TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kesalahan Orangtua saat Ajarkan Anak Membersihkan Rumah, Hindari!

Membuat anak punya sikap yang gak baik

Ilustrasi anak mencuci piring (pexels.com/cottonbro studio)

Mengajarkan anak melakukan bersih-bersih rumah memanglah bukan pekerjaan yang mudah. Masih banyak anak yang enggan melakukan perintah orangtua, untuk sekadar merapikan kamar, menyapu, mencuci piring, dan sebagainya.

Padahal, pekerjaan rumah tersebut merupakan bagian penting dalam mendidik anak agar memiliki rasa tanggung jawab, terampil, dan mandiri. Supaya berhasil mendidik anak untuk mau mengerjakan pekerjaan rumah, kamu bisa menghindari kesalahan-kesalahan di bawah ini. Yuk, simak!

1. Membuat anak mengharapkan reward

Ilustrasi anak membersihkan rak (pexels.com/Monstera)

Salah satu masalah awal yang kerap ditemui adalah menciptakan kebiasaan anak melakukan pekerjaan rumah karena adanya imbalan atau reward. Cara ini gak baik untuk diterapkan karena anak-anak jadi belajar bahwa mereka gak perlu melakukan apa pun, kecuali ada reward yang dijanjikan.

"Membayar anak-anak sebagai imbalan dalam menjalankan pekerjaan rumah dapat membuat mereka menganggap reward adalah hak yang harus didapatkan," kata sociologist, Heather Beth Johnson, dilansir Smart Parenting.

Daripada melakukan hal tersebut, lebih baik kamu menerapkan kebiasaan yang membuat anak patuh untuk menjalankan kewajibannya membersihkan rumah. Misalnya, anak akan mendapatkan hak istimewa, seperti waktu bermain gadget atau hangout bareng teman saat mereka telah menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih dahulu.

Selain itu, jangan lupa untuk berikan pujian pada anak yang baru mulai belajar membersihkan rumah tersebut. Catat!

2. Gak menjabarkan tugas rumah secara spesifik

Ilustrasi orangtua mengajarkan anak membersihkan rumah (pexels.com/Gustavo Fring)

Mengenalkan dan mengajarkan anak-anak atau remaja untuk melakukan pekerjaan rumah memang gak selalu mudah. Apalagi, kalau kamu selalu menyuruh anak dengan tugas rumah yang gak spesifik. Untuk itu, akan lebih efektif saat kamu mengajarkan secara jelas tentang apa saja, kapan, dan bagaimana tugas rumah yang harus anak kerjakan.

Saat ajarkan anak membersihkan rumah, kamu bisa memulainya dengan mengajarkan langkah-langkah yang tepat dan kapan tugas tersebut harus terselesaikan. Ingat, contoh dari orangtua akan sangat berguna untuk mendorong anak mau melakukan pekerjaan rumah.

Baca Juga: 5 Kiat Mengasuh Anak di Era Digital, Pilih Konten Ramah Anak 

3. Berteriak saat anak menolak melakukan pekerjaan rumah

Ilustrasi anak dimarahi orangtua (pexels.com/August de Richelieu)

Meneriaki anak untuk melakukan tugas gak akan pernah membuat anak lebih patuh dan termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Untuk itu, saat sudah mulai kesal, cobalah menarik napas dalam-dalam dan meminta anak menjalan kewajibannya secara calm. 

Apabila merasa kesulitan, kamu bisa meminta bantuan pasanganmu dalam mengajarkan anak menjalankan kewajibannya. Jangan pula beri hukuman apalagi terkait fisik ke anak.

"Berteriak merupakan cara orang melepaskan amarah, tapi cara itu tidak efektif untuk mengubah perilaku orang lain," kata clinical psychologist, Laura Markham, dilansir Parents.

4. Terlalu mendesak anak untuk melakukan banyak hal dengan cepat

Ilustrasi orangtua mengenalkan cara merapikan tempat tidur (pexels.com/Ron Lach)

Untuk anak-anak yang baru dikenalkan dengan pekerjaan rumah, lebih baik memang memulai dari tugas yang paling ringan. Jangan langsung membuat anak menyelesaikan banyak tugas dalam waktu yang singkat.

Ajarkan anak secara bertahap, seperti mulai memberikan tugas membereskan kamar terlebih dahulu. Kemudian, seiring berjalannya waktu, cobalah untuk ajarkan membantu mencuci piring atau pekerjaan rumah lainnya. Biarkan mereka terbiasa untuk menjalankan kewajiban tanpa diminta.

Baca Juga: 5 Cara Mengajarkan Etika Makan pada Anak, Biar Anak Terbiasa!

Verified Writer

Fatika Shinta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya