5 Cara Jadi Cycle Breaker untuk Kehidupan Keluarga yang Lebih Baik

Ciptakan perubahan lebih baik dengan jadi cycle breaker!

Dilansir dari Phsychology Today, cycle breaker mengarah pada seseorang yang menjadi pemutus rantai. Di dalam keluarganya pasti ada beberapa nilai atau aspek yang tidak ingin diturunkan lagi ke anak-anaknya. Cycle breaker berniat untuk melakukan perubahan kebiasaan yang dinilai tidak sehat dan ingin memutus rantai itu.

Untuk membangun kehidupan keluarga yang jauh lebih baik, memang perlu keberanian dalam memutus beberapa nilai yang bisa menghambat tujuan. Bukannya meremehkan dan menyalahkan stigma terdahulu, tetapi pikiran terbuka memang diperlukan untuk memahami nilai apa saja yang perlu dipertahankan dan dihapuskan. Kalau masih bingung bagaimana caranya, berikut adalah lima cara jadi cycle breaker demi kehidupan keluarga yang jauh lebih baik.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Anggota Keluarga yang Toksik, Bersikap Tegas!

1. Berani berpendapat

5 Cara Jadi Cycle Breaker untuk Kehidupan Keluarga yang Lebih Baikilustrasi pasangan yang sedang mengobrol dan berjalan (pexels.com/Yan Krukau)

Cara pertama yang perlu dilakukan oleh pasangan adalah berani berpendapat. Diskusikan banyak hal pada pasanganmu sebelum menikah. Apalagi jika masing-masing kalian memiliki trauma di masa kecil dan tidak ingin anak kalian merasakan hal yang sama. Bersikaplah terbuka satu sama lain agar bisa saling belajar.

Misalnya, kamu memiliki trauma tentang keuangan dan kamu tidak ingin anakmu merasa kurang terkait dengan finansial. Lalu, misal pasanganmu tidak ingin jika nanti anaknya menerima perlakuan yang terlalu keras dan kasar, tapi juga tidak ingin terlalu memanjakan. Luapkan segala hal tentang keluarga. Bahkan kalian juga bisa memberikan ekspektasi masing-masing tentang kesetaraan hak dan kewajiban antara suami dan istri.

2. Menerima perbedaan

5 Cara Jadi Cycle Breaker untuk Kehidupan Keluarga yang Lebih Baikilustrasi pasangan yang sedang travelling (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Setelah meluapkan pendapat masing-masing, kalian bisa mencoba untuk saling menerima perbedaan. Jadikan perbedaan pendapat itu menjadi perspektif baru yang bisa didiskusikan bersama. Sehingga nantinya bisa tercipta solusi untuk penyelesaian masalah.

Kalau perlu catat perbedaan masing-masing. Kumpulkan dalam satu file dan buat sebuah tabel. Pengumpulan data berupa pendapat ini bisa dipahami terlebih dahulu agar dapat ditemukan titik terangnya.

3. Saling mengerti perspektif

5 Cara Jadi Cycle Breaker untuk Kehidupan Keluarga yang Lebih Baikilustrasi pasangan yang sedang berdiskusi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setelah mengetahui isi kepala, keresahan, dan harapan yang berbeda-beda tadi, coba untuk saling mengerti. Tarik satu tujuan dari perbedaan satu sama lain, yakni kehidupan keluarga yang lebih baik. Perlu saling peka di sini untuk memahami perasaan berdasarkan alasan dan kisah di masa lalu.

Contohnya, jika salah satu memiliki trauma daddy issues di mana peran ayah tidak begitu dirasakan. Lalu, pasangan wajib memahami itu dan bisa bersama-sama untuk mencari cara agar sang anak dapat merasakan peran ayah yang seimbang. Misalnya nanti suami juga perlu ikut andil dalam mengurus anak dengan meluangkan waktu atau membuat sebuah rencana tentang daddy and child date atau semacamnya.

Baca Juga: 5 Tips Memulai Bisnis dengan Keluarga, Harus Punya Strategi!

4. Pastikan bahwa kamu dan pasangan sudah berdamai dengan inner child

5 Cara Jadi Cycle Breaker untuk Kehidupan Keluarga yang Lebih Baikilustrasi keluarga yang bahagia (pexels.com/Elina Fairytale)

Inner child merupakan pengalaman masa lalu yang menciptakan luka dan belum terlupakan. Keberadaan inner child ini dapat memengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang. Inner child dapat terbentuk dari kontemplasi kisah dari masa kecil.

Sebelum menjadi cycle breaker, sebaiknya kamu dan pasangan sudah berdamai dengan inner child masing-masing dulu. Ikhlaskan apa pun yang sudah terjadi. Ambil hikmah dari apa yang ada di masa lalu. Lagipula tanpa keberadaan inner child kamu juga tidak akan berniat menjadi cycle breaker, kan? Setiap masalah selalu ada hikmah, setiap kejadian selalu punya alasan.

5. Sadari hal-hal yang harus dihilangkan dan tarik benang merahnya

5 Cara Jadi Cycle Breaker untuk Kehidupan Keluarga yang Lebih Baikilustrasi ayah dan anak yang sedang melakukan bonding (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Setelah mengumpulkan banyak informasi tentang perbedaan nilai yang diresapi dari keluarga turun temurun, kamu perlu menganalisis lagi. Sadari nilai-nilai yang harus dipertahankan. Sadari juga nilai-nilai yang harus dihilangkan. Selain itu, bisa juga kembangkan nilai-nilai yang bisa direvisi atau dikombinasikan dengan nilai modern yang ingin kamu terapkan.

Semua itu kamu butuhkan untuk menarik kesimpulan atau benang merah yang menghadirkan solusi. Misalnya, kamu ingin mempertahankan nilai ketegasan dalam keluarga, tetapi juga tidak ingin anak merasa dihakimi. Lalu, kamu dan pasangan bisa berdiskusi untuk menyeimbangkan ketegasan dan pemahaman terhadap sang anak. Hal tersebut bisa dilakukan dengan sistem pemberian aturan beserta hukuman dan hadiah kepada anak yang melanggar dan mematuhi aturan itu.

Menjadi cycle breaker bukanlah hal yang mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Semua selalu bisa terealisasikan jika terdapat kerja sama dengan pasangan. Maka dari itu, komunikasi jadi hal paling utama untuk bisa berdiskusi lebih lanjut tentang cara menjadi cycle breaker. Semoga lima cara tadi bisa jadi cara referensimu para cycle breaker demi membangun keluarga yang lebih baik ya!

Baca Juga: 5 Tips Memulai Bisnis dengan Keluarga, Harus Punya Strategi!

Adira Putri Aliffa Photo Verified Writer Adira Putri Aliffa

"jadilah besar bestari dan manfaat untuk sekitar"

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya