TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejak Kapan Pramuka Ada di Indonesia? Simak Sejarah dan Tokoh!

Perjalanan pramuka dari awal hingga kini

Ilustrasi pramuka saat zaman Hindia-Belanda (Pramuka.or.id)

Pramuka, yang kini menjadi salah satu gerakan pemuda terbesar di Indonesia, memiliki sejarah panjang dan penuh makna. Sebagai bagian dari gerakan kepanduan dunia, pramuka di Indonesia telah melalui berbagai fase perkembangan sejak pertama kali diperkenalkan di tanah air.

Dari masa penjajahan hingga masa kemerdekaan, Gerakan Pramuka mengalami berbagai transformasi hingga kini. Tentunya, terdapat banyak tantangan saat gerakan ini masuk dan berkembang di Indonesia. 

Namun, sejak kapan pramuka sebenarnya mulai ada di Indonesia? Yuk, simak penjelasan sejarah pramuka di Indonesia lebih lanjut!

1. Awal mula Gerakan Pramuka di Indonesia

ilustrasi lambang Gerakan Pramuka (pramuka.or.id)

Dikutip laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Gerakan Pramuka di Indonesia ditandai dengan adanya gerakan kepanduan di masa pemerintahan Belanda. Adapun gerakan kepanduan ini berasal dari gerakan kepanduan dunia yang diprakarsai oleh Lord Baden-Powell di Inggris pada tahun 1907. Konsep ini kemudian dengan cepat menyebar ke berbagai negara, termasuk ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Pada tahun 1912, organisasi kepanduan pertama di Indonesia didirikan oleh orang-orang Belanda, yang dikenal dengan nama Nederlandsch Indische Padvinders Vereeniging (NIPV). Organisasi ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kepanduan di kalangan anak-anak Belanda yang tinggal di Hindia Belanda.

Gerakan kepanduan kemudian mulai menarik minat masyarakat pribumi. Pada tahun 1916, Mangkunegara VII mendirikan Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), sebuah organisasi kepanduan yang diperuntukkan bagi pemuda-pemuda Jawa.

Sejak saat itu, berbagai organisasi kepanduan yang berbasis etnis, agama, dan wilayah mulai bermunculan di seluruh Nusantara, seperti Sarekat Islam Afdeling Padvindersij (SIAP) dan Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ).

2. Perkembangan pramuka di era kolonial

ilustrasi pelajar menggunakan atribut pramuka (unsplash.com/Mochammad Hafidz)

Dilansir laman Kwartir Cilegon, kepanduan yang awalnya didominasi oleh orang-orang Belanda akhirnya menarik minat para pemuda pribumi. Melihat manfaat gerakan ini, tokoh-tokoh pribumi mulai mendirikan organisasi kepanduan mereka sendiri.

Pada tahun 1916, Mangkunegara VII mendirikan Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), yang menjadi organisasi kepanduan pertama untuk pemuda-pemuda Jawa dan menjadi pionir. 

Namun, pemerintah kolonial Belanda yang pada awalnya mendukung gerakan kepanduan untuk anak-anak keturunan Eropa ini, kemudian merasa khawatir dengan perkembangan gerakan kepanduan di kalangan pribumi.

Mereka melihat bahwa organisasi kepanduan pribumi bisa menjadi sarana untuk menyebarkan semangat nasionalisme dan perlawanan terhadap kolonialisme. Akibatnya, pemerintah Belanda mulai memberlakukan berbagai kebijakan yang membatasi aktivitas kepanduan pribumi.

Pada tahun 1930-an, pemerintah kolonial melarang penggunaan kata "Padvinders" (kepanduan) oleh organisasi pribumi. Sebagai respons, organisasi-organisasi kepanduan pribumi mengganti nama mereka menjadi "Panduan" atau "Kepanduan" untuk menghindari pembatasan ini. Meskipun ada tekanan dari pemerintah kolonial, semangat kepanduan di kalangan pribumi tetap hidup dan bahkan semakin menguat.

3. Gerakan Pramuka mulai disahkan di Indonesia

Potret Ir.Soekarno (Instagram.com/soekarno_hatta_1945)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, berbagai organisasi kepanduan yang ada di Indonesia mulai berkonsolidasi untuk membentuk satu gerakan yang bersatu. Pada tahun 1961, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961, Presiden Soekarno mengesahkan pembentukan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia.

Pada tanggal 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi diresmikan oleh Presiden Soekarno dalam sebuah upacara di Istana Negara. Tanggal ini kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Pramuka di Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Hari Pramuka, Diperingati Setiap 14 Agustus!

4. Tokoh-tokoh yang berperan dalam sejarah pramuka Indonesia

potret Sri Sultan Hamengkubuwono IX sang Bapak Pramuka Indonesia (pramukabuleleng.or.id)

Gerakan kepanduan pribumi terus berkembang dan memainkan peran penting dalam menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan pemuda. Pada masa-masa menjelang kemerdekaan, berbagai organisasi kepanduan mulai bergabung dan berkolaborasi dengan gerakan nasionalis lainnya. Kepanduan menjadi salah satu wadah untuk mendidik pemuda tentang pentingnya persatuan, kebebasan, dan kemerdekaan.

Tentunya, perkembangan ini tak lepas dari peran para tokoh-tokoh nasional. Berikut tokoh-tokoh nasional yang berperan dalam perkembangan pramuka di Indonesia:

1.  Mangkunegara VII

Mangkunegara VII adalah salah satu pionir dalam gerakan kepanduan di kalangan pribumi. Pada tahun 1916, beliau mendirikan Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), organisasi kepanduan pertama yang didirikan untuk pemuda pribumi. Mangkunegara VII melihat pentingnya pendidikan karakter melalui kepanduan sebagai sarana untuk membangun semangat dan kesadaran nasional di kalangan pemuda Jawa.

2. Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah tokoh penting dalam sejarah Gerakan Pramuka Indonesia. Beliau adalah Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) pertama setelah Gerakan Pramuka resmi dibentuk pada tahun 1961. Sultan Hamengkubuwono IX memainkan peran kunci dalam mengonsolidasikan berbagai organisasi kepanduan yang ada di Indonesia menjadi satu kesatuan yang dikenal sebagai Gerakan Pramuka. Beliau juga berperan dalam perumusan dasar-dasar pendidikan dan kegiatan Pramuka yang hingga kini masih dipegang teguh.

3. Presiden Soekarno

Meskipun tidak secara langsung terlibat dalam kepanduan, Presiden Soekarno memainkan peran penting dalam penggabungan berbagai organisasi kepanduan menjadi Gerakan Pramuka. Pada tahun 1961, melalui Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, Soekarno meresmikan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia.

4. Sartono

Sartono adalah salah satu tokoh pergerakan nasional yang juga terlibat dalam gerakan kepanduan. Beliau berperan dalam pendirian Pandu Pemuda Sumatra, salah satu organisasi kepanduan di Sumatra yang bertujuan untuk mengembangkan semangat kebangsaan di kalangan pemuda. Sartono, yang juga aktif dalam politik, melihat kepanduan sebagai cara untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan persatuan di kalangan pemuda

5. Soenardjo Atmodipurwo

Soenardjo Atmodipurwo adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam pengembangan Pramuka di Indonesia setelah diresmikan oleh Presiden Soekarno. Beliau adalah Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) kedua setelah Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan berperan dalam memperluas jangkauan dan pengaruh Pramuka di seluruh Indonesia, serta memperkuat sistem pendidikan Pramuka.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya