TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Tips agar Anak Tidak Flexing, Berikan Pendidikan Nilai 

Bantu anak agar tidak melakukan flexing

ilustrasi anak dengan mobil mainan (pexels.com/Boris Hamer)

Flexing merupakan perilaku seseorang yang menunjukkan kekayaan atau status sosial secara terbuka dengan tujuan mendapatkan pengakuan atau penghargaan dari orang lain. Tindakan flexing memang membuat pelakunya merasa diakui sehingga banyak anak yang masih dalam masa pencarian jati diri menirunya.

Flexing pada anak sering kali terjadi karena dorongan untuk mendapatkan pehatian atau pengakuan dari teman di sekolah atau komunitasnya.  Perilaku kurang terpuji tersebut tentunya bisa menjadi masalah bagi anak karena akan menjadikannya pribadi sombong yang tidak disukai orang lain.

Untuk itu sebagai pihak yang paling dekat dengan anak, orangtua harus berusaha untuk memberikan bimbingan terbaik agar anak tidak melakukan flexing, berikut tipsnya.

1. Ajarkan gaya hidup sederhana

ilustrasi ibu bersama putrinya (pexels.com/Kindel Media )

Pembentukan karakter anak dimulai dari lingkungan keluarga, dimana apa yang dilakukan oleh anggota keluarga akan menjadi panutan anak dalam bersikap. Untuk menghindari anak melakukan flexing alangkah lebih baik jika orangtua mengajarkan gaya hidup yang sederhana, namun tetap bermakna.

Ajarkan anak untuk mengindentifikasi apa saja yang penting dan bagaimana cara mencapai keseimbangan yang baik dalam hidup. Ingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kepemilikan material atau konsumsi berlebihan, tetapi pada hubungan baik, pencapaian pribadi, dan kedamaian batin.

2. Berikan pendidikan nilai

ilustrasi ibu berbicara dengan putrinya (pexels.com/Ron Lach)

Seseorang harus mempunyai nilai yang bisa dijadikan pondasi dan pengangan agar hidup lebih terarah dan memiliki tujuan. Pendidikan nilai positif dari orangtua bisa yang diberikan kepada anak bisa menjadi pegangan hidup yang akan mempengaruhi perilakunya.

Tunjukkan kepada anak jika nilai kebaikan, seperti kerendahan hati, empati, integritas, dan kerja keras lebih penting daripada kekayaan atau status material. Latih anak untuk selalu bersyukur atas apa yang Tuhan berikan agar bisa menikmati hidup dengan bahagia tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.

Dorong anak untuk memperhatikan pencapaian yang lebih dalam dan berarti, seperti giat belajar untuk berprestasi, mengembangkan bakat yang dimiliki, dan membantu orang lain. Berikan contoh nyata tindakan bernilai dalam kehidupan sehari-hari, seperti membantu orang yang membutuhkan dan mengajarkan ilmu yang dimiliki.

Baca Juga: 5 Alasan Konten Flexing Bikin Psikis Lelah, Stop Mengaksesnya!

3. Lakukan pola asuh bijaksana

ilustrasi anak menabung uang koin (pexels.com/Oleksandr P)

Pola asuh bijaksana bertujuan untuk mendidik anak agar menjadi pribadi baik dan bertanggung jawab tanpa menonjolkan perilaku flexing. Orangtua harus paham ketika bersikap terhadap anak dengan melakukan sesuatu sesuai dengan porsinya, kapan harus menuruti dan kapan harus menunda keinginan anak.

Diskusikan mengenai perbedaan keinginan dengan kebutuhan dan ajarkan jika bahagia bukan hanya dengan memiliki segala sesuatu. Ajarkan anak untuk berjuang jika menginginkan sesuatu, bersyukur dengan apa yang dimiliki, dan tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Verified Writer

Sani Eunoia

We write to taste life twice, in the moment and in retrospect- Anais Nin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya