Apa Itu Catur Brata Penyepian? Pantangan Umat Hindu saat Hari Nyepi

Berbagai pantangan yang harus ditaati

Sebentar lagi, umat Hindu akan merayakan Hari Nyepi. Tahun ini, Nyepi jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2023. Momen yang identik dengan penuh kesunyian ini, setiap tahunnya tergambarkan oleh hilangnya hiruk-pikuk di Pulau Dewata dalam seketika.

Bukan hanya berdiam diri di rumah saja, tak banyak yang mengetahui kalau umat Nyepi memiliki beberapa pantangan yang dikenal dengan nama Catur Brata Penyepian. Yuk, simak dan ketahui apa itu Catur Brata Penyepian yang jadi pantangan umat Hindu saat Nyepi!

1. Mengenal Hari Raya Nyepi

Apa Itu Catur Brata Penyepian? Pantangan Umat Hindu saat Hari Nyepiilustrasi Hari Suci Nyepi (pixabay.com/Raw_Image6)

Sebelum membahas mengenai ragam Catur Brata Penyepian, mari kita mengenal lebih dekat Hari Raya Nyepi. Dilansir laman Universitas Udayana Bali, kata “nyepi” berasal dari kata sepi yang mengandung arti hening, senyi-senyap, sipeng. Ketika merayakan Nyepi, umat Hindu di Bali memperoleh pembelajaran untuk mengendalikan diri dengan cara tidak bepergian, tidak beraktivitas/bekerja, berpuasa (tidak makan dan minum), dan tidak melakukan aktivitas yang dapat mencemarkan badan.

Pengendalian diri ini dilakukan dengan cara mengadakan Catur Brata Penyepian. Dengan melaksanakan catur brata penyepian, umat Hindu di Bali bisa konsentrasi atau fokus dengan tenang dan khusyuk untuk kembali ke jati diri, yang ditempuh dengan cara meditasi, shamadi, perenungan diri sendiri di suasana yang sunyi-senyap atau keheningan. Ada empat pantangan yang harus dilakukan, yaitu amati geni, amati karya, amati lelungan, dan amati lelanguan.

2. Amati Geni

Apa Itu Catur Brata Penyepian? Pantangan Umat Hindu saat Hari Nyepiilustrasi api kompor (pexels.com/Magda Ehlers)

Catur Brata Penyepian dilaksanakan selama 24 jam, yakni sehari setelah Tilem Sasih Kasanga (Tilem Kasanga). Pelaksanaan Catur Brata Penyepian dimulai pukul 05.00 WITA sampai pukul 05.00 WITA keesokan pagi harinya, dengan melakukan hal-hal seperti yang pertama amati geni.

Dalam bahasa Bali, geni memiliki arti api. Dengan demikian, amati geni berarti tidak menyalakan api atau lampu dan tidak boleh mengumbar/mengobarkan hawa nafsu. Oleh karena itu, umat Hindu tidak boleh memasak menggunakan kompor dan alat berapi lainnya. Selama satu hari pun mereka harus beraktivitas dengan kondisi tempat tinggal tanpa pencahayaan non-alami.

3. Amati Karya

Apa Itu Catur Brata Penyepian? Pantangan Umat Hindu saat Hari Nyepiilustrasi orang sedang bekerja (pixabay.com/OleksandrPidvalnyi)

Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, karya berarti kerja. Amati karya berarti tidak melakukan kerja/kegiatan fisik sehingga para umat Hindu berhak mendapatkan waktu libur bekerja dan bersekolah untuk dapat menaati pantangan ini.

Bukan tanpa alasan, larangan untuk tidak bekerja ini bertujuan agar manusia dapat berfokus pada aktivitas rohani untuk penyucian diri, perenungan, dan mengintrospeksi diri atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat selama ini. Bahkan, umat Hindu juga tidak diperkenankan untuk menggunakan laptop dan WiFi.

Baca Juga: Libur Panjang Nyepi, Volume Tol Cipali Diprediksi Naik 26 Persen

4. Amati Lelungan

Apa Itu Catur Brata Penyepian? Pantangan Umat Hindu saat Hari NyepiIlustrasi Bali (Pexels.com/Sanat Anghan)

Catur Brata Penyepian yang ketiga adalah amati lelungan, yang dalam bahasa Bali, kata ini berasal dari akar kata lunga yang berarti pergi. Oleh karena itu, amati lelungan mengandung arti tidak berpergian ke mana-mana, melainkan senantiasa berdiam diri di rumah serta memusatkan pikiran astiti bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi/Ista Dewata.

Untuk menghormati masyarakat Hindu di Bali selama hari Nyepi, Pemerintah Provinsi Bali pun setiap tahunnya selalu memberikan himbauan agar turis dan masyarakat non-Hindu untuk dapat menghargai dan menjaga suasana sekitar. Dengan demikian, ibadah umat Hindu tidak terganggu.

5. Amati Lelanguan

Apa Itu Catur Brata Penyepian? Pantangan Umat Hindu saat Hari Nyepiilustrasi hiburan tarian tradisional Bali. (pexels.com/Aditya Agarwal)

Kata lelanguan juga termasuk bahasa Bali, yakni berasal dari kata langu yaitu hiburan atau rekreasi. Dengan demikian, amati lelanguan berarti tidak mengadakan hiburan, rekreasi atau bersenang-senang, termasuk tidak makan dan tidak minum. Catur brata ini juga tidak memperbolehkan umat Hindu untuk tidak mendengar musik dan bermain gawai.

Pada Hari Raya Nyepi, suasana di Bali sepanjang hari menjadi sunyi-senyap, dan pada malam harinya gelap gulita. Tidak ada orang yang lalu lalang, semua orang tinggal di rumahnya masing-masing menjalani Catur Brata Penyepian sampai menjelang matahari terbit besok harinya, tepatnya pada hari mulai Ngembak Geni.

Itulah beragam informasi mengenai Catur Brata Penyepian yang dilakukan oleh seluruh umat Hindu selama Hari Raya Nyepi. Selamat mempersiapkan diri dan menyambut Hari Raya Nyepi, ya, bagi kamu yang beragama Hindu!

Baca Juga: 9 Alasan Kenapa Liburan ke Bali saat Perayaan Nyepi Itu Seru Banget

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya