Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sebagai ibu pekerja, mengalami guilty feeling atau perasaan bersalah karena telah meninggalkan anak-anaknya adalah hal yang wajar. Di satu sisi ibu ingin menemani dan mendampingi tumbuh kembang anak, namun sisi lain kewajiban sebagai pekerja banyak menyita waktu sehingga kesempatan untuk bersama dengan anak menjadi terbatas. Kondisi ini seringkali menjadikan seorang ibu merasa bersalah.
Sebenarnya perasaan bersalah karena menjadi seorang ibu pekerja dapat diatasi dengan berbagai macam cara. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi guilty feeling pada ibu pekerja karena tinggalkan anak. Para ibu pekerja, baca sampai habis, yuk!
1. Ubah suduh pandang
ilustrasi bekerja (pixabay.com/bernal1) Rasa bersalah biasanya muncul karena adanya perspektif bahwa menjadi ibu pekerja berarti mengabaikan anak. Perspektif seperti ini dapat memberikan tekanan emosional pada ibu pekerja yang menyebabkan perasaan bersalah semakin besar.
Jangan berfokus pada konsekuensi yang harus dialami ibu pekerja karena harus meninggalkan anak, melainkan fokuskan pada manfaat dan tujuan yang dicapai. Misalnya seorang ibu bekerja untuk mencapai stabilitas finansial yang juga memberi manfaat untuk mencukupi kebutuhan anak-anak.
Perhatikan juga manfaat lain yang didapat ketika menjadi ibu pekerja. Misalnya mengajarkan anak tentang ketangguhan dan kemandirian, serta memberi contoh pada anak-anak untuk bekerja keras.
Baca Juga: 7 Tanaman Hias Outdoor yang Bisa Bertahan di Cuaca Ekstrem
2. Sikapi komentar negatif dengan bijak
ilustrasi makan di restoran (pixabay.com/Fill1970) Komentar negatif karena harus bekerja dan meninggalkan anak seringkali diterima oleh para ibu pekerja. Jika tidak disikapi dengan bijak, komentar negatif yang diterima ibu pekerja dapat memberikan tekanan emosional, menurunkan rasa percaya diri bahkan memberikan perasaan bersalah yang semakin besar pada ibu pekerja.
Penting untuk ibu pekerja agar bisa menyikapi komentar negatif yang diterima dengan bijaksana. Jika memungkinkan, ibu bisa menjelaskan mengenai manfaat yang didapat oleh anak ketika memiliki ibu pekerja, misalnya kesempatan untuk belajar mandiri dan manfaat finansial. Namun jika tidak, abaikan saja komentar negatif tersebut.
3. Manfaatkan waktu berkualitas
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi ibu bekerja (pixabay.com/finelightarts) Waktu yang dimiliki oleh ibu pekerja untuk bersama-sama dengan anak memang tak banyak. Oleh karena itu, gunakan waktu di luar pekerjaan untuk menjalin ikatan emosional dengan anak secara efektif.
Saat sedang bersama-sama dengan anak, usahakan untuk memberikan perhatian penuh padanya. Luangkan waktu untuk bermain bersama anak atau sekedar berbicara tentang aktivitasnya seharian sebelum tidur. Pahami bahwa ketika ibu tak bisa memberikan kuantitas waktu yang banyak, maka tingkatkan kualitas kebersamaan.
4. Jalin komunikasi dengan anak
ilustrasi komunikasi ibu dan anak (pixabay.com/edsavi30) Jalin komunikasi yang baik dengan anak. Meskipun ibu pekerja tak selalu bersama setiap saat dengan anak, namun pastikan kita tetap dapat terhubung dengan anak-anak setiap waktu. Manfaatkan teknologi yang ada untuk berkomunikasi, misalnya dengan melakukan panggilan telpon atau mengirim pesan teks untuk menanyakan kondisi anak saat ibu bekerja.
Jika anak sudah cukup besar, jelaskan pada mereka mengapa ibu harus bekerja dan apa manfaatnya untuk anak dan keluarga. Hal ini bisa membantu anak memahami situasi yang terjadi dan mengurangi rasa bersalah sebagai ibu pekerja.