TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kesalahan saat Tinggal Satu Atap dengan Mertua, Kurang Empati

Bisa jadi boomerang kalau gak tahu caranya!

Ilustrasi tinggal bareng mertua (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tinggal bersama mertua bisa menjadi ujian sekaligus kesempatan untuk memperdalam hubungan keluarga. Meskipun satu sisi bisa membuat kedekatan fisik, hidup satu atap dengan mertua juga bisa menimbulkan tantangan besar. Banyaknya perubahan kehidupan keluarga bagi pasangan muda membuat mereka memilih untuk tinggal bersama orangtua pasangan, entah itu karena alasan finansial, tradisi atau butuh bantuan dalam mengasuh anak.

Namun, pada kenyataannya tinggal bersama mertua bisa menjadikan kamu rapuh dalam mengatasi konflik dengan dirimu sendiri. Penting untuk bisa memahami dan mampu mengelola emosi kamu dengan tetap menjaga komunikasi terbuka dengan pasangan maupun mertua.

Nah, di sini akan membahas kesalahan umum yang sering terjadi saat tinggal satu atap dengan mertua. 

1. Kurangnya komunikasi yang efektif

Ilustrasi belajar berkomunikasi dengan mertua (pexels.com/Antoni Shkraba)

Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan banyak pasangan adalah kurangnya komunikasi yang efektif antara seluruh anggota keluarga yang tinggal bersama. Termasuk kesulitan untuk menentukan beberapa batasan pribadi, ekspektasi bahkan masalah kecil sehari-hari. 

Sangat penting untuk memastikan bahwa semua pihak bisa merasa nyaman dan terbuka untuk berbicara satu sama lain. Sehingga bisa terhindar dari konflik yang pasti muncul dalam lingkungan keluarga. 

2. Gak punya batasan dengan privasi pribadi

Ilustrasi gak punya batasan(pexels.com/Antoni Shkraba)

Penting untuk tetap menghargai privasi setiap anggota keluarga, termasuk mertua. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah gak memberikan ruang yang cukup untuk keperluan yang bersifat privasi.

Kamu maupun mertua kamu juga butuh waktu untuk menikmati qulity time dengan diri sendiri dan butuh privasinya masing-masing. Saat itu semua gak terwujud bisa menyebabkan rasa tertekan atau gak nyaman dalam jangka panjang yang berakhir pada konflik.

Baca Juga: 5 Cara Bikin Hubungan Akrab dengan Mertua, Seperti Orang tua Sendiri

3. Perbedaan gaya hidup dan kebiasaan

Ilustrasi saat beda pendapat dengan mertua (pexels.com/Liza Summer)

Perbedaan gaya hidup dan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari bisa menjadi sumber konflik. Misalnya, punya perbedaan dengan kebiasaan makan, pola tidur, atau rutinitas rumah tangga lainnya.

Penting untuk mencoba menemukan titik temu dan bisa saling menghargai perbedaan tersebut tanpa menimbulkan ketegangan yang lebih parah. Sehingga masalah yang mulai muncul gak melebar dan bisa segera diatasi.

4. Terdapat salah paham dan beda asumsi

Ilustrasi punya masalah dengan mertua (freepik.com/bearfotos)

Kesalahpahaman pasti sering terjadi saat kamu memutuskan untuk tinggal bersama mertua. Utamanya saat kamu gak bisa bangun komunikasi yang baik dengan mereka, pasti akan menimbulkan salah paham.

Asumsi yang berbeda tentang apa yang diinginkan atau diharapkan oleh mertua atau dirimu sendiri bisa menyebabkan frustrasi dan ketegangan. Jadi, alangkah baiknya kamu mulai untuk bertanya dan berbicara secara terbuka daripada mengandalkan asumsi yang belum pasti. 

5. Peran dan tanggung jawab gak diatur dengan jelas

Ilustrasi berdebat dengan mertua (freepik.com/bearfotos)

Saat tinggal bersama mertua, penting untuk punya aturan yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Peran dan tanggung jawab ini bisa memudahkan untuk memahami tugas masing-masing.

Misalnya, membagi tugas rumah tangga atau mengambil keputusan besar dengan cara musyawarah. Kurang dalam pengaturan ini bisa menyebabkan kekacauan dan hubungan yang gak jelas.

Verified Writer

Binti Nur Rohmah

Life much better

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya