5 Kata Bahasa Jawa yang Mirip namun Artinya Beda, Apa Saja?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia terkenal dengan kekayaan bahasa daerahnya. Salah satunya bahasa Jawa yang menarik untuk dipelajari. Bahasa Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat saja banyak mengandung perbedaan, lho.
Nah, buat kamu yang lagi merantau di seputar Jateng alias Jawa Tengah, jangan sampai keliru dalam mengatakan atau menuliskan lima kata bahasa Jawa di bawah ini, ya. Soalnya, maknanya beda banget!
1. Nyusu vs. nyusu-nyusu
'Nyusu' dalam Bahasa Jawa sama artinya dengan menyusu. Contoh kalimatnya, "Bayine isih nyusu." Dalam Bahasa Indonesia, "Bayinya masih menyusu." Namun, 'nyusu-nyusu' bukan berarti banyak yang menyusu, ya!
Kata tersebut bermakna memburu-buru atau membuat orang menjadi tergesa-gesa. Penggunaannya dalam kalimat misalnya, "Wong, kok, senenge nyusu-nyusu. Ora ngerti kene lagi repot." Bahasa Indonesia-nya adalah, "Orang, kok, sukanya terburu-buru. Tidak tahu sini sedang repot."
2. Wagu vs. wayu
Perbedaannya cuma satu huruf, tapi artinya bak bumi dengan langit. Seperti dalam Bahasa Indonesia, kata 'wagu' dalam Bahasa Jawa juga berarti aneh atau tidak sesuai. Sedangkan 'wayu' bermakna basi.
Kata 'wayu' digunakan dalam konteks makanan, ya. Bukan seperti berita basi. Contoh pemakaiannya, "Panganane disingkirke wae, wis wayu." Artinya, "Makanannya disingkirkan saja, sudah basi."
3. Lepet vs. lepat
Editor’s picks
Lepet merupakan makanan tradisional yang berbahan beras ketan, dicampur dengan kacang, kemudian dibungkus dan diikat rapat dengan daun. Sementara itu, 'lepat' artinya salah.
Jadi, kalau kamu mau meminta maaf, jangan sampai keliru bilang lepet. Nanti kamu dikira ingin makanan lepet. Katakanlah dalam Bahasa Jawa halus, "Kulo gadah lepat, nyuwun dipunpangapuro." Maksudnya, "Saya punya salah, mohon dimaafkan."
Baca Juga: 10 Basa-Basi yang Sering Digunakan dalam Bahasa Jawa
4. Asem vs. ayem
'Asem' dalam Bahasa Jawa mengacu pada nama pohon dan buah asam atau ungkapan rasa kesal dan makian. Contoh penggunaannya, "Asem tenan, wis teko isuk-isuk jebul acarane ora sido."
Artinya, "Sungguh sialan, sudah datang pagi-pagi ternyata acaranya tidak jadi." Sedang 'ayem' bermakna serupa dengan Bahasa Indonesia, yaitu tenang atau damai.
5. Luweh vs. luwe
Apa yang hendak kamu katakan? Bila kamu mau mengungkapkan rasa tidak pedulimu atau sikap masa bodoh, katakanlah 'luweh'. Misalnya, "Luwehlah, wong dikandani angel tenan."
Dalam Bahasa Indonesia yaitu, "Terserahlah, orang dinasihati susah sekali." Jangan sampai keliru dengan kata 'luwe' yang berarti lapar. Jadi, kamu tidak peduli atau lagi lapar, nih?
Meski salah sedikit artinya menjadi beda jauh, jangan takut buat mempelajari bahasa daerah salah satunya kata bahasa Jawa. Mintalah temanmu yang asli Jawa Tengah untuk mengajarimu pelan-pelan. Siapa tahu jodohmu orang Jateng, kan?
Baca Juga: 7 Kata Bijak dalam Bahasa Jawa, Ajarkan Makna Kehidupan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.