TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Sebaiknya Gak Menceritakan Cerita Horor pada Anak

Bisa bikin anak trauma, lho

ilustrasi orangtua yang menceritakan kisah horor pada anak bisa membuat trauma (pexels.com/cottonbro studio)

Parents, pernah gak sih, terpikir untuk menceritakan kisah horor ke anak-anak? Mungkin kamu berpikir ini cuma untuk seru-seruan atau sebagai cara untuk mengisi waktu. Akan tetapi, ternyata ada beberapa alasan kuat kenapa cerita horor sebaiknya dihindari untuk anak-anak. 

Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk berbagi cerita horor sama anak-anak, pertimbangkan dulu dampak-dampak negatifnya, ya. Anak-anak butuh lingkungan yang aman dan nyaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, lho. Berikut lima alasan wajib orangtua gak menceritakan cerita horor pada anak-anak.

1. Risiko mimpi buruk

ilustrasi anak yang mempunyai mimpi buruk (pixabay.com/ThankYouFantasyPictures)

Beberapa cerita horor mungkin mengandung konten grafis atau intens yang jelas gak cocok untuk anak-anak kecil. Parents, cerita-cerita seram dengan hantu yang menakutkan, adegan berdarah, atau kejadian-kejadian menakutkan lainnya. Hal-hal seperti ini bisa bikin mereka jadi terganggu dan kewalahan. 

Cerita horor sering kali mengandung tema-tema yang kompleks dan dewasa, seperti kematian, kehilangan, atau kekerasan, menurut artikel ilmiah yang diterbitkan Researchgate. Beberapa tema ini bisa jadi terlalu berat untuk anak-anak kecil yang belum siap memahami konsep-konsep tersebut. Ini bisa bikin mereka jadi cemas atau takut tanpa alasan yang jelas.

2. Konten yang gak sesuai

ilustrasi anak-anak yang menakuti temannya (pexels.com/Daisy Anderson)

Beberapa cerita horor mungkin mengandung konten grafis atau intens yang jelas gak cocok untuk anak-anak kecil. Parents, cerita-cerita seram dengan hantu yang menakutkan, adegan berdarah, atau kejadian-kejadian menakutkan lainnya. Hal-hal seperti ini bisa bikin mereka jadi terganggu dan kewalahan. 

Cerita horor sering kali mengandung tema-tema yang kompleks dan dewasa, seperti kematian, kehilangan, atau kekerasan. Beberapa tema ini bisa jadi terlalu berat untuk anak-anak kecil yang belum siap memahami konsep-konsep tersebut. Ini bisa bikin mereka jadi cemas atau takut tanpa alasan yang jelas.

Baca Juga: 4 Alasan Orang Tertarik dengan Cerita Horor

3. Rasa takut dan kecemasan

ilustrasi anak kecil yang merasa takut (pexels.com/Ahmed akacha)

Mengekspos anak-anak pada cerita horor bisa meningkatkan tingkat ketakutan dan kecemasan mereka. Ketakutan ini bisa jadi berlebihan dan mengganggu keseharian mereka, lho. Anak-anak bisa jadi takut sama gelap, suara-suara aneh, atau bahkan bayangan di dinding, berdasarkan Parents.

Parents, anak-anak masih dalam tahap perkembangan emosional yang penting. Rasa takut dan kecemasan yang berlebihan bisa menghambat perkembangan emosional mereka, nih. Anak-anak jadi sulit merasa aman dan nyaman di lingkungan sekitarnya. Padahal, perasaan aman itu penting banget buat mereka agar bisa tumbuh dengan baik dan bahagia.

Di samping itu, ketakutan dan kecemasan yang ditimbulkan dari cerita horor bisa mengganggu kemampuan anak-anak untuk menghadapi tantangan di kehidupan nyata. Kalau mereka sudah takut duluan sama hal-hal yang gak nyata, bagaimana mereka bisa berani menghadapi tantangan yang sebenarnya? 

4. Kurangnya kedewasaan emosional

ilustrasi seseorang sedang ketakutan (pexels.com/SHVETS production)

Jadi begini, anak-anak itu kan masih dalam tahap perkembangan emosional. Mereka belum punya kemampuan yang cukup buat memproses emosi-emosi kompleks yang muncul dari cerita horor. Mereka lebih rentan merasa takut dan cemas kalau mendengar atau melihat sesuatu yang menyeramkan.

Selain itu, anak-anak masih dalam proses belajar membedakan antara kenyataan dan imajinasi, menurut Psychology Today. Cerita horor seringkali bikin mereka bingung karena gak bisa memisahkan mana yang nyata dan mana yang cuma fiksi. Akibatnya, mereka bisa jadi berpikir kalau hantu atau monster beneran ada dan bisa muncul kapan saja. 

Terus, ada juga faktor lain yang gak kalah penting, yakni dampak jangka panjangnya. Ketakutan yang terus-menerus bisa mempengaruhi kesehatan mental anak-anak. Orangtua tentunya gak mau hal ini terjadi, makanya mereka lebih memilih cerita-cerita yang menyenangkan dan mendidik, ya.

Verified Writer

Lathiva R. Faisol

Senang membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya