5 Cara Efektif Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis pada Anak

Keterampilan yang harus diajarkan sedari kecil

Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kemampuan berpikir kritis merupakan modal utama untuk menghadapi tantangan masa depan. Keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan sedari kecil mulai masa anak-anak. Orangtua sebagai panutan anak memiliki peran krusial dalam mengajarkan anak bagaimana berpikir analitis, logis, dan kritis. 

Artikel ini akan membahas cara efektif yang dapat orangtua lakukan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis pada anak. Melalui aktivitas yang menstimulasi anak berpikir, menganalisis, dan mengevaluasi, kemampuan berpikir kritis anak dapat terbentuk. Ini bermanfaat agar anak tumbuh menjadi pribadi mandiri, tangguh, dan mampu mengambil keputusan dengan baik. 

1. Menggunakan permainan yang menuntut perencanaan strategis

5 Cara Efektif Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis pada Anakilustrasi bermain dengan anak (freepik.com/freepik)

Media permainan merupakan alat yang efektif dalam mengasah kemampuan berpikir kritis anak. Misalnya, ajak anak bermain papan balok bersama. Beberapa balok ditumpuk ke atas. Secara bergiliran, orangtua dan anak mengambil salah satu balok dari bawah kemudian meletakkannya kembali di atas. Permainan ini mengasah anak untuk berpikir bagaimana cara agar balok tidak jatuh dan bagian mana yang stabil jika salah satu balok diambil. 

Selain itu, permainan lain yang dapat mengasah pola pikir kritis anak seperti puzzle, papan permainan, sudoku, catur, dan lainnya. Permainan tersebut mengajak anak berpikir sistematis, menganalisis masalah, dan merancang strategi untuk penyelesaian masalah. Dengan cara ini, anak dapat belajar kritis dengan cara yang tidak membosankan. 

2. Melibatkan anak dalam diskusi aktif

5 Cara Efektif Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis pada Anakilustrasi berdiskusi dengan anak (freepik.com/gpointstudio)

Diskusi memberikan kesempatan bagi anak untuk mengemukakan ide, mengajukan pertanyaan, dan menyampaikan pendapat mereka, sehingga merangsang pola pikir kritis. Misalnya, setelah menonton sebuah film bersama, ajak anak untuk berdiskusi tentang karakter, plot, atau pesan moral yang terkandung dalam cerita. Pertanyaan seperti, "Apa pendapatmu tentang keputusan karakter utama?" atau "Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman karakter tersebut?" dapat memicu anak untuk merenung dan mengungkapkan pendapat mereka.

Cara lain yaitu berdiskusi setelah membaca buku bersama. Ajukan pertanyaan tentang apa yang anak pahami dari cerita atau bagaimana tokoh utama menyelesaikan masalah yang dihadapi. Diskusi semacam ini dapat memperluas cara berpikir anak, merangsang imajinasi, memperkaya pemahaman, serta menganalisis informasi yang mereka terima.

3. Berlatih membuat pilihan

5 Cara Efektif Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis pada Anakilustrasi memilih baju (freepik.com/pvproductions)
dm-player

Memberikan kesempatan anak untuk membuat keputusan sendiri, meskipun dalam hal kecil, dapat mengasah kemampuan berpikir kritis. Sebagai contoh, izinkan anak untuk memilih menu makanan yang mereka inginkan. Setelah itu, tanyakan mengapa anak lebih suka makan A daripada B, mengapa memilih itu daripada pilihan lainnya, dan sebagainya. Cara lain yaitu membebaskan anak untuk memilih kegiatan yang mereka inginkan di akhir pekan. 

Proses ini memberikan mereka ruang untuk memikirkan pilihan, mengevaluasi preferensi dan minat pribadi, serta mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang diambil. Mereka menjadi terbiasa untuk menyuarakan pendapat, percaya diri, dan mampu berpikir kritis. Dengan demikian, anak dapat belajar berpikir rasional dan tidak membuat keputusan tanpa dasar yang jelas. 

Baca Juga: 5 Strategi Efektif untuk Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis 

4. Mendorong rasa ingin tahu anak

5 Cara Efektif Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis pada Anakilustrasi anak menjelajah alam (freepik.com/freepik)

Mengembangkan rasa ingin tahu pada anak sangat penting untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Dengan memberi anak kesempatan untuk mempelajari topik-topik yang menarik dan relevan dengan kehidupan, orangtua dapat menumbuhkan rasa ingin tahu mereka. Sebagai contoh, jika anak menunjukkan minat pada hewan, pergilah ke kebun binatang dan ajak mereka berbicara tentang perilaku hewan, habitat, dan adaptasi. 

Selain itu, perkaya wawasan anak dengan informasi yang menarik dan bermanfaat. Berikan mereka buku, artikel, video, atau menjelajah alam yang mendorong mereka untuk bertanya dan berpikir kritis. Ini tidak hanya memenuhi rasa ingin tahu mereka, tetapi juga mengajarkan mereka untuk berpikir kritis, bertanya, dan mencari jawaban. Orangtua yang menanamkan rasa ingin tahu pada anak, dapat membangun dasar yang kuat untuk perkembangan kemampuan berpikir kritis mereka.

5. Mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan

5 Cara Efektif Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis pada Anakilustrasi membaca buku (freepik.com/gpointstudio)

Anak-anak yang terbiasa bertanya akan memiliki keingintahuan yang kuat dan kemampuan untuk berpikir kritis. Oleh karena itu, orangtua dapat merespons pertanyaan anak dengan penuh perhatian dan memberikan tanggapan yang mengajak anak untuk berpikir. Sebagai contoh, jika anak bertanya mengapa langit berwarna biru, ajak mereka untuk mencari tahu jawabannya melalui buku atau sumber lain. Alih-alih memberikan jawaban langsung, cara ini dapat membantu anak berpikir kritis.

Selain itu, mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan membantu mereka memahami bahwa keterbukaan terhadap pertanyaan adalah bagian penting dari belajar. Orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dengan memberikan anak ruang untuk berbicara dan mengekspresikan keingintahuan mereka Mendengar anak bertanya akan banyak hal memang melelahkan, namun dengan cara ini kemampuan berpikir anak dapat terasah. 

Dalam membentuk kemampuan berpikir kritis pada anak, peran orangtua dan lingkungan yang mendukung sangatlah penting. Cara di atas merupakan pendekatan efektif yang dapat orangtua lakukan agar kemampuan berpikir kritis anak dapat terasah. Namun, penting diingat oleh orangtua bahwa setiap anak memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda. Oleh karena itu, fleksibilitas adalah hal utama yang harus orangtua pertimbangkan ketika mengajarkan anak berpikir kritis.

Baca Juga: 5 Manfaat Deep Talk dengan Anak, Dorong Si Kecil Berpikir Kritis

Annisa Isnaini H. Photo Verified Writer Annisa Isnaini H.

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya