TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anak Masih Sering Bermain? Jangan Lupa Ajarkan 7 Hal Ini

Jangan dibiarkan saja tanpa arahan apa pun

ilustrasi bermain (pexels.com/Karolina Grabowska)

Masa anak banyak menghabiskan waktunya buat bermain bukan berarti ia dibebaskan dari segala pelajaran penting. Di usia prasekolah fondasi kebiasaan baik anak harus dibangun dengan kuat. Caranya dengan tetap memberikan arahan pada anak.

Dengan begitu saat anak masuk sekolah nanti ia sudah punya bekal kedisiplinan, rasa tanggung jawab, serta kemampuan memilih teman yang positif untuknya. Sambil mendampingi anak yang masih sering bermain, jangan lupa buat selalu mengajarinya tentang ketujuh hal berikut.

1. Memilih teman main

ilustrasi anak-anak (pexels.com/Liliana Drew)

Di usia berapa pun, selektif memilih teman tetap penting. Anak perlu menjaga jarak dari kawan yang selalu menyerempet bahaya dalam bermain. Bahkan caranya bermain dapat mencelakakan orang lain, misalnya bermain layang-layang di tepi jalan.

Atau temannya suka bermain petasan, sering mengucapkan kata-kata kotor, dan sebagainya. Tidak semua kawan akan baik dan menyenangkan untuk bermain bersama anak. Ada kalanya anak mending bermain sendiri di rumah bila kawan sebaya yang ada berpotensi berpengaruh buruk padanya.

2. Cara mengatur waktu

ilustrasi anak bermain (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Anak sering lupa waktu kalau sudah bermain. Hindari membiarkan hal ini karena anak tetap perlu beristirahat. Bahkan penting untuknya belajar membantu pekerjaan rumah sejak kecil.

Begitu juga belajar membaca dan menulis. Sekalipun anak belum bersekolah, bimbing ia supaya tahu cara membagi waktu. Harus ada aturan di rumah tentang jam tidur anak baik malam maupun siang dan jadwal kegiatannya selain bermain.

3. Bahaya dari suatu permainan

ilustrasi bermain (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Anak mungkin tidak merasa takut dengan apa pun. Keberanian yang begitu besar ini disebabkan ia belum mengerti potensi bahaya di balik beberapa permainan. Tanpa bermaksud menakut-nakuti anak, tetap beri tahu dia mengenai bahaya dari suatu permainan.

Jangan sampai peristiwa buruk menimpa anak ketika bermain. Padahal, ini masih dapat dicegah jika sejak awal orangtua memberi tahu anak tentang ancaman di balik permainan itu. Bila perlu larang keras anak agar tidak memainkannya lagi.

4. Sportivitas

ilustrasi menemani anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Untuk permainan yang melibatkan lawan, ini momen yang tepat buat mengajari anak tentang sportivitas. Jangan memanjakannya dengan terus memberinya kemenangan nyaris tanpa usaha. Apalagi meminta teman mainnya mengalah demi anak tidak rewel.

Sampai kapan kita mampu mengatur jalannya dunia ini demi anak? Lebih baik ia belajar tentang kekalahan dan kegagalan sejak dini supaya ke depan kuat menghadapinya. Orangtua gak usah panik ketika anak menangis gara-gara kalah dalam permainan.

5. Bertanggung jawab atas mainannya

ilustrasi bermain (pexels.com/cottonbro studio)

Selalu ada yang bisa diajarkan pada anak di masa bermainnya. Paling simpel adalah belajar bertanggung jawab atas mainannya sendiri. Bimbing anak agar terbiasa membereskan mainannya setelah digunakan.

Jika ada mainan yang hilang, anak pula yang harus paling aktif mencari. Bukan malah ia cuma bisa menangis serta marah-marah pada orangtua. Bila mainan tidak ketemu, itu konsekuensi yang kudu ditanggung anak karena dia sendiri yang memakainya.

6. Bujet buat beli mainan

ilustrasi bermain (pexels.com/Polesie Toys)

Di mana-mana anak selalu ingin menambah jumlah mainannya. Sebanyak apa pun mainan yang sudah dimilikinya, rasanya kurang terus. Cegah anak cuma bisa meminta mainan baru pada orangtua.

Ia juga perlu sejak kecil dididik tentang cara mendapatkan uang buat beli mainan sendiri. Latih anak agar rutin menabung sebagian uang yang diberikan orangtua atau anggota keluarga lainnya. Biarkan anak memakai sebagiannya buat membeli mainan baru ketika dia menginginkannya.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya