TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Peran Penting Orangtua Mencegah Pernikahan Dini, Komunikasi Terbuka

Beragam konsekuensi menghantui

ilustrasi menikah (pexels.com/Sandro Crepulja)

Pernikahan adalah salah satu momen yang diimpikan banyak orang di seluruh dunia. Namun, sayangnya, di berbagai belahan dunia, pernikahan seringkali terjadi pada usia yang terlalu muda, tak terkecuali Indonesia. Meski beberapa tahun belakangan, angka pernikahan dini perlahan mengalami penurunan namun, jumlahnya masih cukup mengkhawatirkan.

Pernikahan dini, yang didefinisikan sebagai pernikahan yang terjadi sebelum usia 19 tahun, telah menjadi isu sosial yang mendalam dan memerlukan perhatian serius. Apalagi mengingat berbagai risiko dan konsekuensi yang harus dihadapi oleh di usia yang terlalu muda, tentu membuat orangtua waswas akan hal tersebut.

Berikut peran penting orangtua dalam mencegah pernikahan dini. Baca sampai habis, yuk!

1. Berikan anak pendidikan dan informasi

ilustrasi belajar (pexels.com/Andrea Puacquadio)

Orangtua memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan informasi yang benar tentang pernikahan dini kepada anak-anak mereka. Mereka harus menjelaskan risiko dan konsekuensi dari pernikahan dini, serta pentingnya mengejar pendidikan dan pengembangan pribadi terlebih dahulu. Beri tahu anak tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik, serta peluang yang dapat diperoleh melalui pendidikan.

Gak cuma pendidikan akademik, pendidikan seksual juga gak boleh dilewatkan. Orangtua harus mengajarkan anak tentang reproduksi, hubungan, dan konsekuensi dari pernikahan dini secara terbuka, berdasarkan usia dan tingkat pemahaman mereka.

Baca Juga: Menteri PPPA Bintang Ungkap Bahaya Pernikahan Dini

2. Membentuk nilai dan etika

ilustrasi menahan marah (pexels.com/Liza Summer)

Orangtua juga berperan dalam mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, komitmen, dan etika dalam hubungan. Ini akan membantu anak membuat keputusan yang lebih bijak dalam pernikahan. Ajarkan nilai-nilai seperti penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain, tanggung jawab, dan pengambilan keputusan yang bijaksana. Dengan cara ini, anak akan memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan keputusan dengan lebih selektif dan tidak terburu-buru di masa yang akan datang.

3. Menciptakan komunikasi yang terbuka

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/cottonbro studio)

Orangtua harus menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa nyaman berbicara tentang masalah pribadi, termasuk pernikahan. Komunikasi terbuka dapat membantu anak-anak merasa didengar dan dipahami.

Dengarkan pertanyaan dan kekhawatiran mereka, dan berikan jawaban yang jujur dan informatif. Dengan keterbukaan tersebut, orangtua bisa sekaligus mengawasi anak, anak merasa terpenuhi haknya, dan tidak perlu merasa khawatir akan dihakimi dan dikritik, saat berdialog dengan orangtuanya.

Baca Juga: BKKBN: Angka Pernikahan Dini Sebenarnya Turun, Tapi Seolah Naik

4. Memberi dukungan emosional pada anak

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Dukungan emosional dari orangtua sangat penting. Anak-anak perlu merasa didukung dalam perkembangan emosional mereka agar tidak terburu-buru dalam membuat keputusan pernikahan. Awasi aktivitas anak dan berikan dukungan emosional, agar mereka merasa nyaman membicarakan masalah mereka dengan orangtuanya. Dukungan emosional yang kuat akan membantu anak merasa lebih siap untuk menghadapi tekanan di tengah maraknya pernikahan dini dan membuat keputusan yang lebih bijaksana untuk masa depan mereka.

5. Memberi dukungan finansial untuk pendidikan

ilustrasi wisuda (pexels.com/Garret Schappacher)

Membantu anak-anak dengan dukungan finansial untuk pendidikan mereka adalah investasi untuk masa depan mereka. Ini dapat membantu mereka mengejar karier atau pendidikan yang lebih baik sebelum memikirkan pernikahan. Selain itu, penting untuk mengajarkan anak tentang manajemen keuangan, agar mereka memahami pentingnya stabilitas finansial sebelum memutuskan menikah.

Coba untuk secara konsisten mengarahkan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan dan minat mereka. Untuk itu, penting pula untuk menumbuhkan kecintaan anak dalam menuntut ilmu dan upgrade kemampuan diri mereka.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Pernikahan Dini, dari Biologis sampai Hukum

Verified Writer

Laila Alhaffatah

Full time wife, mom, and writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya