TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Penyebab Bekal Anak Gak Dihabiskan, Tak Selalu karena Salah Menu

Mending diskusi dengan anak tentang lauk-pauk

ilustrasi menyantap bekal (pexels.com/Yan Krukau)

Salah satu kesibukan rutin orangtua setiap pagi ialah menyiapkan bekal untuk anak. Terutama saat jam sekolahnya sampai sore, bekal makanan penting biar anak gak usah membeli makan siang di luar. Soalnya jika ia mesti membeli makan siang, jam istirahatnya belum tentu cukup buat mengantre.

Selalu bawa bekal juga membantu agar kesehatan anak lebih terjaga. Manfaat lainnya, pengeluaran untuk uang sakunya bisa lebih ditekan. Tapi kamu mungkin kesal juga setiap kali mendapati bekal anak tak diludeskan. Di samping dirimu sudah capek menyiapkannya dan sisa makanan menjadi mubazir, anak pun dikhawatirkan bakal kekurangan nutrisi.

Dia tentu perlu diingatkan supaya besok-besok menghabiskan bekalnya. Namun, orangtua juga mesti memahami berbagai kemungkinan penyebab makan siangnya tersisa cukup banyak. Pengaturan ulang menu bekal anak dapat dilakukan setelah kamu menyimak enam hal berikut yang bisa membuat anak malas makan.

1. Sudah kenyang dengan bekal camilan

ilustrasi menyiapkan bekal (pexels.com/Vanessa Loring)

Jika kamu menyediakan dua jenis bekal yaitu makan siang dan kudapan, perhatikan isi camilan. Boleh jadi anak menjadi malas makan siang karena bekal camilannya banyak dan mengenyangkan. Misalnya, untuk makan siang disiapkan menu nasi serta lauk-pauknya. Sementara kudapan buat jam istirahat pertama ada roti, dimsum, dan smoothies.

Untuk ukuran anak-anak, kudapan di atas termasuk amat mengenyangkan. Roti dan dimsum sama-sama sudah didominasi oleh karbohidrat. Belum lagi smoothies yang gak seringan jus atau air mineral. Wajar bila ia masih kenyang ketika tiba jam makan siang. Meski bekal kudapan tetap perlu, jumlah dan jenisnya perlu diatur.

Kalau sudah ada dimsum, tak usah ditambahi roti. Smoothies bisa diganti susu, jus, atau air mineral kalau-kalau anak kurang mengonsumsinya selama di sekolah. Camilan berupa kacang-kacangan seperti edamame serta buah juga dapat untuk menggantikan sebagian besar karbohidrat dari tepung dalam bekalnya.

Baca Juga: Arti Nama Sky, Asal-usul hingga Inspirasi Nama

2. Tetap jajan di luar

ilustrasi makan bersama (pexels.com/Max Fischer)

Untukmu yang tetap memberikan uang jajan di samping bekal makanan, sangat mungkin anak jajan di jam istirahat. Kalau jajannya cuma minuman, bekal makanan tentu tetap dihabiskan. Namun jika ia membeli makanan yang cukup mengenyangkan seperti donat, dua tusuk bakso bakar, dan sebagainya otomatis mengurangi nafsu makannya saat siang.

Soal uang saku ini mesti dibicarakan dengan anak. Bagaimanapun juga ia sudah terbiasa membawa uang jajan. Bila sekarang mendadak dia gak dikasih uang sama sekali nanti malah membuatnya kesal. Ada dua hal yang bisa orangtua lakukan. Pertama, mengarahkan anak untuk tetap mengutamakan bekalnya daripada jajan sekalipun uangnya ada.

Ajarkan anak agar hanya jajan ketika bekal makanan ternyata gak cukup karena olahraga hari ini membuatnya lebih lapar dari biasanya. Atau, teman semejanya lupa tak membawa bekal sehingga dia membagi bekalnya dan masih lapar. Cara kedua, mengurangi uang saku dengan persetujuan anak biar jajanan yang dapat dibelinya lebih terbatas. Seperti uang saku hanya cukup buat beli satu snack dan teh hangat.

3. Kurang berselera dengan lauk-pauknya

ilustrasi menyantap bekal (pexels.com/Katerina Holmes)

Anak memang umumnya lebih pemilih soal makanan. Sama-sama sayur berkuah bening misalnya, anak lebih suka sayur bayam daripada sayur sop. Bahkan ia sama sekali tidak doyan sayur asem. Tumis pun barangkali anak cuma mau jenis sayuran tertentu. Sebagai orangtua, tentu kamu ingin menu anak lebih bervariasi.

Harapannya agar selain dia gak gampang bosan, nutrisinya menjadi terpenuhi dengan lebih baik. Namun, membuat daftar menu tanpa persetujuan anak sangat berisiko ia tak mau menghabiskannya. Bahkan boleh jadi ada lauk-pauk yang sama sekali tidak dicicipinya.

Jika kamu ingin bekal anak ludes tak bersisa, tanyakan dia ingin menu apa saja buat bekalnya seminggu ke depan. Bila dirimu punya ide masakan yang lain, tanyakan dulu dia mau atau gak. Kalau menunya baru dan belum pernah dicoba, bikin di akhir pekan agar anak dapat memutuskan ia menyukainya atau tidak. 

4. Porsi terlalu banyak

ilustrasi menyantap bekal (pexels.com/Katerina Holmes)

Tak jarang orangtua kurang tepat dalam mengukur porsi anak. Ada kekhawatiran anak bakal kelaparan kalau bekalnya tidak banyak. Padahal, bagaimanapun juga porsi makan anak-anak dengan remaja apalagi orang dewasa tentu berbeda. Sekalipun anak bergerak aktif ketika berolahraga atau bermain dengan teman di jam istirahat, daya tampung perutnya tetap terbatas.

Nasi yang terlampau banyak paling sering disisakan. Kalau anak memang tak terlalu suka dengan nasi, kurangi porsinya dan bisa dikombinasikan dengan sedikit bakmi goreng buatan sendiri. Dengan begitu, kebutuhan karbohidratnya tetap terpenuhi tanpa anak merasa dipaksa makan nasi banyak-banyak.

Ketika kamu mengisi kotak bekal anak, tanyakan ia ingin seberapa banyak. Bila anak sudah bilang cukup, tak usah menambahnya lagi dengan ukuran orangtua. Anak yang paling tahu porsi makanan yang tepat untuknya. Meski kotaknya cukup besar juga tak harus diisi sampai penuh. Jika porsinya disesuaikan dengan keinginan anak, ia akan merasa lebih bertanggung jawab buat menghabiskannya.

5. Kurang enak badan saat di sekolah

ilustrasi anak lesu (pexels.com/Muziyan Du)

Meski di pagi hari anak tampak baik-baik saja, gejala penurunan kesehatan bisa baru dirasakannya setelah berada di sekolah. Anak mungkin merasa mual, pusing, dan lemah. Jangankan untuknya menghabiskan bekal makan siang. Bahkan lapar pun belum tentu dirasakannya.

Ini sebabnya orangtua gak boleh cepat emosi kalau anak hampir seperti membawa pulang lagi bekalnya. Hal yang pertama mesti dilakukan orangtua ialah memeriksa kesehatan anak, seperti dari suhu badannya. Tanyakan pada anak kenapa ia hanya makan sedikit sekali. Apakah dia merasa kurang sehat?

Bila ya, tanyakan anak ingin dibuatkan apa di rumah. Sebab bagaimanapun juga ia tetap perlu makan yang cukup supaya daya tahan tubuhnya tak makin menurun. Jika besok anak masih kurang fit tapi tetap bersekolah, bawakan menu berkuah. Seperti sayur bening atau sup ayam yang membantu mengurangi mualnya ketika bersantap. Jangan lupa lauk kesukaannya, misalnya ayam goreng untuk menggugah selera.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya