TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

#MahakaryaAyahIbu: Kaleidoscope Memori Tentang Ayah dan Ibu

Jika aku bisa memutar balik waktu, memori inilah yang akan aku persembahkan pada Ayah dan Ibu.

Internet

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Jika diibaratkan, maka memori yang dimiliki seorang anak kepada orangtuanya hampir sama seperti ketika kau melihat ke dalam sebuah kaleidoskop. Ya, kepingan warna yang membentuk suatu spektrum warna unik adalah penggambaran paling tepat untuk menggambarkan suatu memori yang tercipta. Karena semua memori terlihat begitu semu, rapuh, namun tetap mengandung unsur keindahan yang membuatmu tertarik untuk mengingat dan mengenangnya. Sama seperti memori tentang Ayah dan Ibu, yang mengandung unsur keindahan sehingga kau tidak akan melupakannya. 

First Color: Sky Blue

Internet

Aku berjalan menyusuri suatu halaman berumput yang merupakan pekarangan depan rumahku. Hari itu cuaca cerah, matahari bersinar begitu terang dan langit terlihat berwarna biru muda dengan gumpalan awan kapas tipis yang bertebaran di udara. 

Ini adalah memoriku saat aku baru saja mulai bersekolah. Aku ingat Ibu tersenyum padaku seraya memakaikan topi seragam TK padaku sementara Ayah memberikan ranselku.

Mereka mengantarku ke gerbang sekolah dan aku berjalan masuk ke dunia baru, sekolah. Ya, suatu dunia baru dimana aku yang dulunya hanya selalu bersama Ayah dan Ibu akan memulai suatu petualangan baru di dunia kecil bernama sekolah. Aku ingat senyum bangga Ayah, Ibuku dan jika aku mampu memutar balik waktu, maka memori pertama inilah yang akan aku tunjukkan pada mereka. 

Second Color: Grey

wallpaperscraft.com

Hari itu, hujan turun menghantam bumi. Langit mendung berwarna abu-abu menggantung di angkasa dengan tumpahan air langit dan juga suara guntur yang menghiasi udara. Abu-abu adalah warna yang menggantung di udara, sama seperti memoriku mengenai hari itu.

Hari itu, untuk pertama kalinya aku membentak dan memarahi Ibuku, wanita paling berjasa sekaligus paling hebat dalam hidupku. Ini semua terjadi karena aku, saat remaja, yang masih dalam gejolak hormon yang menguasai, membentak Ibuku lantaran aku menduga dia mencoba menghalang-halangi aku dalam pergaulan.

Aku masih ingat teriakan marah yang kuberikan pada Ibuku dan juga wajah sendu Ibuku. Aku ingat aku berlari keluar meninggalkan Ibuku, membiarkan tubuhku terguyur tumpahan air langit dan tertempa udara basah dan dingin khas hujan. Aku ingat aku bertemu ayahku dan ayahku memanggilku, memanggil namaku, tapi aku mengacuhkannya. Aku tetap berlari meninggalkan mereka, kedua orang paling berarti dalam hidupku, Ayah dan Ibuku.

Jika saja aku bisa memutar balik waktu, aku ingin sekali menunjukkan memori ini pada Ayah dan Ibuku. Karena aku sangat ingin memperbaikinya, aku ingin mengulang waktu dan menghindari kesalahan yang terjadi pada hari itu. Aku ingin sekali mengganti memori berwarna abu-abu ini dengan memori yang lebih indah dan cerah.

Third Color: Magenta

Internet

Jika banyak orang mengatakan kasih orangtua akan terus mengiringi langkahmu seumur hidupmu, maka aku akan mengatakan bahwa pendapat itu memang benar adanya. Ya, karena kasih sayang Ayah dan Ibu memang tidak akan lengkang oleh waktu, tidak peduli seberapa besar kesalahan yang pernah kau perbuat, jiwa pemaaf orangtua dan kasih sayang orangtua tidak akan pernah putus padamu. Aku masih mengingat hari itu.

Hari itu adalah hari kelulusanku dari jenjang pendidikan sekolah. Tersenyum bahagia melihat senyumanku yang sangat bangga bisa menyelesaikan jenjang pendidikan utama dan nantinya akan bersiap menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mahasiswa. Aku ingat senyuman bangga Ayah dan senyuman bahagia penuh haru dari Ibu.
Memori ini seperti warna magenta. Lembut, indah, dan hangat disaat yang bersamaan.

Memori berwarna magenta ini adalah yang ingin aku tunjukkan selanjutnya pada Ayah dan Ibuku. Aku ingin menunjukkan pada mereka seberapa bahagia dan bangganya aku memiliki mereka sebagai orangtua mereka. Dan aku juga ingin menunjukkan ulang janji yang aku ucapkan, janji bahwa aku akan tumbuh menjadi orang dewasa yang membanggakan untuk mereka.

Fourth Color: Rainbow

Internet

Memori bersama orangtua adalah sesuatu yang berharga dan penuh warna. Dan semuanya memiliki kecerahan dan kontrasnya masing-masing. Dan jika kau menyatukan semua kepingan itu dalam ingatanmu, maka kau akan mendapatkan warna pelangi yang indah. Karena itu, jika aku bisa memutar balik waktu, aku ingin menunjukan memori ini pada mereka.  

Writer

Nurlaila Shobarriah

Ordinary on the outside, extraordinary on the inside.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya