5 Cara Memilih Guru Sejati di Akhir Zaman dalam Islam, Tepat!

Biar gak jadi korban guru abal-abal, baca ini, ya

Memilih guru amat dianjurkan dalam ajaran Islam. Apalagi di era sekarang, banyak orang yang memanfaatkan kursi keguruan sebagai hasrat memuaskan hawa nafsunya. Memiliki guru yang tepat untuk dijadikan panutan, teladan, dan pembimbing akan membantu kita meraih kebahagiaan hakiki.

Agar tidak menyesal di kemudian hari, kita perlu memilah dan memilih guru dengan seksama. Kita perlu lebih detail mengetahui kepribadian, karakter dan kedalaman ilmunya. Berikut ini adalah lima tips memilih guru sejati di akhir zaman.

1. Alim (paham ilmu agama)

5 Cara Memilih Guru Sejati di Akhir Zaman dalam Islam, Tepat!ilustrasi orang Alim (pexels.com/Thirdman)

Dilansir Wasiyatul Musthofa, Syaikh Abdul Wahab As-Sya’roni menyebutkan ada tiga tanda orang bisa dikatakan alim atau tidak: benar dalam berbicara, menjauhi perkara haram, serta tawadu. Ini ciri utama orang Alim. Adapun jika ketiga ciri tersebut tidak tertanam dalam dirinya, percayalah, dia tidak tepat untuk dijadikan guru.

Setelah melihat tanda-tandanya, barulah kita telusuri sanad keilmuannya: belajarnya di mana, ke siapa dan sampai mana. Sanad keilmuan adalah mata rantai yang sampai pada Rasulullah, di dalamnya memuat penjelasan dari Al-Qur’an dan Hadis. Fungsinya untuk mengetahui kalau kita berguru bukan pada orang yang otodidak.

2. Amil (mengamalkan ilmunya)

5 Cara Memilih Guru Sejati di Akhir Zaman dalam Islam, Tepat!ilustrasi mengamalkan ilmu (unsplash.com/Masjid MABA)

Layak atau tidaknya seseorang dijadikan guru, kita perlu meninjau pengamalannya dalam sehari-sehari. Kita lihat, apakah dia mengamalkan ilmunya hanya untuk dirinya sendiri, atau untuk orang lain. Jika hanya untuk dirinya, sebaiknya kita jangan berguru padanya. Sebab, dia tidak peduli dengan kerusakan atau kebodohan orang lain.

Orang Alim yang tidak peduli pada kerusakan, sejatinya dia adalah golongan perusak ajaran Islam. Jika kita berguru padanya, yang ada kita malah terbawa lebih rusak. Dilansir Alala, Syaikh Az-Zarnuji mengatakan dalam syiirnya:

“Kerusakan terbesar adalah orang alim yang tidak peduli, sementara orang bodoh yang ahli ibadah jauh lebih merusak.” 

Baca Juga: 6 Tips Membuat Konten Sesuai Syariat Islam, Jangan Asal-asalan

3. Ibadahnya sesuai syariat

5 Cara Memilih Guru Sejati di Akhir Zaman dalam Islam, Tepat!ilustrasi salat (unsplash.com/Bimbingan Islam)

Langkah selanjutnya dalam memilih guru, kita bisa melihat ibadahnya sesuai syariat atau tidak. Jika sesuai syariat dan memiliki landasan teori, kita bisa mempertimbangkannya sebagai guru. Namun, jika ada beberapa kekeliruan dalam ibadahnya, sebaiknya kita mundur dan tinggalkan saja.

Jangan sampai kita berguru pada orang yang memiliki akidah plin-plan. Entah inkonsisten soal hukum muamalah, ibadah, munakahat, teologi maupun ilmu falak. Sebisa mungkin, cari guru yang mazhabnya lurus, dan tentu membuat hati kita merasa aman dan nyaman.

4. Arif (bijak)

5 Cara Memilih Guru Sejati di Akhir Zaman dalam Islam, Tepat!ilustrasi guru sedang mengajar (unsplash.com/Raka Dwi Wicaksana)

Arif bermakna, bijaksana dalam memutuskan sesuatu (masalah hukum). Selain berarti bijaksana, Arif juga dapat diartikan wibawa. Maksudnya, seorang guru harus berwibawa agar setiap tutur kata dan perilakunya dapat dijadikan contoh bagi murid-muridnya.

Cara melihat guru Arif atau tidak, kita bisa melihatnya dengan konsep wara’, yaitu mewajibkan perkara-perkara yang sunah pada dirinya, atau meninggalkan perkara yang berindikasi pada hal-hal yang bernilai maksiat. Berikut sepuluh perkaranya:

  1. Menjaga lisan
  2. Tidak suka berburuk sangka
  3. Menghindari diri dari ucapan yang menghina
  4. Mengharamkan mata dari penglihatan yang diharamkan
  5. Berkata jujur
  6. Tidak ujub
  7. Berjuang harta di jalan kebenaran
  8. Tidak merasa mulia dan tidak sombong
  9. Menjaga salat lima tepat waktu
  10. Istikamah melakukan kesunahan dan jamaah

5. Berakhlak mulia

5 Cara Memilih Guru Sejati di Akhir Zaman dalam Islam, Tepat!ilustrasi berakhlak mulia (unsplash.com/sam sul)

Terakhir, kita bisa memilih guru dengan melihat akhlaknya. Konon, akhlak adalah cermin bagi keadaan batin seseorang. Jika akhlaknya mulia, besar kemungkinan guru itu memiliki ilmu yang luas dan mumpuni. Sebaliknya, jika akhlaknya buruk, maka dapat dipastikan ilmunya rendah.

Jangan sampai kita berguru pada orang yang memiliki akhlak tercela. Sebab, berguru padanya hanya akan melahirkan bibit-bibit perusak ajaran Islam. Cobalah telusuri lebih lanjut mengenai kepribadian akhlaknya, dan jangan tergesa-gesa dalam menyimpulkannya.

Selektif memilih guru adalah cara efektif menemukan guru sejati. Melalui cara-cara di atas, kita dapat menemukan guru yang sesuai ajaran Islam: membimbing di dunia dan menuntun di akhirat. Agar cepat dipertemukan dengan guru sejati, jangan lupa memohon doa juga, ya!

Baca Juga: 7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?

Salaful Amin Photo Writer Salaful Amin

Lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya