TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Menyikapi Keinginan Orangtua Tinggal di Panti Jompo

Padahal kamu dan saudara sudah siap merawatnya

ilustrasi lansia (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ada anak yang bersikeras memaksa orangtuanya agar mau tinggal di panti jompo. Padahal, orangtua juga memiliki rumah sendiri. Sikap anak yang seperti ini tentu membuat orangtua sedih dan merasa tersisih dari keluarganya. Namun, ada pula keinginan orangtua tinggal di panti jompo setelah mereka pensiun dan semua anak telah bekerja.

Keinginan ini tentu mengejutkanmu dan saudara-saudara lain. Tidak satu pun dari kalian merasa keberatan buat merawat orangtua. Kalian semua siap baik orangtua hendak tinggal di rumahnya sendiri dengan ditemani ART, ikut salah satu anak, atau tinggal bergantian di rumah setiap anaknya. Buat kalian, merawat orangtua bukan sekadar kewajiban melainkan juga karena memang sangat menyayangi mereka.

Namun, bagaimana bila orangtua bersikeras dengan keinginannya? Sikapi keinginan orangtua ini dengan bijaksana agar usahamu menentangnya gak malah bikin keduanya stres serta tidak bahagia. Bicarakan juga dengan kakak dan adikmu supaya tak ada yang ngegas di depan orangtua. Utamakan kebaikan mereka saja.

1. Tanyakan alasannya sampai jelas

ilustrasi bersama ibu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sama sepertimu yang ingin merawat kedua orangtua, mereka juga pasti punya alasan di balik keinginan tinggal di panti jompo. Latar belakang keinginan ini harus dikomunikasikan secara terbuka biar kamu serta saudara-saudara gak salah paham. Jangan sampai kalian berpikir orangtua tak suka berada di tengah anak dan cucunya sendiri.

Padahal, orangtua hanya ingin menenangkan diri di masa senjanya. Biasanya, orangtua yang dengan kesadarannya sendiri menginginkan menua di wisma lansia atau panti jompo gak mau merepotkan anak. Bahkan bila kalian telah berusaha meyakinkan mereka bahwa itu sama sekali tak merepotkan, orangtua tetap tahu. 

Perawatan lansia tidak pernah sederhana. Mereka kian lemah secara fisik dan emosi pun menjadi sering kurang stabil. Sebelum kalian sedewasa sekarang, mereka tentu juga pernah merawat kakek dan nenek kalian sehingga tahu seperti apa rasanya mengasuh lansia. Orangtua juga bisa lebih suka di panti sebab banyak teman seusia dan kegiatan yang membantu mereka tetap aktif.

Baca Juga: Kenali Warna Fengsui Terbaik untuk Kamar Tidur

2. Sampaikan kekhawatiran dan harapanmu

ilustrasi bertelepon (pexels.com/SHVETS production)

Keterbukaan juga perlu datang darimu biar orangtua mau mempertimbangkan kembali keinginannya menua di panti jompo. Seperti kamu takut akan menjadi anak durhaka karena membiarkan orangtua dirawat oleh orang lain. Juga kalau-kalau fasilitas wisma tidak sebaik kelihatannya.

Atau bila sesuatu yang buruk terjadi pada mereka, dirimu tidak dapat segera mengetahuinya. Utarakan pula tentang jauhnya jarak panti akan membuat anak-anakmu tidak dekat dengan kakek dan neneknya. Kalian hanya bisa berkunjung paling sering seminggu sekali. Lain dengan jika orangtua tinggal bersamamu, kalian bisa bertemu setiap hari.

Dengan ketulusan, beri tahu orangtua mengenai harapanmu agar mereka bersedia tetap tinggal di rumah. Jika dirimu menyampaikan semuanya dengan sungguh-sungguh, mereka barangkali merasa tersentuh. Orangtua mau mempertimbangkan lagi bahkan membatalkan rencananya. Kasih sayang pada anak bikin mereka gak mau dirimu malah mencemaskannya kalau tetap memilih menua di panti jompo.

3. Jangan memaksakan kehendak pada orangtua meski niatmu baik

ilustrasi santai bersama (pexels.com/Gustavo Fring)

Apabila setelah dirimu menyampaikan seluruh kekhawatiran dan harapan orangtua tetap teguh pada keinginannya, apa boleh buat? Hindari mendebat orangtua yang hanya akan membuatnya stres. Ingat bahwa kamu bukan anak-anak lagi, sedangkan orangtua kian lanjut usia.

Mereka tidak lagi seperti dahulu yang tahan menghadapi sikap rewelmu. Di usia senja, sedikit banyak orangtua kembali seperti anak-anak. Perasaannya lebih sensitif sehingga gampang merasa terluka ketika kamu berkata sedikit saja lebih keras. Walaupun maksudmu baik yaitu agar orangtua dirawat penuh oleh keluarga sendiri, persepsi mereka mungkin berbeda.

Orangtua dapat merasa inilah kesempatan terakhir untuk menggunakan kebebasannya memilih sebelum maut menjemput. Ketika ajal tidak ada yang tahu kapan akan datang, mereka cuma ingin menentukan sendiri tempat tinggalnya di sisa usia. Sekalipun situasi begini sangat sulit untukmu, cobalah memahaminya dari sudut pandang keduanya.

4. Survei panti jompo dengan cermat

ilustrasi lansia (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Apabila keinginan orangtua buat tinggal di panti jompo tak lagi bisa ditolak, mau tak mau kamu mesti masuk ke tahapan survei tempat. Apakah orangtua sudah memiliki pilihan panti tertentu? Kalau ya, mari ke sana bersama-sama agar dirimu tahu dengan pasti seperti apa wisma lansia itu.

Jika orangtua belum tahu panti mana yang cocok untuknya, saatnya mencari informasi satu per satu dengan sabar. Kamu bisa memulainya dari penelusuran di mesin pencarian internet. Kemudian mencari media sosial dan nomor kontaknya untuk memperoleh informasi yang bersifat umum. Setelah ada gambaran wisma yang mungkin sesuai, baru kunjungi buat memastikan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kamu memilihkan panti untuk orangtua. Pertama, terkait fasilitas gedung, layanan kesehatan jasmani dan mental, serta pendampingan rohani. Kedua, jumlah dan latar belakang pemilik, pengurus, serta pengasuh panti yang langsung mendampingi para lansia.

Ketiga, pembiayaannya. Keempat, prosedur saat terjadi situasi gawat darurat pada lansia yang gak bisa ditangani di fasilitas kesehatan panti. Jangan merasa tak enak buat bertanya banyak hal karena kesejahteraan orangtua selama tinggal di sana memang kudu diprioritaskan.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya