtua yang bisa dibilang agak kasar jika menyuruh anak pergi di hadapannya. Justru tindakan ini malah semakin anak menggila dari amukannya.

Mendiamkan anak yang sedang tantrum tidak bisa ditinggalkan begitu saja, kita sebagai orangtua harus bisa memahami apa yang diinginkan anak. Kalau ia menginginkan barang yang dilarang dan tidak boleh dimainkan karena bisa berbahaya baginya, maka dengan cara pelan-pelan dan pasti kita harus membuat dia faham akan hal tersebut. Coba mengalihkan perhatian anak yang membuat ia ingat pada makanan kesukaannya atau mainan favoritnya.

5. Memberikan hukuman

5 Tindakan Orangtua yang Membuat Si Kecil Semakin Tantrumilustrasi membentak anak (pexels.com/Monstera Production)

Sepertinya memberi hukuman kepada anak yang sedang tidak sadar akan keadaan dirinya yang sedang tantrum ini tidak akan memberikan solusi yang baik bagi anak. Anak tantrum tidak akan peka terhadap hukuman dan ancaman, ia malah semakin emosi dan tidak terkendali. Semakin anak dihukum secara paksa, maka jiwanya semakin terancam, emosinya makin tak karuan dan gak bisa faham harus bagaimana dia bersikap baik.

Maka yang perlu dilakukan adalah menerapkan kedisiplinan terhadap anak ketimbang memberikan hukuman. Dengan disiplin bermain, makan, istirahat, dan meluangkan waktu untuk bercerita dengan anak, sebenarnya kejadian tantrum ini akan diminimalisir. Anak akan lebih mengeksplor energinya kepada hal-hal yang positif apabila orangtua mampu mengimbangi keinginannya untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat.

Untuk mendampingi perkembangan anak sampai ia bisa mandiri dan tanpa disuruh-suruh lagi untuk melakukan kegiatan positif memang perlu proses dan pembelajaran. Terkadang anak mengalami tantrum karena komunikasi dua arah antara orangtua dan anak masih belum menemukan titik temu yang bisa difahami keduanya.

Jadi, sebagai orang dewasa yang bijak, kita harus belajar cara memahami kondisi anak terlebih dahulu, baru si anak pun akan menghormati kita sebagai orangtua jika ia sudah faham pada waktunya.

Baca Juga: 6 Alasan untuk Membiarkan Anak Menangis saat Sedang Tantrum

Isti Rahmawati Photo Verified Writer Isti Rahmawati

Menulis mewakili perasaan dan pikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya