TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

22 Desember Hari Ibu: Sejarah, Makna, dan Ucapan

Lebih dari sekedar ungkapan kasih sayang

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Iuliyan Metodiev)

Setiap tahunnya Hari Ibu diperingati pada 22 Desember dan dijadikan sebagai momen mengungkapkan kasih sayang pada ibu yang telah melahirkan dan merawat kita. Segala upaya dan kasih sayang yang telah diberikan oleh seorang ibu tentu tidak bisa kita balas sepenuhnya, namun bisa kita tunjukkan dengan berbagai cara. 

Dibalik peringatan Hari Ibu di Indonesia yang cukup melekat, sebenarnya ada alasan mengapa 22 Desember ditetapkan sebagai peringatan Hari Ibu. Bukan hanya dirayakan oleh seorang ibu, namun momen ini juga ditujukan untuk seluruh perempuan Indonesia. Penuh cinta dan kasih, inilah sejarah, makna, serta ucapan Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember. 

1. Sejarah Hari Ibu

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Albert Rafael)

Peringatan Hari Ibu di Indonesia masih sering dimaknai dengan mengikuti tradisi Mother's day ala Amerika Serikat atau Eropa. Biasanya kita akan mengungkapkan kasih sayang kepada ibu tepat di momen spesial tersebut. Namun, Hari Ibu di Indonesia bukan sekadar ucapan kasih sayang atau terimakasih kepada ibu, lebih dari itu ada sejarah yang melekat dengan peringatan Hari Ibu ini. 

22 Desember 1928

Pada 22 Desember 1928 Kongres Perempuan Indonesia I diadakan di Yogyakarta tepatnya di Djojodipuran. Kongres ini bukan hanya membahas mengenai persatuan dan persamaan hak perempuan dengan laki-laki, namun tentang bagaimana memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia yang berdampingan dengan kaum muda dan para bapak. 

Kongres Perempuan Indonesia I menjadi salah satu puncak kesadaran berorganisasi kaum perempuan Indonesia. Sejumlah tuntutan penting untuk kaum perempuan juga lahir pada kongres tersebut.

20-24 Juli 1935

Tujuh tahun berselang, Kongres Perempuan Indonesia II diselenggarakan di Jakarta pada 20-24 Juli 1935. Pada Kongres ini, dibentuklah sebuah organisasi yang diberi nama BPBH(Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh perempuan di perusahaan batik di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. 

23-27 Juli 1938

Selanjutnya, Kongres Perempuan Indonesia III diadakan di Bandung pada 23-23 Juli 1938. Kongres Perempuan III dijadikan sebagai hari diresmikannya Hari Ibu di Indonesia. Selain itu, hal ini juga melegimitasi bahwa kesatuan gerakan perempuan dimulai pada 22 Desember 1928 pada Kongres Perempuan Indonesia I. 

16 Desember 1959

Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No.316 tahun 1959 menetapkan bahwa Hari Ibu jatuh pada 22 Desember sebagai Hari Nasional yang bukan hari libur.

Tahun 1963

Dalam peringatannya, Presiden Soekarno pernah merayakan Hari Ibu yang ke-25 di 85 kota di Indonesia, tepatnya dari Meulaboh hingga Ternate. Perayaan ini menjadi bukti bahwa perempuanIndonesia menjadi sosok yang berharga di mata negara. 

22 Desember 1965

Pada peringatan Hari Ibu tanggal 22 Desember 1965, Presiden Soekarno menegaskan bahwa perempuan di Indonesia adalah tiang negara. Oleh karena itu, perempuan diharapkan dapat terus bersatu agar negara Indonesia tetap kuat. 

Peringatan Hari Ibu di Indonesia ternyata memiliki sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya dijadikan Hari Nasional. Oleh karena itu, sebagai perempuan Indonesia kita harus bisa menjaga sejarah yang telah diukir ini ya. 

Baca Juga: 25 Ucapan Natal Bahasa Jawa, Penuh Berkah dan Suka Cita!

2. Makna Hari Ibu

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Elina Fairytale)

Setelah mengetahui bagaimana sejarah Hari Ibu ditetapkan, tentu kamu akan semakin paham cara memaknai peringatan Hari Ibu. Meskipun pada hakikatnya ditujukan untuk seorang ibu, namun peringatan ini secara murni bisa dirayakan untuk seluruh perempuan di Indonesia. 

Kita tahu bahwa dalam Kongres Perempuan Indonesia yang diadakan di Jakarta, Bandung, dan Yogjakarta, isu-isu yang dibahas sepenuhnya tentang hal penting yang berhubungan dengan perempuan, misal persatuan dan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Dari isu-isu terkait perempuan di Indonesia ini bisa kita jadikan sebuah makna bahwa tugas perempuan bukan hanya untuk melahirkan, merawat hingga mendidik anak- anak kelak. Dibalik itu semua, banyak stigma yang harus dihadapi perempuan bahkan hingga saat ini untuk menjadi perempuan yang mandiri dan jauh dari pemikiran buruk masyarakat.

Makna Hari Ibu bisa dijadikan pelajaran untuk perempuan di Indonesia bahwa siapapun kamu, apapun status yang kamu punya, perempuan layak punya mimpi dan meraihnya, baik sesaat setelah menjadi ibu. Dengan mempengaruhi satu sama lain, tidak sulit bagi perempuan Indonesia untuk bersatu dan membuat negara Indonesia semakin kuat. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya