6 Sisi Negatif Mendidik Anak Terlalu Keras, Orangtua Perhatikan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendidik anak merupakan tanggung jawab paling berat yang diemban oleh orangtua. Setiap orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anak mereka, termasuk soal menetapkan pola asuh. Salah satu cara yang sering dipakai adalah dengan mendidik anak terlalu keras, di mana orangtua menetapkan aturan yang ketat dan harapan yang tinggi.
Meskipun tujuan dari tindakan ini adalah untuk memberikan motivasi kepada anak dan memastikan mereka tetap mengikuti aturan tersebut. Namun, pola asuh yang terlalu keras sebenarnya punya dampak yang merugikan.
Saat orangtua fokus dengan kedisiplinan yang diterapkan, mereka gak menyadari bahwa metode ini bisa berpengaruh terhadap kesehatan emosional dan perkembangan anak ke arah negatif. Bahas yuk, sisi negatif saat kamu mendidik anak terlalu keras.
1. Anak akan kehilangan rasa percaya diri
Salah satu dampak paling nyata dari pola asuh yang terlalu keras adalah bisa menurunkan kepercayaan diri anak. Anak yang sering mengalami kritikan tajam, hukuman yang berlebihan atau tuntutan yang sangat tinggi akan merasa gak bisa menjadi pribadi yang cukup baik.
Hal ini bisa mengakibatkan mereka merasa gak mampu atau gak percaya pada kemampuan dirinya sendiri. Akibatnya, anak menjadi enggan untuk mencoba hal-hal baru yang punya risiko, karena mereka takut gagal atau mendapatkan kritik.
2. Menimbulkan masalah kesehatan mental
Pola asuh yang terlalu keras secara gak langsung bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental pada anak. Stres berlebihan yang disebabkan oleh tuntutan dan harapan tinggi memicu kecemasan, depresi, dan gangguan emosional lainnya.
Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang keras biasanya akan merasa tertekan dan gak punya rasa aman. Hal ini akhirnya bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental mereka secara jangka panjang.
Baca Juga: 3 Kesalahan Pola Asuh yang Buat Anak Malas Kerja Ketika Dewasa
3. Hubungan orangtua dan anak renggang
Pola asuh yang keras bisa mengakibatkan jarak emosional antara orangtua dan anak. Saat anak merasa bahwa mereka selalu mendapatkan kritikan atau selalu diperintah, mereka akan merasa terisolasi dan enggan berbagi perasaan atau masalahnya dengan orangtua.
Editor’s picks
Hal ini bisa menjadi penghambat untuk membentuk hubungan yang sehat dan saling mendukung. Komunikasi yang buruk antara orangtua dan anak bisa berpengaruh terhadap kualitas hubungan keluarga secara keseluruhan.
4. Kemandirian anak bisa berkurang
Mendidik anak dengan pola asuh yang terlalu keras bisa menghambat perkembangan kemandirian anak. Saat orangtua terlalu sering mengontrol atau mengatur segala hal tentang kehidupan anak, bisa membuat anak merasa kesulitan untuk membuat keputusan sendiri atau mengambil inisiatif.
Sering tergantung dengan orangtua bisa membuat mereka gak bisa mandiri dengan kehidupannya. Ketergantungan yang tinggi pada orangtua dalam semua hal bisa menghalangi anak untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
5. Punya perilaku yang menyimpang
Anak yang terbiasa menghadapi pola asuh yang terlalu keras terkadang menunjukkan perilaku menyimpang sebagai bentuk pelarian dari tekanan yang mereka rasakan. Mereka mulai bersikap agresif dengan melanggar aturan atau ikut dalam kegiatan yang merugikan.
Hal ini mereka lakukan sebagai cara untuk melawan atau mengatasi rasa stres yang mereka rasakan. Perilaku semacam ini bisa menjadi tanda bahwa anak sudah merasa gak aman atau gak dihargai dalam lingkungan yang keras.
6. Empati dan keterampilan sosial berkurang
Mendidik anak dengan keras biasanya justru mengabaikan tentang pentingnya mengajarkan empati dan keterampilan sosial yang sehat. Anak yang sering mendapatkan kritik dan hukuman kurang belajar untuk memahami perasaan orang lain atau gak bisa berinteraksi dengan cara yang positif.
Saat mereka sudah gak mendapatkan contoh perilaku empati dari orangtua, mereka akan kesulitan untuk membangun hubungan yang sehat. Sehingga mereka gak punya rasa saling menghargai dengan teman sebayanya.
Meskipun tujuan orangtua yang keras adalah untuk mendisiplinkan dan memberi motivasi anak, namun kamu juga harus sadar bahwa mendidik anak terlalu keras bisa membawa dampak negatif. Membangun hubungan yang positif dan saling mendukung adalah kunci agar kamu bisa menciptakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan anak.
Baca Juga: 5 Tipe Parenting Orangtua Gen Z untuk Anak Gen Alpha
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.