Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sebagai orangtua atau sosok dewasa yang peduli terhadap anak, menjadi teman ngobrol yang asyik bagi mereka merupakan hal yang penting. Terutama dalam era digital seperti sekarang, di mana anak-anak dapat dengan mudah merasa kesepian meskipun terhubung dengan berbagai teknologi. Mendengarkan mereka dengan penuh perhatian dan memahami cara-cara berkomunikasi yang tepat dapat membantu mencegah perasaan kesepian yang bisa berdampak pada perkembangan emosional anak.
Memiliki kepekaan terhadap perasaan anak dan mampu menjalin komunikasi yang baik akan sangat membantu kamu sebagai orangtua dalam menjalankan peran sebagai teman ngobrol yang asyik dan mendukung bagi mereka. Untuk itulah artikel kali ini akan membahas beberapa tips gimana caranya jadi teman ngobrol yang asyik sehingga anak-anak pun terhindar dari perasaan kesepian.
Baca Juga: 9 Menit Penting untuk Memperkuat Bonding Anak dan Orangtua
1. Dengarkan anak dengan penuh konsentrasi
ilustrasi anak bersama orangtuanya (pexels.com/Pavel Danilyuk) Salah satu kunci utama dalam menjadi teman ngobrol yang baik adalah dengan mendengarkan anak secara total. Ketika mereka berbicara, luangkanlah waktu untuk fokus sepenuhnya pada mereka. Matikan gadget atau sumber gangguan lainnya dan tunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli dengan apa yang anak sedang katakan.
Layaknya orang dewasa yang gak suka diabaikan, anak-anak pun punya perasaan sama, lho. Anak-anak juga akan merasa kurang dihargai bila orangtuanya hanya setengah mendengarkan mereka. Dengan memberikan perhatian penuh, kamu gak hanya sedang membangun hubungan yang kuat, tapi juga membantu anak-anak didengar dan dihargai.
2. Gunakan bahasa sederhana dan kekinian
ilustrasi anak melakukan high five (pexels.com/Yan Krukov) Ketika berkomunikasi dengan anak-anak, penting sekali untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan pemahaman mereka. Hindari menggunakan kalimat-kalimat rumit atau istilah yang mungkin sulit mereka pahami. Lebih baik lagi, cobalah menggunakan bahasa yang up to date dan sesuai dengan zaman agar anak merasa nyaman dan tidak merasa canggung saat berbicara dengan orangtuanya sendiri.
Baca Juga: 6 Cara Efektif Mengajarkan Nilai Uang kepada Anak
3. Hindari kata-kata menghakimi atau menyalahkan
ilustrasi anak bersedih (unsplash.com/Caleb Woods) Ketika anak-anak berbagi cerita atau pengalaman dengan orangtuanya, sebaiknya hindari bereaksi dengan kata-kata yang menghakimi atau menyalahkan. Biarkan mereka merasa aman untuk berbagi apa pun yang dirasakan tanpa takut dihakimi atas perasaan atau tindakan mereka.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Misalnya, jika anak kamu sedang menceritakan konflik dengan temannya di sekolah, jangan langsung menyalahkan atau mengecam temannya, apalagi dirinya. Sebagai gantinya, berikan dukungan dan bimbingan yang dapat membantu mereka mengatasi situasi tersebut dengan cara yang positif.
4. Jangan abaikan perasaan negatif anak
ilustrasi anak marah (unsplash.com/Drifting Desk) Anak-anak kadang memiliki perasaan negatif seperti marah, sedih, atau cemas. Penting untuk tidak mengabaikan atau mengesampingkan perasaan ini meskipun terkadang terlihat sepele bagi orang dewasa. Tunjukkanlah empati dan beri mereka ruang untuk mengekspresikan perasaannya dengan aman.
Misalnya, jika anak kamu sedang marah karena kehilangan mainan favoritnya, jangan langsung mengatakan, "Sudahlah, itu hanya mainan". Sebaliknya, tunjukkan pemahaman dan dukungan dengan mengatakan, "Ayah/Bunda bisa mengerti kamu sedih karena kehilangan mainan yang kamu sayangi".
5. Tatap mata anak dengan penuh kasih
ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Pixabay) Ketika berbicara dengan anak, tatap mata mereka dengan penuh kasih dan kehangatan. Tatapan mata yang penuh perhatian bisa membuat mereka merasa didengar dan diperhatikan, lho. Hal ini juga dapat membantu membangun ikatan emosional yang kuat antara orangtua dan anak.