Jenis-jenis Aksara Jawa dan Contoh Penulisannya, Gak Mudah Dipelajari!

Mempelajari aksara Jawa membutuhkan ketelitian

Intinya Sih...

  • Aksara Jawa merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia
  • Mempelajari aksara Jawa menjadi mata pelajaran Mulok di sekolah-sekolah di Pulau Jawa
  • Aksara Jawa terbagi dalam beberapa jenis, termasuk aksara Wyanjana, Sandhangan, Murda, Swara, Rekan, dan Wilangan

Munculnya aksara Jawa di Indonesia menjadi penanda bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan budaya. Penggunaan aksara Jawa oleh suku Jawa di berbagai daerah turut mencerminkan kalau Indonesia memiliki nilai-nilai budaya dan tradisi yang kuat.

Aksara Jawa merupakan sistem penulisan yang digunakan oleh masyarakat Jawa pada zaman dahulu. Aksara Jawa bahkan menjadi elemen penting dalam proses pengembangan tradisi tulis di Pulau Jawa dan memiliki perjalanan sejarah yang sangat panjang.

Meskipun di era modern ini kita sudah jarang menemukan pemakaian aksara Jawa dalam kehidupan sehari hari, tetapi aksara Jawa masih dapat kita jumpai dalam bidang pendidikan. Dikutip laman resmi Pemerintah Kota Surakarta, aksara Jawa merupakan salah satu mata pelajaran Mulok (Muatan Lokal) untuk siswa dari tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMA/SMK, khususnya bagi para pelajar yang tinggal di Pulau Jawa.

Tujuan diberikannya Mulok tersebut tidak lain adalah untuk menjaga warisan budaya Jawa agar tetap lestari dari generasi ke generasi. Nah, bagi kamu yang tertarik mempelajari aksara Jawa bisa melakukannya secara otodidak.

Akan tetapi, kamu perlu mengetahui dulu bahwa aksara Jawa terbagi dalam beberapa jenis. Dilansir dari berbagai sumber, ini dia jenis-jenis aksara Jawa dan contoh penulisannya.

1. Aksara Wyanjana

Jenis-jenis Aksara Jawa dan Contoh Penulisannya, Gak Mudah Dipelajari!aksara Nglegena dan pasangannya (scribd.com/Puji Nurhayati)

Aksara Wyanjana atau nglegana atau Carakan adalah salah satu jenis aksara paling mendasar dalam mempelajari aksara Jawa. Aksara ini mempunyai karakteristik konsonan dengan vokal inheren /a/ karena belum mendapatkan pasangan atau Sandhangan. Meski begitu, sebenarnya tiap-tiap aksara Wyanjana memiliki pasangan yang berfungsi untuk menghilangkan atau mematikan bentuk vokal dari aksara sebelumnya jika di belakang aksara bersifat sigeg (konsonan).

Dikutip laman Pemerintah Kota Surakarta, pasangan aksara Jawa adalah simbol-simbol yang berguna untuk menghilangkan huruf vokal pada aksara dasar Hanacaraka. Sebab, dalam praktik penyusunan kalimat atau kata-kata bahasa Jawa sering kali huruf vokal /a/ perlu dihilangkan agar dapat mengikuti tata bahasa atau pengucapan yang benar.  

Nah, dengan adanya pasangan aksara Jawa ini bisa membantu menghilangkan huruf vokal /a/ pada aksara dasar, sehingga kalimat atau kata-kata yang kamu tulis akan sesuai dengan kaidah yang benar.

Menurut e-book berjudul Sinau Pepak Basa Jawa oleh Romdonah, S.Pd., M.Pd., (2020), aksara Jawa dasar tersebut memiliki 20 aksara huruf sebagaimana tercantum pada tabel di atas sebelah kiri, yakni ha-na-ca-ra-ka  da-ta-sa-wa-la  pa-dha-ja-ya-nya  ma-ga-ba-tha-nya. Sementara itu, masing-masing pasangannya tertera pada tabel di atas sebelah kanan.

2. Sandhangan

Jenis-jenis Aksara Jawa dan Contoh Penulisannya, Gak Mudah Dipelajari!Sandhangan aksara Jawa (scribd.com/Puji Nurhayati)

Selain pasangan, aksara Jawa juga memiliki Sandhangan. Dikutip e-book berjudul Pedoman Penulisan Aksara Jawa oleh Prof. DR. Darusuprapta, dkk. (2002), Sandhangan adalah tanda diakritik yang digunakan untuk mengubah bunyi di dalam tulisan Jawa.

Sebagai contoh, pada aksara Jawa dasar semuanya memiliki bunyi vokal /a/, jika kamu ingin mengubah bunyi vokal tersebut dengan vokal lain, maka kamu perlu menambahkan Sandhangan. Terdapat empat jenis Sandhangan yang digunakan untuk mengubah bunyi aksara Jawa. Berikut di antaranya:

1.  Sandhangan Swara

Dikutip e-book berjudul Sinau Pepak Basa Jawa oleh Romdonah, S.Pd., M.Pd., (2020), Sandhangan Swara adalah simbol yang digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara Jawa yang semula vokal /a/ menjadi bunyi vokal lain, seperti /i/, /u/, / é/, /e/, /o/. Sandhangan Swara sendiri dibagi menjadi lima kategori, yakni:

  • Sandhangan Wulu: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi /i/.
  • Sandhangan Suku: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi /u/.
  • Sandhangan Pepet: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi / é/.
  • Sandhangan Taling: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi /e/.
  • Sandhangan Taling Tarung: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi /o/.

2. Sandhangan Panyigeg/Paten

Masih dikutip e-book berjudul Sinau Pepak Basa Jawa oleh Romdonah, S.Pd., M.Pd., (2020), Sandhangan Panyigeg/Paten adalah jenis Sandhangan yang dipakai untuk mengubah bunyi aksara agar mendapatkan bunyi konsonan/mati. Beberapa yang termasuk ke dalam jenis Sandhangan ini, yakni:

  • Sandhangan Layar: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat bunyi konsonan /r/.
  • Sadhangan Wignyan: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat bunyi konsonan /h/.
  • Sandhangan Cecak: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat bunyi konsonan /ng/.

3. Sandhangan Anuswara

Sabdhangan Anuswara berfungsi untuk mengubah bunyi supaya muncul peluluhan bunyi konsonan /r/, /w/, dan /y/. Adapun jenis-jenis Sandhangan Anuswara, di antaranya:

  • Sandhangan Péngkal: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat peluluhan bunyi konsonan /y/.
  • Sandhangan Cakra: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat peluluhan bunyi konsonan /r/.
  • Sandhangan gembung: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat peluluhan bunyi konsonan /w/.

4. Sandhangan Pangkon

Dilansir e-book berjudul Pedoman Penulisan Aksara Jawa oleh Prof. DR. Darusuprapta, dkk. (2002), Sandhangan Pangkon berfungsi sebagai tanda akhir. Dengan kata lain, Sandhangan ini digunakan untuk mematikan kata atau mengakhiri kalimat dalam tulisan aksara Jawa. Sandhangan Pangkon ditulis di belakang aksara.

3. Aksara Murda

Jenis-jenis Aksara Jawa dan Contoh Penulisannya, Gak Mudah Dipelajari!Aksara Murda (files1.simpkb.id)

Aksara Murda dikategorikan sebagai aksara tertua. Dalam perkembangannya, aksara ini digunakan sebagai huruf kapital penulisan bahasa Jawa. Umumnya, aksara Murda diletakkan di depan sebuah kalimat atau sebuah paragraf dan digunakan untuk menuliskan nama orang, nama gelar, nama negara, nama kota, atau nama lembaga pemerintahan.

Aksara Murda juga mempunyai pasangan tersendiri yang memiliki fungsi untuk menggantikan aksara Murda apabila di belakang aksara bersifat Sigeg (konsonan). Aksara ini sangat berguna apabila saat mempelajari aksara Jawa, kamu menemukan kata atau kosa kata yang di dalamnya memakai huruf kapital.

4. Aksara Swara

Jenis-jenis Aksara Jawa dan Contoh Penulisannya, Gak Mudah Dipelajari!Aksara Swara (scribd.com/Ahmad Syajah)

Dikutip e-book berjudul Sinau Pepak Basa Jawa oleh Romdonah, S.Pd., M.Pd., (2020), aksara Swara disebut juga sebagai vokal bebas. Seiring perkembangannya, aksara ini dipakai untuk menuliskan huruf vokal yang berasal dari kata serapan bahasa asing, seperti bahasa Inggris.

Aksara Swara tidak memiliki pasangan dan tidak dapat digunakan sebagai bentuk aksara pasangan. Meskipun begitu, aksara ini tetap bisa diberikan Sandhangan, yaitu Sandhangan Sigeg. Selain itu, aksara Swara terdiri dari lima huruf aksara, yang jika diubah ke dalam huruf latin, yakni A, I, U, E, O.

Baca Juga: 5 Weton yang Dianggap Istimewa dalam Primbon Jawa, Wetonmu Termasuk?

5. Aksara Rekan

Jenis-jenis Aksara Jawa dan Contoh Penulisannya, Gak Mudah Dipelajari!aksara Rekan (p2k.stekom.ac.id)

Selanjutnya ada aksara Rekan. Aksara rekan merupakan jenis aksara yang digunakan untuk penulisan huruf serapan dari bahasa asing. Aksara ini banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab, sehingga serapannya pun berasal dari bahasa Arab.

Berbeda dengan aksara sebelumnya, aksara Rekan mempunyai jumlah huruf akrasa yang tidak dibatasi. Namun, hal tersebut tergantung dari ketersediaan aksara, apakah sudah cukup memadai untuk menuliskan kosa kata asing atau belum. Sehingga bisa dikatakan kalau aksara ini dapat bertambah sesuai kebutuhan.

Di samping itu, aksara Rekan juga memiliki pasangan yang bentuknya sama seperti aksara Rekan itu sendiri. Fungsi dari pasangan aksara Rekan ini untuk menggantikan aksara tersebut apabila di belakang aksara bersifat sigeg (konsonan). Ada lima bentuk aksara Rekan, yakni /kha/, /dza/, /fa/, /za/, dan /gha/.

6. Aksara Wilangan

Jenis-jenis Aksara Jawa dan Contoh Penulisannya, Gak Mudah Dipelajari!Angka dalam aksara Jawa (p2k.stekom.ac.id)

Selain huruf, aksara Jawa juga mengenal bilangan atau sering disebut sebagai aksara Wilangan. Sesuai namanya, aksara ini digunakan untuk menuliskan sesuatu yang merujuk pada kuantitas, baik itu berupa ukuran, panjang, luas, berat, satuan waktu ataupun nilai uang.

Menariknya, daftar angka dalam aksara Jawa ini sudah digunakan sebelum era penulisan latin dikenalkan. Adapun angka-angka dalam aksara Jawa, yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0.

7. Contoh penulisan aksara Jawa dengan Sandhangan

Jenis-jenis Aksara Jawa dan Contoh Penulisannya, Gak Mudah Dipelajari!contoh penulisan aksara Jawa dengan Sandhangan (dok. pribadi/delvi ayuning)

Nah, supaya kamu lebih paham, berikut kami sertakan salah satu contoh penulisan aksara Jawa menggunakan Sandhangan.

Penting diingat, ketika kamu ingin menulis ‘tuku buku’ misalnya yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘beli buku’, maka kamu tidak bisa hanya menuliskan menggunakan aksara Jawa biasa. Sebab, jika ditulis hanya menggunakan aksara Jawa biasa, maka bunyinya pasti menjadi ‘taka baka’ bukan ‘tuku buku’.

Nah, agar penulisannya menjadi ‘tuku buku’, maka kamu harus mengubah vokal /a/ yang terdapat pada huruf aksara Jawa ‘ta’, ‘ka’, ‘ba’, dan ‘ka’ menjadi vokal /u/ dengan memakai Sandhangan Suku, yaitu Sandhangan yang mengubah bunyi aksara /a/ menjadi /u/. Caranya, kamu bisa menambahkan Sandhangan Suku setelah huruf ‘ta’, ‘ka’, ‘ba’, dan ‘ka’. Jika disusun, maka urutan penulisannya, yaitu 'ta' + 'Sandhangan Suku' + 'ka' + 'Sandhangan Suku' + 'ba' + 'Sandhangan Suku' + 'ka' + 'Sandhangan Suku'.

Itu dia beberapa jenis aksara Jawa dan contoh penulisannya. Mempelajari aksara Jawa memang membutuhkan ketelitian. Hal ini karena aksara Jawa bukan sekadar huruf-huruf, melainkan terdapat simbol-simbol yang memiliki fungsi masing-masing.

Oleh karena itu, tak heran bila sistematika penulisan aksara Jawa cukup kompleks dan memiliki banyak aturan. Namun, dengan memahami jenis-jenis aksara Jawa dan contoh penulisannya seperti di atas, setidaknya kamu bisa mengetahui bagaimana menulis aksara Jawa yang sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.

Baca Juga: Jadwal Tahun Ajaran Baru 2024/2025 di Pulau Jawa, Sudah Tahu?

Delvi Ayuning Photo Verified Writer Delvi Ayuning

Menulis bukan sekadar menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya