Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Saat toddler atau balita menunjukkan perilaku memukul, hal tersebut kerap membingungkan banyak orang tua. Kamu mungkin bertanya-tanya, apa yang menyebabkan anak polos ini mengekspresikan dirinya dengan cara yang kasar?
Sebenarnya, perilaku balita yang kerap memukul merupakan bagian dari tahap perkembangan normalnya. Dia mungkin sedang mencoba memahami batasan-batasan fisik dan sosial. Namun, ada juga beberapa faktor lain yang melatarbelakanginya. Simak terus buat tahu jawaban dari para ahli!
1. Sedang mencoba berkomunikasi
ilustrasi ayah dengan anaknya (pexels.com/August de Richelieu) Kemampuan bahasa dan penguasaan kosa kata balita masih sangat terbatas. Anak umumnya akan menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan dan mengomunikasikan emosi yang sedang dirasakannya. Sehingga, banyak di antara mereka saat merasa lapar, bosan, lelah, marah, dan sebagainya akan menunjukkan perilaku khusus seperti menangis, berteriak, hingga memukul.
Miriam Schechter, seorang profesor pediatri, dikutip Parents, mengungkapkan, "Karena kosakata balita belum sepenuhnya berkembang, maka mereka akan cenderung menggunakan tubuhnya untuk menunjukan perasaan atau membalas perilaku orang lain".
2. Mengalami hari yang buruk
ilustrasi ayah menggendong anaknya (pexels.com/Phil Nguyen) Penyebab selanjutnya yang membuat anak menunjukkan perilaku memukul adalah ia mungkin mengalami hari yang buruk. Hal tersebut bisa terjadi ketika balita merasa gak nyaman dengan lingkungan sekitar dan membuatnya jadi rewel.
Dr. Schechter menyebut, anak umumnya gak punya keterampilan untuk mengatasi kondisi ini. Sehingga yang bisa dia lakukan adalah dengan memukul orang-orang di sekitarnya.
"Kondisi ini bahkan bisa terjadi pada anak-anak yang sebelumnya gak pernah menunjukkan perilaku memukul atau menggigit. Anak akan kehilangan kendali tersebut saat ia merasa stres di penghujung hari yang melelahkan," tambahnya.
3. Meniru orang lain
ilustrasi anak bermain dengan temannya (pexels.com/Alex Green) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Lingkungan bermain anak juga bisa jadi pemicu selanjutnya yang membuat ia suka memukul. Sudah bukan rahasia lagi, jika anak adalah peniru yang andal, sehingga ketika ia melihat anak lain atau saudaranya bermain perkelahian dengan temannya, maka ia akan punya keinginan untuk melakukan hal serupa.
Dilansir Parents, Jennifer Shu, seorang dokter anak, menjelaskan, untuk beberapa anak, perilaku senang memukul bisa dipicu karena faktor coba-coba. Ia mungkin melihat orang lain memukul dan mulai berpikir juga penasaran tentang bagaimana sensasi atau rasanya memukul orang lain.
Baca Juga: 5 Bentuk Stimulasi pada Balita saat Bangun Tidur, Beri Pelukan!
4. Balita masih belum paham cara memproses emosi dan perasaannya
ilustrasi anak merajuk (pexels.com/Ketut Subiyanto) Alasan lain yang melatarbelakangi perilaku tersebut adalah balita masih belum paham tentang cara memproses emosi yang dirasakannya. Gak seperti orang dewasa bisa bersikap lebih tenang, balita belum tahu bagaimana cara mengendalikan emosi, memahami perasaan, dan bereaksi.
Alexandra Frost (penulis) dan Karen Gill (dokter anak), dikutip Healthline, memaparkan, balita mungkin menginginkan sesuatu, merasa marah, atau merasa temannya telah bersikap buruk terhadap dirinya. Dia gak tahu bagaimana cara meresponsnya dan dia akan mengungkapkan hal tersebut lewat pukulan.