TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Memotivasi Anak Pemalu untuk Ikut Lomba 17 Agustus

Usahakan terlibat lomba untuk melatih ketangkasan anak

ilustrasi keluarga (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak dengan karakter pemalu memerlukan dukungan lebih besar agar ia berani tampil di depan banyak orang. Termasuk untuk mengikuti lomba 17 Agustus di lingkungan tempat tinggal. Ketika teman-teman sebayanya langsung antusias dan ikut lomba tanpa perlu disuruh orangtua, anakmu malah tidak mau.

Ia lebih suka bersembunyi di rumah, sibuk dengan kegiatannya sendiri, bahkan menonton kawan sebaya berlomba pun enggan. Kamu sebaiknya gak membiarkan anak selamanya begini. Anak pemalu juga perlu sesekali ditarik keluar dari zona nyamannya. Bila tidak, sifat pemalunya lama-lama berubah menjadi penakut.

Anak juga akan kesulitan bersosialisasi dengan kawan seumurnya. Bahkan dia makin tak tertarik dengan segala bentuk kompetisi sehingga tidak punya prestasi. Mengikuti aneka perlombaan 17 Agustus di sekitar rumah bisa menjadi latihan awal agar sifat pemalunya gak menjadi hambatan di kemudian hari. Coba enam tips memotivasi anak pemalu untuk ikut lomba 17 Agustus berikut ini agar dirinya mau terlibat, setidaknya pada satu perlombaan.

1. Mengiming-imingi dengan hadiahnya

ilustrasi sekelompok anak (pexels.com/Kampus Production)

Di setiap lomba 17 Agustus pasti disediakan berbagai hadiah. Memang tidak semua peserta lomba akan mendapatkannya. Hadiah biasanya hanya diberikan untuk juara 1 sampai 3. Meski isi hadiah tidak diberitahukan di awal, kamu dapat mencari tahu dari para panitia lomba.

Atau, cukup katakan pada anak bahwa apa pun hadiahnya nanti pasti sesuatu yang berguna. Hadiah berupa makanan ringan dapat langsung dinikmati setelah diberikan. Sementara hadiah berisi perlengkapan sekolah seperti alat tulis bisa segera dipakai untuk belajar di kelas. 

Walaupun hadiahnya sederhana dan orangtua juga sudah biasa membelikannya, anak dapat termotivasi dari caramu mengatakannya. Dia menjadi lebih tertarik buat ikut lomba dan berusaha memenangkannya. Soalnya kalau ia sekadar ikut tanpa usaha buat menang, dia akan kalah serta tidak mendapatkan apa-apa.

Baca Juga: 12 Ide Cosplay Karnaval Agustusan, Tampilkan Semangat Kemerdekaan

2. Jelaskan keseluruhan manfaat yang akan dirasakan

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Budapest.J)

Anak-anak memang lebih mudah tertarik pada iming-iming hadiah. Tapi bukan berarti kamu tidak perlu menjelaskan manfaat lain dari mengikuti lomba 17 Agustus. Terlebih kalau hadiahnya sudah sering diperoleh dari kedua orangtua. Anak dapat makin kurang tertarik buat mengikuti perlombaan.

Sampaikan berbagai manfaat ikut lomba di sekitar rumah, seperti dia menjadi punya lebih banyak teman. Sebab kawan tidak terbatas hanya di lingkungan sekolah. Biar ketika anak libur tetap memiliki teman bermain, yaitu anak-anak tetangga. Lomba-lombanya yang seru pun akan membuatnya gembira.

Untuk anak yang sudah bersekolah, mengikuti lomba 17 Agustus pada sore hari juga bisa sekalian refreshing dari pelajaran. Syukur-syukur anak bisa menang lomba. Namun, kalau ia kalah pun tidak apa-apa. Masih banyak manfaat yang diperoleh selain hadiah dari panitia. Cukup nikmati saja keseruannya dan apa pun hasilnya nanti.

3. Ikutkan anak di lomba yang sesuai untuknya

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Tuấn Kiệt Jr.)

Anak yang belum pernah mengikuti lomba mungkin bingung mengenai kompetisi yang cocok untuknya. Terlebih dengan karakternya yang pemalu, ia pasti gak mau ikut lomba yang lucu-lucu seperti berjoget. Jika demikian, pilihkan lomba yang lebih memerlukan fokus tinggi. Misalnya, membawa kelereng dengan menggunakan sendok.

Adu kecepatan dan kehati-hatian tidak mengundang tawa seperti lomba joget atau pecah air yang pesertanya bisa berjalan terlalu jauh karena kedua matanya ditutup. Bila karakter anak lebih serius lagi dan sangat suka belajar, ikutkan saja di lomba cerdas cermat. Adu wawasan akan memberikan rasa bangga pada anak.

Kalau ada lomba yang tidak memerlukan anak tampil di depan para penonton akan lebih baik lagi. Misalnya, lomba mewarnai. Semua peserta cukup duduk dengan tenang serta mewarnai gambarnya. Hasilnya dikumpulkan untuk dinilai juri. Anak baru akan tampil buat menerima hadiah apabila memenangkan lomba.

4. Orangtua juga ikut lomba

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Selain lomba untuk anak-anak, biasanya juga ada lomba buat orang dewasa. Pastikan kamu dan pasangan mengikutinya. Ini penting untuk menjadi contoh buat anak dan meningkatkan semangatnya. Kalau orangtua saja enggan berpartisipasi, anak apalagi. Sama sepertimu, ia akan menganggapnya kurang penting.

Begitu pula apabila ada lomba yang setiap timnya beranggotakan keluarga. Ini bagus sekali untuk menghidupkan keberanian anak. Sebelum ia mulai mengikuti lomba yang bersifat individual, kalian dapat mendaftar di kompetisi beregu. Anak yang pemalu sekalipun bakal jauh lebih percaya diri kalau berlomba satu tim dengan ayah dan ibu.

Bahkan jika dirimu serta pasangan aktif mengikuti lomba, anak tidak perlu disuruh pun pasti sudah minta sendiri buat jadi peserta. Sebaliknya apabila kamu hanya sibuk mendorong anak tapi tak pernah ikut lomba juga, nanti ia malah memprotesmu. Boleh jadi sebetulnya kalian sama-sama pemalunya dan mesti berjuang bareng agar lebih percaya diri.

5. Kasih tambahan hadiah di rumah

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Anil Sharma)

Tambahan hadiah di rumah dimaksudkan supaya motivasi anak berlipat. Juga untuk mengantisipasi kalau-kalau anak sama sekali gak menjadi juara dan tidak memperoleh hadiah dari panitia. Nanti dia kecewa berat serta kapok sehingga tahun menolak mengikutinya lagi. 

Sebagai orangtua, kamu harus bisa mengapresiasi usaha anak baik dia menang atau kalah. Hadiahnya tak perlu mahal-mahal bahkan dapat dibuat sendiri di rumah. Misalnya, makanan kesukaannya. Katakan pada anak sebelum lomba dilaksanakan bahwa dirimu sudah menyiapkan hadiah buatnya apa pun hasil lomba nantinya.

Kecemasan anak pun menjadi berkurang dan ia akan tampil tanpa beban dalam perlombaan. Paling menyenangkan baginya memang mendapatkan dua hadiah sekaligus. Tapi jika dia harus kalah, minimal sudah pasti akan tetap mendapatkan hadiah di rumah. Anak gak bakal pulang sambil menangis apabila kalah dalam lomba.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya