TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sistem Pendidikan Unik di Berbagai Negara, Siswa Perlu Tahu!

Tampil beda dan unik, kenapa tidak?

ilustrasi siswa belajar di kelas (pexels.com/Yan Krukau)

Ada berbagai macam sistem pendidikan unik yang diusung oleh beberapa negara di dunia. Keunikan ini menjadikan suatu negara terlihat berbeda, tetapi tidak membuatnya menjadi negara yang terbelakang. Justru uniknya sistem pendidikan yang dimiliki mengarahkan negara tersebut menuju kehidupan yang semakin maju.

Perlu diketahui bahwa majunya sebuah negara, salah satunya tergantung dari tingkat pendidikan masyarakatnya. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi mendorong terjadinya perkembangan negara yang semakin maju pula. Karena itu, penting untuk menghadirkan sistem pendidikan yang baik.

Suatu negara pastinya akan membuat sistem pendidikan yang memajukan kehidupan bangsanya tergantung kondisi masing-masing negara. Oleh sebab itu, sistem pendidikan di tiap negara berbeda-beda, bahkan ada yang dikategorikan unik. Lantas, negara mana saja yang mempunyai sistem pendidikan unik? Berikut adalah penjelasannya.

1. Siswa di Finlandia jarang dibebani oleh pekerjaan rumah (PR)

ilustrasi siswa mengerjakan PR (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di Finlandia, guru hanya akan memberikan Pekerjaan Rumah (PR) apabila diperlukan. Tidak ada kebijakan yang mengharuskan siswa memperoleh PR setiap selesai pelajaran atau setiap minggunya. Masyarakat Finlandia mempercayai bahwa memberi PR yang lebih sedikit akan berdampak baik kepada siswa.

Uniknya lagi, guru di Finlandia bahkan tidak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah oleh siswa selama liburan sekolah. Tujuannya agar siswa memanfaatkan waktu liburnya untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang disukai. Jika tetap mengerjakan PR, tentu akan membuat siswa merasa lelah dan tidak bersemangat ketika kembali bersekolah.

2. Di Jepang, terdapat pendidikan karakter selama 3 tahun

ilustrasi siswa berkreasi (pexels.com/Yan Krukau)

Siswa sekolah dasar di Jepang, mulai dari kelas satu hingga kelas tiga, tidak dibebani hafalan dan perhitungan matematis. Namun, siswa mendapatkan pendidikan karakter yang berlangsung selama tiga tahun tersebut. Tujuannya, yaitu agar siswa memiliki kepribadian dan perilaku yang baik.

Kurikulum Jepang memberikan pendidikan karakter melalui pembelajaran formal dan informal. Misalnya, siswa mengamati tumbuhan dan hewan melalui permainan edukatif, mengenali diri sendiri dengan melakukan brainstorming, dan membiarkan siswa berkreasi sesuai imajinasinya. Dalam pendidikan karakter, siswa juga akan belajar berinteraksi dengan orang lain, memahami kerja sama tim, serta berperilaku disiplin.

Baca Juga: 4 Karakteristik Sistem Pendidikan yang Ideal dan Berkualitas

3. Jerman melarang siswanya untuk homeschooling

ilustrasi homeschooling (pexels.com/RDNE Stock project)

Siswa di Jerman diwajibkan menempuh pendidikan di sekolah umum mulai dari usia 6 tahun. Adapun homeschooling adalah metode pendidikan yang tidak diperbolehkan di Jerman. Pasalnya, pemerintah Jerman berpendapat bahwa pendidikan yang baik, yaitu di mana siswa bisa bersekolah di lingkungan akademik pada umumnya.

Homeschooling dianggap memberikan dampak buruk bagi siswa. Sebagian besar masyarakat Jerman percaya bahwa homeschooling dapat membatasi siswa dalam beraktivitas, seperti bersosialisasi dan berolahraga. Hal itu disebabkan karena siswa homeschooling menghabiskan lebih banyak waktunya untuk belajar.

4. Siswa di Amerika Serikat pakai baju bebas saat sekolah

ilustrasi siswa memakai pakaian bebas saat sekolah (freepik.com/freepik)

Umumnya, sekolah negeri di Amerika Serikat tidak memiliki seragam yang wajib dikenakan oleh siswa. Sebagai gantinya, siswa dapat memakai pakaian bebas ketika bersekolah. Hal ini menjadi suatu hal yang unik karena sebagian besar sekolah di negara lain mengharuskan siswanya untuk mengenakan seragam sekolah.

Sekolah Amerika membebaskan siswa dalam berpakaian untuk mendorongnya agar bisa mengekspresikan diri. Tidak adanya seragam sekolah tentunya akan memberikan kebebasan berekspresi karena siswa dapat memilih pakaian yang ingin dikenakan. Terlebih lagi, bagi para remaja perempuan yang selalu ingin tampil menarik dengan memakai aksesoris lucu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya