TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makna dan Sejarah Slogan Pro Palestina, From The River to The Sea

Bentuk dukungan dan solidaritas kepada masyarakat Palestina

ilustrasi bendera Palestina (pexels.com/muaaz)

Konflik Palestina dan Israel kian memanas. Banyak korban berjatuhan, termasuk perempuan dan anak-anak. Oleh karenanya, masyarakat dari seluruh dunia ramai-ramai memberikan dukungan sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Palestina. 

Di media sosial, sejumlah orang menggunakan slogan pro Palestina, 'From the river to the sea'. Rupanya, kalimat tersebut memiliki makna dan sejarah tersendiri untuk Palestina. Simak penjelasannya lebih lanjut dalam artikel di bawah ini!

1. Makna "From The River to The Sea" menyuarakan kebebasan bagi Palestina

Tuntutan para warga Palestina untuk membebaskan para tahanan Palestina. (Twitter.com/PalPrisoners)

Jika diterjemahkan dalan bahasa Indonesia, 'From the river to the sea, Palestine will be free' artinya 'Dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka'. Frasa ini menjadi slogan pro Palestina yang menjadi bentuk kepedulian dari masyarakat di seluruh dunia. 

Dikutip Aljazeera, slogan tersebut menyuarakan kebebasan dari Sungai Yordan di Sebelah Timur ke Laut Mediterania di Sebelah Barat. Slogan itu diserukan untuk mengakhiri kependudukan wilayah Palestina oleh Israel. 

Baca Juga: Marks & Spencer Minta Maaf Usai Dikira Bakar Bendera Palestina

2. Sejarah terbentuknya negara Palestina di masa lalu berkaitan erat dengan frasa itu

Ilustrasi (Unsplash.com/Ahmaed Abu Hameeda)

Aljazeera menyebut, setelah Organisasi Pembebasan Palestina atau PLO didirikan pada 1964 di bawah kepemimpinan Yasser Arafat, organisasi tersebut menyerukan berdirinya suatu negara yang membentang dari Sungai Yordan ke Laut Mediterania. Ini mencangkup wilayah bersejarah Palestina. 

Sebelum pembentukan negara Israel tahun 1948, perdebatan mengenai pemisahan wilayah ini telah terjadi. Setahun sebelumnya PBB berencana untuk membagi wilayah tersebut menjadi negara Yauhdi dan negara Palestina, namun ditolak oleh para pemimpin Arab pada masa itu.

Namun pada 1948, terjadi peristiwa Nakba, di mana Israel berusaha merampas tanah Palestina dengan melakukan pengusiran dan pembantaian etnis pada lebih dari 750 ribu warga. Malapetaka itu merebut 78 persen wilayah Palestina, menyisakan 22 persen yang dibagi menjadi wilayah Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang terkepung. 

Baca Juga: Apa Arti Emoji Semangka yang Viral? Apa Hubungannya dengan Palestina?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya