Intip Cara SD di Bali Ini Perkenalkan Kesehatan Fisik-Mental ke Siswa!

SDN 4 Dauh Peken jadi juara 3 AIA Healthiest Schools 2024

Tabanan, IDN Times – SDN 4 Dauh Peken Tabanan, berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota Denpasar, berhasil menjadi role model bagi banyak sekolah dasar, bukan hanya di Bali tapi juga di seluruh Indonesia.

Sekolah ini memiliki pendekatan unik untuk mengajarkan anak-anak tentang kesehatan fisik dan mental. Lebih dari itu, para siswa juga diajak untuk lebih sadar terhadap pentingnya melestarikan lingkungan.

“Gerakan sekolah sehat yang telah dilakukan di SDN 4 Dauh Peken telah berhasil memberikan perubahan mindset tentang perilaku hidup sehat, bukan hanya untuk siswa tapi juga untuk gurunya,” kata kepala sekolah SDN 4 Dauh Peken, Gusti Ayu Putu Eva Juniati, di Tabanan pada Rabu (3/7/2024)

“Tantangan terbesar kami (untuk mewujudkan sekolah sehat) adalah mengubah kebiasaan, pola hidup. Tapi kami yakin kalau ini bisa bermanfaat di masa mendatang, dan respons orang tua juga positif. Jadi kami akan terus konsisten (untuk melanjutkan program yang ada),” demikian harapan Gusti.

Lantas, apa saja sih gerakan sekolah sehat yang dimiliki oleh SDN 4 Dauh Peken? Yuk simak ulasannya di bawah ini!

1. Bank Sampah SPADU

Intip Cara SD di Bali Ini Perkenalkan Kesehatan Fisik-Mental ke Siswa!Bank Sampah SPADU di SDN 4 Dauh Peken (IDN Times/Vanny El Rahman)

Bank Sampah SPADU, yang berdiri sejak 1 Januari 2024, lahir dari keresahan pihak sekolah terhadap tempat pembuangan sampah (TPS) yang sulit diakses bagi warga sekitar, khususnya anak-anak. Di samping itu, para guru juga ingin mengajarkan kepada siswa bahwa ada sejumlah jenis sampah yang bisa diolah dan memiliki nilai ekonomi.

Alih-alih mamberikan materi seputar sampah di dalam kelas, SDN 4 Dauh Peken justru mengajak anak-anak terlibat langsung pada proses pengolahan sampah. Setiap harinya, para siswa akan diminta untuk mengumpulkan sampah untuk dipilah. Kemudian, Bank Sampah SPADU akan membeli barang hasil pilahan dari setiap kelas dengan harga yang variatif, mulai dari Rp400 hingga Rp10.500 per kilogram.

“Hasil penjualannya akan jadi uang kas kelas dan itu terserah mereka (siswa) mau dipakai untuk apa. Secara nominal memang kecil, tapi itu mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab terhadap sampah mereka,” ujar Gusti.

Untuk sampah organik akan diolah menjadi pupuk menggunakan air beras. Sampah non-organik akan didaur ulang menjadi produk yang bisa dimanfaatkan, seperti pot atau tempat pensil.

“Sejauh ini kegiatan kami masih memilah. Jadi sampah yang tidak bisa diolah kami serahkan ke pihak lain. Makanya kami terbuka untuk bekerja sama dengan komunitas untuk bisa menambah nilai ekonomi dari sampah,” beber Gusti. 

Di luar itu, sekolah juga memanfaatkan media kreatif sebagai sarana sosialisasi seputar sampah kepada siswa, guru, dan lingkungan sekitar. Salah satunya adalah spanduk edukatif yang mempromosikan daur ulang dan perawatan lingkungan

Baca Juga: [MADING] Program Unggul Duta Bank Sampah di Sekolah

2. Green house untuk siswa

Intip Cara SD di Bali Ini Perkenalkan Kesehatan Fisik-Mental ke Siswa!SDN 4 Dauh Peken (IDN Times/Vanny El Rahman)

Kegiatan lain yang tidak kalah menarik adalah anak-anak diajarkan untuk menanam sayuran. Untuk kelas 1, 2, dan 3 diajarkan menanam dengan media tanah. Sedangkan untuk kelas 4, 5, dan 6 menggunakan media hidroponik.

Menurut Gusti, green house ini bisa dipenen setiap tiga bulan sekali. Sarana ini pun dianggap sebagai cara yang efektif untuk membuat anak-anak menyukai sayuran.

“Sayuran yang ditanam itu salada. Nah itu banyak yang diolah sama mereka jadi salad sayur. Itu banyak juga wali murid yang heran karena anaknya jadi suka makan sayur. Mungkin ada pengaruh juga karena ini sayurnya mereka yang tanam, mereka yang rawat, mereka juga yang panen dan olah,” ulas dia.

3. Sarapan pagi bersama

Intip Cara SD di Bali Ini Perkenalkan Kesehatan Fisik-Mental ke Siswa!Kepala sekolah SDN 4 Dauh Peken, Gusti Ayu Putu Eva Juniati (IDN Times/Vanny El Rahman)

Setiap paginya, SDN 4 Dauh Peken juga memiliki program sarapan bersama. Para siswa akan diminta membawa bekal dari rumah untuk disantap bersama dengan gurunya di dalam kelas.

Aktivitas ini memberikan pengaruh positif kepada kesehatan anak-anak karena kemungkinan mereka jajan sembarangan semakin berkurang. Selain itu, sarapan pagi bersama juga terbukti ampuh sebagai sarana bonding antara guru dengan siswa.

Gusti menambahkan, manfaat lain yang dia anggap cukup mengejutkan adalah jumlah tabungan siswa bertambah sejak program sarapan bersama. Pasalnya, uang yang semula digunakan untuk membeli jajan, justru ditabung oleh para siswa.

“Sampai ada orangtua yang kaget, kok anaknya gak pernah minta uang bayar iuran bulanan. Ternyata anaknya bayar itu pakai uang jajan yang dia sisihkan seribu per hari,” ungkap Gusti.

Baca Juga: AIA Jadi Perusahaan Asuransi Pertama Manfaatkan AI

4. Kampanye kesehatan mental

Intip Cara SD di Bali Ini Perkenalkan Kesehatan Fisik-Mental ke Siswa!SDN 4 Dauh Peken (IDN Times/Vanny El Rahman)

Program unggulan lainnya adalah kampanye seputar kesehatan mental. Mengingat audiensnya adalah anak-anak, maka program ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi para siswa untuk mengenali emosi.

Metodenya pun sederhana, berupa yoga, senam, atau meditasi bersama. Namun, manfaat yang dirasakan ternyata melampaui apa yang diharapkan. Bukan hanya mereka lebih paham seputar bagaimana cara yang tepat untuk meluapkan emosi, tapi juga menjadikan pribadi lebih sadar dan konsisten atas setiap pilihan yang dibuat.

“Permasalahan (mental) anak-anak adalah emosi yang labil. Makanya kami ingin mengajarkan mereka bagaimana mencurahkan emosi. Dulu kami ada yoga ketawa, jadi anak-anak diajari tertawa. Ada juga yang setelah yoga (metode) dadu itu mereka malah nangis. Pas ditanya kenapa, mereka gak tahu, tiba-tiba mau nangis aja. Dari situlah mereka tahu kalau apa yang mereka rasakan itu sedih dan cara meluapkannya dengan menangis,” beber Gusti.

“Kesadaran mental ini penting tapi yang sering diabaikan di sekolahan, sering dianggap sebelah mata. Padahal itulah sumber utamanya. Ketika orang sudah tenang dan siap menerima semuanya, di situlah pekerjaan jadi lebih mudah,” sambung dia.

5. Juara 3 AIA Healthiest Schools di Indonesia

Intip Cara SD di Bali Ini Perkenalkan Kesehatan Fisik-Mental ke Siswa!Hasil daur ulang sampah SDN 4 Dauh Peken (IDN Times/Vanny El Rahman)

Segala inisiatif SDN 4 Dauh Peken terbayar lunas saat menerima penghargaan sebagai juara 3 AIA Healthiest Schools 2024. Institusi yang dipimpin Gusti ini mampu menyingkirkan 145 kompetitor lainnya setingkat SD dan SMP di seluruh Indonesia.

Adapun AIA Healthiest School merupakan program yang diinisiasi oleh AIA, salah satu perusahaan asuransi jiwa di Indonesia, untuk memotivasi sekolahan menjadi tempat yang lebih baik dan sehat bagi para siswa. Juara satu dari setiap negara akan berkompetisi dengan SD dan SMP dari 5 negara lainnya, termasuk Malaysia, Australia, Hong Kong, Thailand, dan Vietnam.

Menurut Gusti, panduan sekolah sehat milik AIA sangat membantu SDN 4 Dauh Peken untuk bertransofrmasi menjadi institusi pendidikan yang jauh lebih baik lagi. Dia mengaku banyak mendapat materi seperti pengolahan sampah atau yoga yang bisa diaplikasikan di sekolahnya.

“Respons orangtua sangat senang ketika mendengar sekolahnya juara. Orangtua bahkan mulai terlibat untuk perilaku hidup sehat ini. Mereka ikut isi materi-materi yoga, ada juga yang anaknya dibawain sampah supaya bisa menabung di Bank Sampah. Jadi kini mereka juga terlibat untuk mewujudkan perilaku hidup sehat,” ujar Gusti.

Program AIA Healthiest School ini sejalan dengan visi Kemendikbudristek untuk membangun generasi Indonesia yang sehat dan bahagia. AIA sendiri menyiapkan hadiah total hingga 100 ribu dolar AS untuk seluruh pemenang.

Baca Juga: AIA Kantongi Laba Bersih Rp1,6 Triliun pada 2023

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya