Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menghadapi anak-anak memang bukanlah hal yang mudah. Tingkah laku beragam yang dilakukan oleh mereka terkadang mendatangkan rasa frustasi kepada para orangtua dan orang-orang terdekatnya.
Alih-alih memarahi, lantas bagaimana cara menangani tingkah anak yang membuat frustasi ini? Mari, kita pelajari bersama lewat rangkuman di bawah ini terkait cara-cara yang bisa dilakukan.
1. Pahami perspektif anak saat dia mulai tidak mendengarkan
ilustrasi orangtua berusaha mendengarkan anak (pexels.com/Pixabay) Salah satu sikap anak yang sering kali membuat para orangtua frustasi adalah ketika mereka mulai tidak mendengarkan perkataan dan mengabaikannya. Menyikapi hal tersebut, orangtua mungkin bisa mulai memahami perspektif anak dengan baik tentang apa yang menyebabkan mereka berperilaku seperti itu.
"Sebagai orangtua, kita sering mengambil kesimpulan bahwa anak dengan sengaja tidak mendengarkan kita. Namun, terkadang mereka hanya teralihkan perhatiannya atau terlalu asyik untuk diperhatikan," jelas Shefali Tsabary, PhD., penulis buku dikutip Parents.
2. Beri konsekuensi
ilustrasi anak dinasihati (pexels.com/August de Richlieu) Saat anak membuat frustasi karena tidak mengindahkan peringatan orangtua, mungkin perlu ditindaklanjuti dengan sebuah konsekuensi. Biasanya, orangtua akan mendiami anak dan berhenti memberi mereka perhatian.
Dilansir Verywell Family, Amy Morin LCSW seorang psikoterapis menjelaskan, bahwa ketika anak berubah menjengkelkan dan agresif, coba hilangkan perhatian sejenak. Biarkan anak merasakan konsekuensi akibat perilakunya agar membantu anak belajar ke depannya.
Baca Juga: Kredibali Memupuk Harapan Anak-anak di Desa Pemuteran
3. Ajak anak berbicara saat mereka mulai membalas perkataan orangtua dengan kasar
ilustrasi anak bertingkah menyebalkan (pexels.com/Keira Burton) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sejatinya, anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya. Maka dari itu, tak heran mengapa orangtua perlu menjaga sikap dan tutur katanya di depan buah hatinya. Hal tersebut mendukung fakta bahwa bisa saja anak membalas perkataan orangtua dengan sama kasarnya ketika saat merasa marah, karena mereka meniru apa yang dilakukan kedua orangtuanya.
"Anak kamu mungkin marah kepadamu. Tetapi, mereka hanya meniru apa yang mereka dengar dari kamu atau anak lain," kata Laura Markham, Ph.D, penulis buku bertajuk Peaceful Parent, Happy Kids, dilansir Parents.
4. Contohkan perilaku lembut ketika anak mulai agresif
ilustrasi anak dinasihati (pexels.com/Monstera) Orangtua mungkin akan menemukan sikap anak yang menjadi agresif secara mendadak dan menimbulkan rasa frustasi. Meski tidak semua tindakan agresif anak mengarah pada fisik, orangtua perlu segera mengatasinya.
Adapun cara utama yang harus dilakukan ialah memberikan contoh bagaimana berperilaku lembut dan seharusnya memperlakukan orang lain. Orangtua juga bisa menyarankan beberapa cara yang mungkin dapat di terima anak untuk mengungkapkan rasa frustasinya.
Baca Juga: 5 Tips Membaca untuk Orang Dewasa, Jangan Kalah dari Anak-anak