TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sebab Anak Tantrum saat Diajak Berlibur, Bikin Pengin Cepat Pulang

Belum bisa adaptasi dengan perubahan rutinitas

ilustrasi anak tantrum (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Orangtua tentu memerlukan liburan buat refreshing dari kesibukan sehari-hari. Juga dalam rangka menjalin silaturahmi dengan keluarga besar, utamanya bagi kamu yang merantau. Mumpung waktu serta dananya ada, kamu dan pasangan sepakat buat membawa anak-anak berlibur.

Harapannya tentu liburan berjalan lancar serta menyenangkan. Baik selama di perjalanan, menginap di hotel atau rumah saudara, hingga mengunjungi berbagai lokasi wisata. Liburan bersama juga menjadi cara memperkenalkan anak ke dunia luar dan memberinya pengalaman baru.

Namun, bagaimana kalau anak malah tantrum selama liburan? Mending, jika kamu mengerti penyebab anak tantrum sehingga dapat cepat mengatasinya. Bila tidak, anak yang rewel tambah susah untuk ditenangkan. Biasanya, kejadian tantrum pada anak ketika berlibur dipicu oleh enam hal berikut.

1. Capek

ilustrasi anak tantrum (pexels.com/Helena Lopes)

Ukuran capek pada anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Kamu yang sudah tahu betul apa itu liburan mungkin masih sangat bersemangat meski sudah menempuh perjalanan berjam-jam lamanya. Sementara itu, anak lebih mudah merasa lelah dan bosan dalam perjalanan.

Ditambah ia belum punya gambaran tentang tujuan wisata sehingga rasa capeknya berlipat-lipat. Anak tidak mampu membayangkan rasa senang selepas tiba di tempat tujuan. Dia semata-mata gak tahan lagi dengan rasa lelah yang mendera tubuh kecilnya.

Kalaupun anak tidur di sepanjang perjalanan, nanti ia bisa kelelahan setelah asyik bermain atau berlarian. Masalahnya, anak-anak tidak otomatis berhenti bermain dan tidur ketika merasa capek. Ia seperti terus memaksakan diri buat bermain sampai lelah dan kantuk tak tertahankan sehingga ia menjadi rewel.

2. Tempat berlibur kurang nyaman untuk anak

ilustrasi anak tantrum (pexels.com/Phil Nguyen)

Mengajak anak berlibur berarti harus memahami serta mengutamakan kebutuhan-kebutuhan anak. Kalau ada kebutuhannya yang terabaikan, mudah sekali untuknya merasa tidak nyaman. Salah satunya, tentang cuaca yang panas.

Kamu memang gak bisa mengendalikan faktor cuaca. Namun, jika tahu hari ini sangat panas lebih baik lokasi wisatanya dipindah biar anak merasa lebih nyaman. Contohnya, daripada pergi ke pantai lebih baik berwisata indoor. Pergi ke pantainya saat matahari hampir tenggelam saja sehingga lebih sejuk.

Bahkan pemilihan tempat makan yang pemandangannya kurang indah saja bisa bikin anak cepat bosan. Bila anak sudah merasa tidak nyaman di suatu tempat, tantrum pun terjadi. Ia tidak ingin berada di tempat tersebut lebih lama lagi.

3. Banyak orang asing di sekitarnya

ilustrasi anak tantrum (pexels.com/Ron Lach)

Anak yang belum bersekolah sangat sensitif dengan keberadaan orang asing. Ia mudah merasa cemas apalagi kalau orang asingnya banyak. Dalam hal ini, semua saudara yang jarang sekali bertemu dengannya terasa asing buat anak. 

Maka kecemasan anak akan terpisah dari orangtua menjadi lebih tinggi. Kamu menjauh sebentar darinya, anak sudah merasa dalam bahaya. Ia menjadi sedikit-sedikit menangis dengan harapanmu selalu ada di dekatnya.

Meski kamu ingin memperkenalkan anak pada lingkungan yang lebih luas serta orang-orang baru, lakukan secara perlahan-lahan. Jika anak masih tampak terlalu tidak nyaman, jangan pernah meninggalkannya sendirian atau bersama saudara yang gak setiap hari dijumpainya. Gendong atau pangku anak sambil kamu bercengkerama dengan saudara-saudara.

Anak bakal belajar mengenal dan menyimpulkan aman atau tidak untuknya berdekatan dengan mereka. Ketika kamu mengajak anak piknik, pilih tempat yang tidak terlalu ramai biar anak lebih tenang. Kalau berada dalam kerumunan, anak gak betah dan menjadi tantrum.

Baca Juga: 3 Hal Sederhana yang Bantu Kurangi Tantrum pada Anak 

4. Perhatian orangtua terpecah

ilustrasi anak tantrum (pexels.com/Yan Krukau)

Anak terkadang juga sangat mudah cemburu pada orangtua. Ia masih ingin diperhatikan terus-menerus olehmu. Ketika perhatianmu terbagi ke beberapa hal, apalagi memperhatikan keponakan-keponakan, kecemburuan anak akan mencapai puncaknya.

Dengan ledakan emosinya, anak ingin perhatianmu kepadanya kembali penuh. Anak tidak suka melihat kamu sibuk sendiri, apalagi mengasuh anak kecil selain dirinya. Kebutuhan akan perhatian ini agak berkurang seiring pertambahan usianya atau jika ia sudah punya adik.

Liburan atau tidak liburan, anak dengan sifat egosentris yang masih amat tinggi hanya ingin kamu selalu memperhatikannya. Tentu kamu pun perlu melatihnya supaya gak terlalu mudah cemburu dan merasa diabaikan. Namun, jangan secara sadar maupun tidak menjadi begitu cuek pada anak karena perhatianmu tersedot ke hal-hal lain.

5. Bertengkar dengan saudara sebaya

ilustrasi anak tantrum (pexels.com/Jep Gambardella)

Kalau acara liburan melibatkan banyak orang seperti keluarga besar, anak akan sering berinteraksi dengan saudara-saudara sepupu. Utamanya dalam kegiatan bermain bersama dan di sinilah kadang muncul masalah. Anak-anak yang belum terbiasa bermain bersama dapat bertengkar.

Perselisihan antaranak menjadi hal yang umum terjadi. Biasanya nanti memang akur lagi, tetapi ledakan kemarahan anak dapat sangat mengganggu orang-orang di sekitarnya. Anak menangis dengan kencang serta menjerit-jerit.

Kalau teman bermainnya juga tantrum, suasana menjadi makin heboh. Setiap anak punya versi cerita masing-masing dan saling menyalahkan. Dalam melerainya, kamu gak usah sibuk mencari tahu siapa yang salah, karena anak yang merasa disudutkan pasti bakal makin tantrum. Tekankan buat saling memaafkan saja dan selanjutnya lebih berhati-hati dalam bermain.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya