5 Tips Orangtua agar Lebih Dekat dengan Anak Usia Pra Remaja

Orangtua punya peran penting untuk selalu mendampinginya

Ketika anak memasuki usia remaja, yakni antara 8 sampai 12 tahun, tantangan baru dalam mendisiplinkan anak akan segera tiba. Kesempatan orangtua untuk membangun hubungan dengan anak pun menjadi berkurang seiring dengan pertumbuhan mereka.

Usia pra remaja adalah fase di mana anak sudah mulai semakin dewasa. Mereka telah memiliki banyak teman dan tertarik dengan berbagai hal yang menyangkut kebebasan serta keinginan untuk mendapat lebih banyak privasi. Hal itulah yang membuat banyak orangtua merasa bahwa fase tersebut menimbulkan jarak antara orangtua dan anak.

Kendati demikian, orangtua tetap memiliki peran penting untuk selalu mendampinginya. Sebab, anak akan menghadapi berbagai perubahan di dalam diri, mulai dari perubahan fisik, emosi, dan pola pikir, sehingga memberikan bimbingan dan dukungan menjadi kewajiban bagi setiap orangtua.

Mekipun tidak mudah untuk tetap dekat dengan anak di usianya yang sudah beranjak remaja, tetapi ada beberapa kiat khusus yang dapat dilakukan. Seperti apa caranya? Yuk, langsung simak artikel di bawah ini!

1. Jangan merasa ditolak atas kemandirian mereka

5 Tips Orangtua agar Lebih Dekat dengan Anak Usia Pra Remajailustrasi kedekatan ibu dan anak (freepik.com/freepik)

Ketika memasuki usia pra remaja, bisa dikatakan bahwa anak sudah memiliki dunianya sendiri. Mereka mulai mandiri, memiliki sudut pandang sendiri, dan bisa menentukan apa yang disuka dan tidak disukainya. Jadi, wajar bila anak lebih bergantung kepada teman-teman sebayanya dibandingkan dengan orangtuanya.

Walau begitu, tidak sedikit orangtua yang salah paham dan menganggap bahwa penarikan diri anak pra remaja merupakan bentuk penolakan yang disengaja atau perilaku menentang terhadap orangtua. Dilansir Child Mind Institute, seorang psikolog Harvard dan penulis The Big Disconnect, Catherine Steir-Adair, mengingatkan agar orangtua tidak memaksakan anak untuk mau terbuka kepada mereka.

“Ini adalah masa ketika anak benar-benar mulai memiliki rahasia dari kita,” ujar Dr. Steir-Adair. “Dan orangtua yang memiliki rasa toleransi yang rendah terhadap transisi itu (ingin tahu segalanya), bisa menimbulkan jarak yang membuat anak semakin jauh dari orangtua karena orangtua bersikap terlalu ingin tahu,” imbuhnya.

2. Kenali upaya anak untuk tetap terhubung dengan orangtua

5 Tips Orangtua agar Lebih Dekat dengan Anak Usia Pra Remajailustrasi ibu dan anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Banyak orangtua berpikir bahwa cara paling efektif untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan anak usia pra remaja adalah menghabiskan waktu bersama mereka sesering mungkin. Padahal, memperhatikan momen sehari-hari dan merespons baik apa yang anak katakan mengenai dunianya juga bisa menjadi salah satu langkah untuk tetap terhubung dengan anak.

Seorang pelatih pengasuhan anak, Karina Lane dari laman Theinarra, mengatakan bahwa anak-anak sering menggunakan apa yang disebut ‘tawaran untuk terhubung’, yaitu kapan saja mereka berbagi sesuatu tentang dunia mereka. Misalnya, mereka mungkin berkata ‘Aku menonton video lucu di YouTube tadi pagi’ atau ‘Lihat bu, itu buah jeruk kesukaanku!’ atau ‘Hari ini ada pelajaran olahraga dan cuacanya panas sekali’.

Mungkin sebagian orangtua tidak mempedulikan kata-kata yang datang secara tiba-tiba dari mereka, tetapi ketahuilah bahwa apa yang mereka katakan saat itu adalah keinginan mereka untuk menceritakan sesuatu tentang dunia mereka kepadamu. Oleh karenanya, mencoba untuk lebih peka dan berempati terhadap anak meskipun kamu sangat sibuk, menjadi penting sebagai upaya untuk tetap terhubung dengan anakmu.

3. Cobalah untuk masuk ke dunianya, tapi jangan berlebihan

5 Tips Orangtua agar Lebih Dekat dengan Anak Usia Pra Remajailustrasi ayah dan anak bermain video game (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagai orangtua, tentu kamu memiliki banyak nasihat untuk diberikan kepada anak pra remaja, bukan? Walaupun orangtua kerap merasa khawatir dan ingin agar anak mengikuti apa yang dikatakan oleh orangtua, tetapi penting diketahui bahwa nasihat yang berlebih bisa membuat anak tidak tertarik dan cenderung mengabaikan orangtua.

Alih-alih memberi nasihat panjang lebar dan bersikap menggurui, Karina menyarankan orangtua agar mencoba menunjukkan minat mereka terhadap apa yang anak sukai. Misal, memasuki dunia anak dengan membaca buku yang mereka baca atau mencoba ikut bermain video game favoritnya.

Dengan begitu, anak seolah mempunyai teman diskusi di rumah dan merasa nyaman untuk menceritakan sesuatu yang sedang mereka hadapi. Namun, Karina mengingatkan agar orangtua tidak terhanyut dalam dunia anak. Sebab, dikhawatirkan otoritas mereka sebagai orangtua akan hilang.

“Anak tetaplah anak dan orangtua tetaplah orangtua. Tugas anak adalah menjadi anak dan meminta arahan dari kita sebagai orangtua. Jadi, sangat penting untuk tidak terjebak dalam hubungan pertemanan dengan anak, melainkan menemukan keseimbangan yang indah yang merupakan tujuan utama dalam mengasuh anak. Saya bisa menjadi penyayang, hangat dan baik hati, tetapi saya juga bisa bersikap tegas saat diperlukan dan mampu memadukan keduanya,” jelas Karina.

Baca Juga: 5 Keunikan Gaya Parenting Orangtua INTJ, Mengutamakan Keterbukaan!

4. Jangan mudah tersinggung ketika suasana hati anak sedang tidak baik-baik saja

5 Tips Orangtua agar Lebih Dekat dengan Anak Usia Pra Remajailustrasi seorang ibu berbicara dengan anaknya (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam proses membangun hubungan yang lebih dekat dengan anak, mungkin akan ada berbagai rintangan yang harus dihadapi oleh orangtua, seperti perdebatan dan pertengkaran. Tentu, ini bukan sesuatu yang mudah.

Sebab, kita bisa saja merasa sakit hati dengan reaksi anak-anak kita. Namun, Karina meyakinkan bahwa apa yang mereka katakan terhadapmu sebenarnya itu tidak serius dan mereka masih sangat membutuhkanmu.

“Jadi, perkataan seperti ‘Aku benci ibu, pergilah!’ itu hanya cara mereka mengekspresikan kemarahan mereka. Bukan tentang kamu. Bahkan, ketika perilaku anak sedang dalam kondisi yang meledak-ledak, orangtua harus tetap kuat serta terus mewarkan dukungan kepadanya” ujar Karina.

5. Buat agenda makan malam bersama secara rutin

5 Tips Orangtua agar Lebih Dekat dengan Anak Usia Pra Remajailustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Membuat agenda makan malam bersama secara rutin juga bisa menjadi salah satu cara untuk lebih dekat dengan anak pra remaja. Meskipun sulit untuk berkoordinasi, namun menjadwalkan makan malam bersama setidaknya beberapa kali dalam seminggu bisa memberi kesempatan kepada orangtua dan anak untuk saling berinteraksi secara terbuka.

Dalam hal ini, ponsel atau alat elektronik lainnya tidak boleh ada di meja makan. Seluruh anggota keluarga bisa saling bertukar kabar tentang kehidupan masing-masing atau membicarakan tentang kegiatan hari ini. Dengan begitu, momen duduk bersama, makan, dan mengobrol akan menjadi lebih bermakna.

Itulah beberapa cara agar orangtua tetap dekat dengan anak usia para remaja. Membangun hubungan yang kuat dan harmonis bersama anak tentu bukanlah perkara mudah, tetapi ini dapat membuahkan hasil yang baik di masa depan. Jika kamu membangun hubungan yang baik bersama anak, kamu dapat menawarkan tempat yang aman untuk mereka serta dapat membantu mereka dalam melewati fase pra remaja dengan lancar.

Baca Juga: 6 Sisi Negatif Mendidik Anak Terlalu Keras, Orangtua Perhatikan!

Delvi Ayuning Photo Verified Writer Delvi Ayuning

Menulis bukan sekadar menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya