TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sekolah Alam Atelier Jakarta Usung Pendidikan Berbasis Alam

Ajak anak kembangkan Montessori dengan konsep menyenangkan

Gedung sekolah Alam Atelier Jakarta. 21 September 2024. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Intinya Sih...

  • Sekolah Alam Atelier menawarkan pendidikan anak usia dini dengan kurikulum Reggio Emilia yang berbasis alam
  • Program-programnya bertujuan membangun anak secara holistik, mencakup kecerdasan, cinta alam, kemandirian, kreativitas, dan percaya diri
  • Alam Atelier juga menyisipkan kegiatan gymnastics dalam program belajar sehari-hari serta fokus pada penciptaan ruang yang mendorong anak untuk mengeksplorasi dan terlibat dalam pengalaman langsung

Jakarta, IDN Times - Perhatian terhadap pendidikan anak yang semakin inklusif menjadi pertimbangan penting yang kini harus dipikirkan orangtua sejak anak mereka mulai memasuki masa perkembangan emas. Bila dahulu anak bisa mulai sekolah di usia matang dengan penempatan TK, lain halnya dengan anak-anak yang lahir di masa sekarang.

Pasalnya, perkembangan ragam kemampuan sensori kian dibutuhkan, sehingga tak ayal mewujudkan lahirnya pendidikan kategori baru, yakni PAUD (Pendidikan Anak-anak Usia Dini). Namun, menemukan sekolah yang cocok bagi anak terbilang sulit, apalagi dengan kekhawatiran orangtua yang semakin besar usai merebaknya kasus di ranah pendidikan yang mencengangkan. 

Hal ini dirasakan pula oleh Claudia Adinda, istri aktor Derby Romero, yang mengatakan bila menemukan sekolah yang pas dengan anak sangatlah sulit. Bahkan, dalam prosesnya bisa saja membuat orangtua merasa stres dan frustrasi.

"Overwhelming sekali menemukan sekolah yang suit with child. Saya pergi ke banyak sekolah dan lucunya, hanya Sekolah Alam Atelier yang membuat anak saya berbicara ke saya kalau dia mau balik lagi ke sekolah," terangnya dalam Press Conference Pembukaan Sekolah Alam Atelier Jakarta, Sabtu (21/9/2024) di Sekolah Alam Atelier Jakarta.

Ya, kamu gak salah dengar. Ada sebuah sekolah bernama Alam Atelier yang menjunjung tinggi nilai pendidikan berbasis alam. Untuk mengetahui lebih lengkap soal sekolah tersebut, mari simak ulasan berikut ini.

1. Menarapkan kurikulum Reggio Emilia

Supiani Winata, Pendiri dan Direktur Alam Atelier dalam Grand Opening Alam Atelier Jakarta. 21 September 2024. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Menjawab keresahan orangtua, sekolah Alam Atelier menunjukkan perhatian serius pada pendidikan anak-anak usia dini atau umum disebut PAUD. Hal ini ditegaskan lewat kurikulum terbaik yang diterapkannya, yakni kurikulum Reggio Emilia, sebuah pendekatan pembelajaran berbasis alam yang memungkinkan anak-anak untuk belajar tidak terbatas pada ruang kelas saja, tetapi juga belajar di alam dan ruangan terbuka.

"Lingkungan dianggap sebagai guru ketiga bagi anak. Oleh karena itu, pendidik atau guru berperan sebagai fasilitator untuk mengamati dan merespons anak-anak sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap pembelajaran dan rasa kebersamaan yang kuat," terang Supiani Winata, Pendiri dan Direktur Alam Atelier.

2. Sekolah berbasis alam yang membantu mengembangkan kemampuan anak secara holistik

Kumpulan orangtua dan murid Alam Atelier yang berpartisipasi dalam Trunk Show di Grand Opening Alam Atelier Jakarta. 21 September 2024. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Selaras dengan yang disampaikan Supiani, diketahui bila program yang diterapkan dalam sekolah Alam Atelier bertujuan untuk membangun anak secara holistik. Oleh karenanya, program-program tersebut dirancang sedemikan rupa sehingga diharapkan dapat melahirkan anak-anak yang bukan hanya cerdas atau mencintai alam, tetapi juga mandiri, kreatif, dan percaya diri.

Hal ini dibuktikan melalui kegiatan Trunk Show yang ditampilkan dalam gelaran Press Conference. Anak-anak berusia 2-4 tahun dengan penuh percaya diri berani berjalan di depan banyak tamu undangan. 

Mereka melenggak-lenggok layaknya model profesional yang sudah memiliki track record karier bertahun-tahun lamanya. Di sisi lain, aksesori dalam peragaan busana yang dilakukan, 100 persen dibuat oleh guru dan murid-murid dari barang bekas, seperti koran, kain perca, kantong belanja, kardus, dan lain sebagainya. 

"Tiga anak kami juga memakai busana yang dibuat dari barang bekas lain, seperti balon, dot bayi, CD, dan sebagainya. Inilah aktivitas daur ulang yang kami lakukan sehari-hari di sekolah sehingga anak-anak memiliki kesadaran bahwa barang bekas pun bisa digunakan kembali dan bisa dibuat menjadi karya seni sehingga mereka akan semakin mencintai alam dan gak membuat sampah sembarangan," jelas Maryati Lauw, Direktur Operasional Alam Atelier.

3. Selain berlatih kreativitas, anak juga diajarkan kemampuan fisik lewat gymnastics

Potret sekolah Alam Atelier Jakarta yang mengusung sekolah berbasis alam. 21 September 2024. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Selain kurikulum yang berbasis alam, hal menarik lain dari sekolah Alam Atelier adalah adanya kegiatan gymnastics yang disisipkan ke dalam program belajar sehari-hari anak. Untuk hal ini, Alam Atelier bekerja sama dengan sekolah gymnastics nomor satu di Singapura, yakni Bazgym Gymnastics Schoool.

"Program Bazgym dirancang untuk murid-murid Alam Atelier yang diintegrasikan ke dalam kurikulum mereka sekaligus terbuka untuk umum bagi usia mulai 18 bulan hingga dewasa," tutur Wen Kai, Direktur Bazgym Singapura.

Menariknya, meski hanya program pelatihan dasar, namun alat dan perlengkapan yang digunakan Bazgym sudah berstandar olimpiade internasional. Bahkan, beberapa peralatan yang ada diimpor secara khusus dari beberapa negara, seperti Prancis, Amerika, dan China.

Baca Juga: 75 Contoh Judul Skripsi Pendidikan yang Menarik dan Jarang Diulas

4. Setiap sudut ruang dibangun dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keamanan anak

Potret sekolah Alam Atelier Jakarta yang mengusung sekolah berbasis alam. 21 September 2024. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Berbicara soal sekolah, selain kurikulum, lingkungan belajar juga terbilang penting. Maka dari itu, guna mewujudkan sekolah yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan dasar anak, terutama montessori, Alam Atelier melibatkan arsitek terkenal dan desainer landscape dari Amerika untuk mendapatkan setiap sudut dan ruang di sekolah yang aman, nyaman, dan indah.

"Filosofi kami berfokus pada penciptaan ruang yang mendorong anak-anak untuk mengeksplorasi, bertanya, dan terlibat dalam pengalaman langsung, termasuk ketika mereka berada di alam terbuka. Maka dari itu, dalam proses perancangan Alam Atelier Jakarta, kami melibatkan arsitek terkenal dari Amerika untuk memastikan bahwa ruang kami tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga mampu merangsang perkembangan anak," ungkap Supiani.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya