TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Ajarkan Sikap Sportif pada Anak, Wajib Dipraktikkan!

Tumbuhkan sikap sportif pada anak sejak dini

Ilustrasi anak memenangi kejuaraan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebagai orangtua, membangun sikap sportif pada anak adalah suatu hal yang gampang-gampang sulit dilakukan. Di satu sisi, orangtua pasti menginginkan anaknya untuk selalu memiliki prestasi yang membanggakan di setiap kegiatan yang ia jalani.

Di sisi lain, anak yang memiliki sikap kompetitif juga terkadang menemui kendala berupa kegagalan atau kekalahan. Peristiwa tersebut juga kerap membuat anak menjadi terganggu dari segi psikis maupun mentalnya. Orangtua harus bisa selalu membimbing anaknya agar mereka bisa memahami bahwa tidak semua kompetisi akan memenuhi ekspektasi diri sendiri. 

"Kemampuan mentolerir kegagalan itu diperlukan bagi anak-anak agar lebih mandiri dan berhasil di masa depan, baik itu untuk tujuan pribadi, akademik, maupun untuk belajar menghadapi orang lain," kata clinical psychologist Amanda Mintzer, dilansir Child Mind Institute.

Untuk itu, orangtua harus mulai mengajarkan sikap sportif sejak dini pada anak. Apa saja sih cara yang bisa dilakukan? Yuk, perhatikan dan catat lima cara berikut ini!

1. Katakan bahwa merasa kecewa karena kekalahan adalah hal yang wajar

Ilustrasi anak merasa kecewa (pexels.com/Pixabay)

Ajarkan pada anak bahwa tidak apa-apa merasa kecewa karena kegagalan atau kekalahan. Merasa kecewa itu adalah hal yang wajar bagi semua orang. Beri tahu kepada anak bahwa ada banyak cara untuk menunjukkan kekecewaan, tetapi tidak boleh mengatakan kata-kata kasar, meremehkan atau menjatuhkan orang lain.

Biasakan anak untuk terbuka mengenai apa yang mereka rasakan. Dengan begitu, anak akan semakin terbiasa dan paham bahwa kekalahan adalah suatu hal yang bisa terjadi pada siapa pun. Akan tetapi, anak harus tetap bijak dalam menyikapi kekalahan tersebut.

2. Terus latihlah anak untuk memiliki sportivitas yang baik

Ilustrasi ayah menasihati anak (pexels.com/August de Richelieu)

Ceritakan kepada anak bahwa meskipun merasa kecewa atas hasil yang didapat, mereka harus tetap menunjukkan sportivitas yang baik pada lawan. Contohnya, ajarkan untuk tetap mengucapkan selamat kepada lawan yang menang.

Cara ini adalah praktik terbaik untuk menunjukkan sikap sportif pada anak. Anak dapat bersalaman dan memuji kinerja lawan yang lebih baik. Memikirkan perasaan orang lain sering kali dapat membantu anak mengelola emosi atau perasaannya sendiri.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Bahagiakan Orangtua Saat Merantau, Rajin Beri Kabar!

3. Jadilah role model yang baik bagi anak

Ilustrasi ibu memberikan contoh kegiatan positif pada anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Salah satu cara untuk menjadi panutan yang baik bagi anak adalah dengan bermain bersama anak. Ketika kalah, orangtua bisa menunjukkan sikap frustasi atau kecewa karena kekalahannya. Tunjukkan bagaimana orangtua mengelola perasaan gagal tersebut. 

"Sejak bayi, anak-anak secara alami memperhatikan dan meniru orangtua mereka. Banyak pembelajaran yang didapatkan anak bahkan sebelum mereka bisa berbicara," kata clinical psychologist Shannon Erklin, dilansir Northwestern Medicine.

Cara ini efektif karena anak melihat secara langsung bagaimana orangtuanya bersikap sportif menerima kekalahan. Dari situ, anak bisa mencontoh dan menerapkannya apabila sewaktu-waktu ia mengalami hal yang sama. 

4. Yakinkan bahwa akan ada kesempatan dan keberuntungan suatu saat nanti

Ilustrasi ibu menemani anak belajar (pexels.com/Julia M Cameron)

Bicaralah pada anak tentang keberuntungan dan peluang yang mungkin akan terjadi di masa depan. Tanamkan bahwa kekalahan bukan akhir dari segalanya. 

Orangtua dapat menghibur anak yang merasa kecewa atas hasil kekalahannya dengan memberikan motivasi dan kesempatan yang bisa diambil anak di kemudian hari. Sehingga, anak akan lebih semangat dan tidak berlarut-larut dalam kesedihannya.

Baca Juga: 5 Alasan Umum Anak Enggan Dekat sama Orangtua Ketika Dewasa

Verified Writer

Fatika Shinta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya