Ada berbagai macam lomba yang bisa dilakukan untuk memeriahkan acara kemerdekaan. Salah satunya lomba membaca puisi. Apakah kamu orang yang suka membaca puisi?
Kalau kamu sedang bingung mencari inspirasi puisi kemerdekaan, lima contoh puisi di bawah ini bisa kamu jadikan referensi, lho! Penasaran, kan? Yuk, simak bersama!
1. Merdeka, Kini, dan Nanti karya Ahmad Suryadi
Ilustrasi kemerdekaan Indonesia (pexels.com/Dinora Andrian) Merdeka ini adalah upaya yang tak kenal lelah
Usaha yang tak pernah menyerah
Merdeka ini adalah cucuran keringat dan darah
Yang setia mencucur hingga melimpah ruah
Merdeka ini adalah lelah
Lelah yang dirasakan oleh setiap jiwa
Merdeka ini tak mudah digapai
Karena berjuta ton darah raib serta tergadai
Merdeka didapat dengan taruhan nyawa
Demi merdeka jutaan nyawa dan jiwa melayang
Demi merdeka untuk senyum esok yang lebih
Demi merdeka untuk senyum bangsa Indonesia
Demi merdeka ibu pertiwi, kini dan nanti
2. Merdeka atau Mati karya Yamin
Ilustrasi kemerdekaan Indonesia (pexels.com/Deden R) Darah menggenang di tanah tak bertuan
Ratusan nyawa melayang
Bergelimpangan di medan perang
Mengangkat panji kemenangan
Seorang pejuang berteriak lantang
Gagah berani memegang senjata melawan penjajah
Dua kata menjadi pilihan
Merdeka atau mati
Tubuh kekar dihujani peluru
Penuh lubang di sekujur tubuh
Darah bercucuran mereka tetap tegak berdiri
Sekali lagi lantangkan merdeka atau mati
3. Satu Kata 'Merdeka' karya Yamin
ilustrasi indonesia merdeka (pexels.com/Dio Hasbi Saniskoro) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Hingga detik ini
Darah tertumpah membanjiri persada
Ribuan nyawa melayang
Tulang belulang berserakan
Sebuah pengorbanan yang harus dibayar mahal
Demi terwujudnya kata
Merdeka
Jiwa gugur tak terhitung jumlahnya
Darah segar merasuk di sela-sela tanah air
Dengan bangga jasadmu tersenyum
Menyaksikan kemerdekaan negeri tercinta
Baca Juga: [PUISI] Realitas dalam Batas
4. Diponegoro karya Chairil Anwar
Ilustrasi kemerdekaan Indonesia (pexels.com/Gabriel Judas) Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
Maju
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang