TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Cara Semangati Anak yang Gak Diterima di Sekolah Favorit 

Bukan alasan menyerah saat tidak diterima di sekolah favorit

ilustrasi ibu memberikan semangat untuk putranya (pexels.com/Kindel Media)

Intinya Sih...

  • Anak yang tidak diterima di sekolah favorit perlu dukungan emosional
  • Orangtua harus memberi dukungan positif dan tidak membandingkan anak dengan teman-temannya
  • Membantu anak melihat sisi positif, merencanakan langkah selanjutnya, dan tetap optimis setelah kegagalan

Diterima di sekolah favorit menjadi salah satu kebanggaan yang pasti diinginkan semua anak. Namun, ada keadaan dimana terkadang realita tidak sesuai ekspekstasi, seperti saat anak tidak diterima di sekolah yang mereka inginkan.

Saat anak menghadapi situasi sulit karena tidak diterima di sekolah favorit, sebagai orangtua perlu untuk memberikan dukungan emosional yang kuat. Perasaan kecewa yang dirasakan anak merupakan hal yang wajar dan harus diterima dengan penuh empati.

Membimbing anak untuk melihat sisi positif dari kejadian yang dialami perlu dilakukan agar bisa melihat peluang baru yang ada. Memberikan semangat kepada anak yang tidak diterima di sekolah favorit bisa menjadi momen sensitif jadi harus dilakukan dengan hati-hati, berikut caranya.

1. Hindari membandingkan

ilustrasi ibu berbicara kepada putranya (pexels.com/Kindel Media)

Sebagai orang terdekat anak jangan sampai menambah rasa kecewa dengan membandingkan pencapaian anak dengan temannya. Jangan sampai terucap kata-kata perbandingan atau bahkan menyalahkan anak karena tidak berhasil masuk ke sekolah favorit. Sebaiknya orangtua tetap fokus memberi dukungan positif dan mendampingi anak untuk langkah terbaik kedepannya. 

2. Jadikan kegagalan sebagai proses belajar

ilustrasi ibu menenangkan putrinya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak diterimanya anak di sekolah yang diinginkan bisa menjadi proses belajar untuk menerima kegagalan dan bangkit kembali. Berikan penjelasan kepada anak jika kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana dan gagal merupakan bagian untuk bisa tumbuh lebih baik. Bantu anak untuk melihat aspek-aspek yang bisa diperbaiki agar bisa melakukan yang lebih baik lagi kedepannya.

3. Dampingi dan beri dukungan emosional

ilustrasi ibu memberikan dukungan untuk putrinya (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Mendampingi anak yang merasa sedih dan kecewa karena tidak diterima di sekolah favorit bisa dengan memvalidasi perasaannya terlebih dahulu. Temani dan dengarkan dengan penuh perhatian saat anak menceritakan perasaannya dan berikan dukungan agar anak merasa dicintai di setiap keadaan.

Sampaikan kepada anak bahwa tidak diterima di sekolah tertentu tidak akan mengurangi potensi dan nilai yang dimiliki. Ingatkan jika masih banyak sekolah lain yang memiliki keunggulan dan bisa dijadikan pilihan yang menyenangkan untuk belajar.

Baca Juga: 9 Destinasi Wisata di Sumenep untuk Mengisi Libur Sekolah 

4. Buat rencana kedepannya

ilustrasi ibu membantu anak untuk membuat rencana kedepannya (pexels.com/August de Richelieu)

Rasa kecewa karena tidak diterima di sekolah yang diinginkan jangan sampai membuat putus asa hingga lupa membuat perencanaan kedepannya. Bantu anak merencanakan langkah selanjutnya, termasuk memilih alternatif sekolah lain dan langkah-langkah untuk memperbaiki peluang di masa mendatang. Sampaikan kepada anak jika akan selalu ada di sampingnya untuk mendampingi dan mendukung pilihannya.

5. Ajarkan anak untuk tetap optimis

ilustrasi ibu mengajarkan anak untuk tetap optimis (pexels.com/Barbara Olsen)

Mengajarkan anak untuk tetap optimis setelah mengalami kegagalan akan membantunya untuk mengembangkan ketahanan mental dan bersikap positif dalam menjalani hidup. Berikan penjelasan kepada anak jika banyak jalan menuju kesuksesan dan tidak harus dengan bersekolah di tempat yang diinginkan.

Ajak anak untuk melihat sisi positif dari situasi yang dialami, misalnya adanya kesempatan belajar dan melakukan evaluasi dari kegagalan. Selain itu bisa saja di sekolah lain akan menemukan kesempatan untuk mencoba dan mengenal hal-hal baru yang belum terfikir sebelumnya.

Verified Writer

Sani Eunoia

We write to taste life twice, in the moment and in retrospect- Anais Nin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya