TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal ketika Tips Parenting Gagal, Jangan Kapok Belajar

Trial and error diperlukan sampai berhasil

ilustrasi anak menangis (pexels.com/Jep Gambardella)

Sekarang kita dengan mudah mendapatkan tips-tips tentang pengasuhan anak. Hampir di setiap media ada pembahasan tentang parenting. Tentu ini baik karena menjadi cara kita buat belajar menjalankan peran sebagai orangtua dengan optimal.

Manfaat lainnya, tips-tips tersebut membantu mengatasi persoalan terkait anak. Membaca tips parenting dalam artikel singkat tentu lebih mudah bagi kita dibandingkan harus membaca buku-buku psikologi perkembangan anak yang tebal dan sebagiannya berbahasa asing. Namun, bagaimana jika saran-saran dalam artikel tersebut gagal ketika diterapkan?

Apakah kita perlu berhenti percaya dan belajar dari tulisan-tulisan sejenis? Sebaiknya kita tak lantas setop membacanya karena tugas menjadi orangtua masih amat panjang. Istirahat sebentar dari mengonsumsi informasi tersebut bisa dilakukan, tetapi mari memahami lima hal ini agar tak cuma menyalahkan pemberi tips.

1. Pahami bahwa karakter dan masalah spesifik anak berbeda-beda

ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Manusia merupakan perpaduan unik antara sifat bawaan dengan sifat yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak manusia tidak seperti tanah liat yang bisa dibentuk apa saja. Karakter aslinya tetap ada, seperti anak yang cenderung penurut, sangat kritis, atau keras kepala.

Menghadapi anak dengan sifat yang berlainan tentu memerlukan cara yang berbeda. Dalam masalah malas belajar misalnya, anak yang lebih penurut cukup dinasihati 1 atau 2 kali mungkin sudah bersedia membuka lagi bukunya. Namun, anak yang keras kepala masih belum tergerak selagi anak yang kritis mencecar kita tentang apa pentingnya belajar.

Pun di balik suatu masalah yang terlihat umum, pasti ada hal yang lebih khusus. Masih dengan contoh kasus di atas, ada anak yang malas belajar karena teman-temannya di sekolah juga begitu. Ada pula malas belajar yang disebabkan kurangnya apresiasi orangtua atas prestasinya.

2. Boleh mencoba strategi sendiri

ilustrasi keluarga (pexels.com/PNW Production)

Banyaknya tips parenting yang beredar jangan membuat orangtua pasrah mengikutinya saja. Bagaimanapun juga, kita yang paling mengerti kondisi anak. Mencoba kiat-kiat yang ada baik, tetapi kita pun sangat boleh memikirkan strategi sendiri.

Siapa tahu malah trik orangtua yang lebih berhasil. Gak perlu kaku atau merasa tak percaya diri dalam mengasuh anak dan menangani berbagai masalah yang timbul. Kita dapat memadukan tips parenting  dalam artikel dengan hasil pengamatan sendiri.

Kreativitas orangtua penting sebab nantinya lain anak juga lain sifat serta persoalannya. Tips pengasuhan yang berhasil diterapkan pada anak pertama belum tentu sesuai untuk adiknya. Tanpa kreativitas, kita malah gampang stres dan putus asa saat menghadapi kondisi seperti di atas.

Baca Juga: 6 Step Parenting Cerdas Manfaatkan Teknologi

3. Cari tips parenting yang lain

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Jep Gambardella)

Terkadang kita merasa sudah membaca banyak sekali kiat pengasuhan anak. Akan tetapi, ternyata masih jauh lebih banyak lagi ilmu parenting yang belum kita ketahui. Jangan cepat merasa puas dengan pengetahuan yang dimiliki.

Terlebih, pengetahuan sebanyak itu belum efektif buat memecahkan problem terkait anak. Jangan terkecoh oleh banyaknya tips pengasuhan yang hampir sama. Coba cari masukan dengan perspektif berbeda supaya dapat dicoba.

Dunia pengasuhan amat luas. Setiap orangtua dan orang yang mempelajari  ilmu parenting dapat memiliki kesimpulan serta saran masing-masing baik berlandaskan pengalaman, teori, maupun kombinasi keduanya. Tips-tips parenting yang kurang populer boleh jadi lebih cocok untuk anak kita.

4. Jangan berubah menjadi keras kepala dan menutup telinga

ilustrasi mengasuh anak (pexels.com/Kampus Production)

Gak boleh ada kata jera dalam belajar, apalagi ini terkait tugas kita sebagai orangtua. Tidak ada tips parenting yang ditulis dengan maksud menjerumuskan orangtua maupun anak. Yang ada hanyalah suatu kiat pengasuhan berhasil atau gagal saat diterapkan dalam kasus tertentu.

Meski kita setiap hari membersamai anak, bukan berarti kita gak perlu lagi belajar dari luar. Tips-tips parenting merupakan masukan yang sangat berguna ketika kondisinya tepat. Kalau sebagai orangtua kita keras kepala dan gak mau lagi menyimaknya, kelak mungkin datang penyesalan. 

Kita lebih mudah melakukan kekeliruan ketika berhadapan dengan problem anak. Kiat-kiat parenting tak ubahnya rambu-rambu yang membuat kita lebih berhati-hati dalam menangani masalah terkait anak. Kita tahu apa-apa yang gak boleh ditabrak serta bahayanya.

Baca Juga: 5 Tips Terapkan Parenting Islam sesuai Ajaran Rasulullah, Wajib Tahu!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya