Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Apakah kamu sedang dengan aktivitas-aktivitas mendebarkan, seperti menaiki roller coaster, memanjat tebing, terjun payung, dan berbagai kegiatan berbahaya lainnya. Jika kamu salah satu dari sekelompok orang tersebut, kamu mungkin seorang adrenaline junkie.
Seorang adrenaline junkie mungkin akan mencari-cari pengalaman ekstrem yang membuat detak jantung mereka berpacu dan memberikan dorongan kehidupan yang intens dan mampu memberi kegembiraan juga kepuasan. Nah, selain itu mari simak penjelasan lebih lanjut mengenai adrenaline junkie lewat ulasan di bawah ini!
1. Apa itu adrenaline junkie?
ilustrasi atlet motocross (pexels.com/Mridul Pradeep) Dilansir Verywell Mind, Elizabeth Scott, penulis topik bidang psikologi, menjelaskan bila istilah adrenaline junkie atau pecandu adrenalin pertama kali populer dalam film "Point Break" tahun 1991. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang menyukai berbagai aktivitas berisiko tinggi untuk mendapatkan efek neurofisiologis.
Beberapa ahli percaya, bahwa adrenaline junkie memiliki sifat yang mirip dengan kecanduan narkoba. Ketika seseorang terlibat dalam olahraga atau kegiatan ekstrem seperti skydiving atau base jumping, tubuhnya mengalami peningkatan kadar hormon adrenalin dan noradrenalin.
Ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan aktivitas otak yang terkait dengan respons "fight or flight". Selain itu, aktivitas-aktivitas ini juga dapat memicu pelepasan endorfin yang dapat menyebabkan perasaan euforia dan kepuasan mendalam.
Baca Juga: 8 Film Liam Neeson buat yang Nungguin Retribution, Adrenaline Rush!
2. Apakah adrenaline junkie berbahaya?
ilustrasi laki-laki lompat (pexels.com/ Mary Taylo) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sebenarnya gak ada yang salah dengan keinginan untuk melakukan aktivitas yang bisa memberi sensasi menegangkan. Namun, ini bisa jadi sangat berbahaya jika aktivitas "menegangkan" tersebut menjadi candu dan bisa membahayakan diri sendiri juga orang lain.
Crystal Raypole (penulis) dan Timothy J. Legg (psikiatri dan psikolog berlisensi), dilansir Healthline, memberikan beberapa contoh perilaku adrenaline junkie yang berbahaya. Berikut di antaranya:
- Mengemudi jauh di atas batas kecepatan dengan atau tanpa orang lain di dalam mobil.
- Mencampurkan beberapa obat atau alkohol untuk meningkatkan efek.
- Sengaja berkelahi dengan orang lain.
- Berperilaku agresif terhadap orang lain.
- Terlibat dalam aktivitas ilegal, seperti mencuri atau merusak properti.
- Berbohong atau memanipulasi, baik untuk menghasilkan adrenalin atau untuk menutupi kemungkinan perilaku berbahaya.
Scott menyarankan, "Jika perilaku 'ekstrem' menjadi gak terkendali, menyebabkan kesusahan atau membuatmu gak memenuhi tanggung jawab, pertimbangkanlah untuk mencari bantuan profesional. Seorang ahli kesehatan mental dapat membantu kamu mencari cara untuk mengelola perilaku dengan cara yang lebih sehat dan adaptif".