TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Tak Perlu Merasa Bersalah Titipkan Anak di Daycare

Jangan merasa gagal menjadi orangtua yang baik

ilustrasi suasana daycare (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Daycare atau tempat penitipan anak sering menjadi pilihan untuk pasangan suami istri yang sama-sama bekerja. Khususnya, keduanya bekerja di luar rumah. Namun, adanya kemudahan ini ternyata juga menciptakan persoalan baru. Tak melulu terkait biayanya, melainkan lebih pada perasaan bersalah orangtua sendiri.

Dengan menitipkan anak di daycare dari pagi sampai sore, kamu dan pasangan bisa merasa buruk sebagai orangtua. Seolah-olah kalian melempar tanggung jawab sebagai orangtua ke orang lain, lebih suka mengejar uang serta karier pribadi, dan sebagainya. Kalian juga takut kalau-kalau anak menjadi lebih dekat dengan orang lain ketimbang orangtua kandungnya.

Semua kecemasan di atas wajar mengingat besarnya kasih sayang kalian pada anak. Akan tetapi, rasa bersalah itu juga mesti diatasi supaya kalian tidak mengambil keputusan yang kurang tepat. Seperti kamu atau pasangan buru-buru resign dari pekerjaan. Enam alasan berikut membantu kalian memperkuat keyakinan untuk meneruskan keputusan menitipkan anak di daycare tanpa guilty feeling.

1. Kamu dan pasangan bekerja juga untuk anak

ilustrasi suasana daycare (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Setelah kalian menjadi orangtua, semua hal yang dilakukan utamanya ditujukan buat anak. Apalagi tentang hasil kerja kalian. Memenuhi tuntutan tugas dan menyenangkan atasan hanyalah sebagian kecil dari cita-citamu. Bagian terbesarnya justru dalam rangka mengupayakan kehidupan dan masa depan yang baik buat anak.

Kalian berharap mampu menyekolahkannya di sekolah sampai kampus terbaik atau sesuai keinginannya. Jika anak sakit, kamu dan pasangan juga ingin bisa memberikan pengobatan serta fasilitas di rumah sakit yang cukup nyaman. Pun ketika kalian tua nanti tidak mau menjadi beban finansial buatnya.

Maka sejak dini dirimu serta pasangan sama-sama bekerja keras untuk menyiapkan dana pendidikan anak, asuransi keluarga, plus tabungan pensiun kalian berdua. Seluruhnya bermuara pada kehidupan anak yang sejahtera. Kalaupun ada beberapa orang yang menilai kalian egois dengan bekerja dan menitipkan anak di daycare, biarkan saja.

Kalian punya rencana dalam rumah tangga serta cara yang berbeda untuk mencapai impian. Jangan biarkan komentar orang menjadi teror mental buat kalian. Saat salah satu merasa rapuh serta ragu dengan keputusan bersama, pasangan mesti menguatkannya kembali.

2. Realistis, kalian gak bisa bawa anak ke kantor

ilustrasi makan bersama (pexels.com/Naomi Shi)

Seandainya kantor memperbolehkan karyawan ditemani anak selama bekerja, tentu banyak orangtua dengan senang hati melakukannya. Akan tetapi, hampir semua tempat kerja tidak memperbolehkannya karena gangguannya bakal besar. Bahkan lingkungan kerja dapat membahayakan keselamatan anak.

Beberapa kantor dengan perhatian lebih pada karyawan yang mempunyai anak kecil membuat daycare sendiri. Sehingga lokasinya lebih dekat dengan kantor dan ini akan mengurangi kecemasan karyawan yang mesti meninggalkan anaknya di sana. Mereka bisa secara berkala menengok anak.

Namun, bila kantormu tidak mempunyai fasilitas ini dan kamu mesti menitipkan anak di tempat yang lebih jauh, jangan pula merasa bersalah. Ini tetap solusi untuk persoalan pengasuhan anak selama dirimu serta pasangan harus bekerja. Hidup butuh solusi dan kalian telah mendapatkannya.

Baca Juga: 4 Tantangan saat Menitipkan Anak ke Daycare, Merasa Bersalah?

3. Tak semua orang bisa bekerja dari rumah dan penghasilannya cukup

ilustrasi bekerja dari rumah (pexels.com/Marcial Comeron)

Barangkali kamu atau pasangan juga pernah mencoba melakukannya. Tentu akan baik sekali untuk kalian jika bisa bekerja dari rumah serta mengasuh anak sendiri. Akan tetapi, kenyataannya ini tak semudah membalik telapak tangan. Sebagian orang mungkin sukses dengan bekerja dari rumah.

Namun, tidak demikian dengan kalian. Atau akhirnya bakal berhasil juga apabila kalian menekuninya lebih lama. Masalahnya, selama proses itu biaya hidup tidak berhenti mengalir. Pun sudah ada anak yang kesejahteraannya mesti dijamin oleh orangtua. 

Sementara itu, di luar sana ada kesempatan yang lebih menjanjikan dari segi pendapatan. Maka kalian memutuskan buat menitipkan anak di daycare. Keputusan praktis begini sama sekali tidak buruk. Hidup mesti dihadapi dengan skala prioritas.

Bila kalian belum memungkinkan buat bekerja dari rumah dan mendapatkan cukup uang, utamakan bekerja di kantor saja dulu. Ini gak berarti kalian mengorbankan anak dengan menempatkannya di daycare. Kalian hanya sedang berjuang yang ujung-ujungnya untuk anak juga.

4. Di kasusmu, daycare mungkin lebih baik dari ART atau babysitter

ilustrasi suasana daycare (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Lebih baik di sini berarti juga disesuaikan dengan karakter serta keinginan anak. Memang mayoritas anak paling nyaman berada di rumah ketimbang tempat-tempat asing lainnya. Namun, situasinya bakal berbeda kalau ia harus berada di rumah berdua saja dengan ART atau babysitter. 

Bukannya nyaman, anak malah ketakutan dan gak mau melakukan apa-apa. Sementara itu, adanya anak-anak lain dan pengasuh yang lebih dari satu di daycare membuatnya merasa lebih aman. Atau, kalian bahkan punya pengalaman buruk ketika menitipkan anak ke ART dan babysitter. 

Baik rasa trauma anak maupun orangtua mesti dipertimbangkan dalam memutuskan pengasuhan anak selanjutnya ketika kalian kudu bekerja. Tempat penitipan anak bisa dipilih karena mencari ART yang mau menjaga anak atau babysitter yang tepercaya juga gak mudah. Sementara daycare selalu siap menerima kepercayaan dari para orangtua yang bekerja.

Baca Juga: 5 Pro dan Kontra Menitipkan Anak di Daycare, Tertarik?

5. Pilih daycare terbaik dengan hati-hati

ilustrasi suasana daycare (pexels.com/Artem Podrez)

Lebih penting dari kalian sibuk memikirkan benar atau salah menitipkan anak di daycare adalah memilih tempat penitipan anak yang terbaik. Perhatikan betul reputasi setiap daycare yang ada di kotamu. Sekali terjadi kasus yang membahayakan anak yang dititipkan di sana, gak usah coba-coba.

Cari tahu latar belakang pendiri serta para pengasuhnya. Daycare yang dikelola secara profesional mesti mempunyai fasilitas yang sesuai untuk anak serta tidak hanya membiarkan anak bermain seharian. Kegiatan-kegiatannya mesti disusun berdasarkan prinsip edukasi untuk anak sehingga membantu tumbuh kembangnya.

Apabila kalian berhasil menemukan tempat penitipan anak yang bagus, ini justru akan sangat membantu persiapannya masuk PAUD atau TK. Anak belajar bersosialisasi dengan teman sebaya, mematuhi peraturan, menghormati orang yang lebih tua, lebih mandiri, bahkan bisa makan sayur dan buah yang belum tentu mau dilakukannya di rumah. Daycare yang bagus tak selalu mahal, tetapi orang-orang yang bekerja di sana berkompeten dalam mengasuh anak.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya