Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kamu pasti pernah mendengar istilah sandwich generation, kan? Apa kamu yakin sudah memahami artinya dengan benar? Sederhananya, sandwich generation merujuk pada orang dewasa yang harus mengurus anak-anak dan keluarganya sendiri sekaligus merawat orangtua dan saudara-saudaranya.
Nah, posisi ini membuat orang tersebut berada di tengah-tengah, seperti isi sandwich yang diapit oleh roti di kedua sisi. Namun, ternyata ada beberapa pemahaman yang keliru mengenai sandwich generation yang perlu kamu ketahui dan perbaiki. Ini nih, lima di antaranya.
1. Hanya tanggung jawab keuangan
ilustrasi seseorang bingung (freepik.com/drobotdean) Definisi keliru pertama tentang sandwich generation adalah bahwa tanggung jawabnya hanya bersifat keuangan. Banyak yang menganggap bahwa berada di posisi ini hanya berarti harus mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhan anak dan orangtua. Padahal, tanggung jawab sandwich generation jauh lebih kompleks daripada itu, lho.
Selain aspek finansial, dia juga harus memberikan support secara emosional, perawatan fisik, dan manajemen waktu yang efektif untuk memenuhi kebutuhan kedua generasi. Mengurus orangtua yang sakit atau memerlukan bantuan sehari-hari, serta mendidik dan mengasuh anak, memerlukan perhatian, kesabaran, dan energi yang besar. Oleh karena itu, tanggung jawab sandwich generation gak hanya terbatas pada aspek keuangan, tetapi juga mencakup berbagai hal lainnya.
2. Hanya terjadi pada perempuan
ilustrasi sedang bingung (pexels.com/RDNE Stock project) Stereotip lain yang sering muncul adalah bahwa sandwich generation hanya terdiri dari perempuan. Meskipun benar bahwa perempuan seringkali menjadi pengasuh utama dalam banyak keluarga, bukan berarti pria gak menghadapi tantangan yang sama. Banyak juga pria yang berada di posisi sandwich generation, memberikan dukungan finansial, emosional, dan fisik kepada anak-anak dan orangtuanya.
Peran pria dalam sandwich generation sering terabaikan karena norma-norma sosial yang menganggap pengasuhan dan perawatan sebagai tugas utama perempuan. Namun, kenyataannya, pria juga berperan penting dan menghadapi tekanan yang sama dalam mengelola tanggung jawab ganda ini, lho.
Baca Juga: 5 Cara Menabung untuk Menikah bagi Generasi Sandwich
3. Hanya terjadi pada usia paruh baya
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi seseorang burnout (pexels.com/Nataliya Vaitkevich) Banyak juga orang yang beranggapan bahwa sandwich generation hanya mencakup individu di usia paruh baya, sekitar 40 hingga 50 tahun. Namun, definisi ini jelas terlalu sempit. Situasi sandwich generation sangat bisa terjadi pada berbagai rentang usia.
Generasi milenial, yang kini berada di usia 30-an, juga banyak yang menghadapi situasi ini karena berbagai alasan. Bisa dibilang, sandwich generation bukan hanya fenomena usia paruh baya, melainkan bisa terjadi pada berbagai tahap kehidupan.
4. Hanya melibatkan keluarga inti
ilustrasi travelling bersama keluarga (freepik.com/DC Studio) Pemahaman lain yang keliru adalah bahwa sandwich generation hanya melibatkan keluarga inti, yaitu anak-anak dan orangtua kandung. Kenyataannya, situasi sandwich generation bisa melibatkan berbagai anggota keluarga lainnya, seperti saudara kandung, kakek-nenek, atau anggota keluarga besar lainnya yang perlu perawatan atau dukungan.
Misalnya, seseorang mungkin harus merawat saudara yang mengalami disabilitas atau kerabat yang lebih tua selain mengurus anak-anaknya sendiri. Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sandwich generation bisa meluas diluar keluarga inti, menambah kerumitan, dan beban yang harus dihadapi.