TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Upcycling: Solusi Permasalahan Limbah 

Pengertian, manfaat, dan perbedaan dengan recycling 

ilustrasi wanita mengelola limbah (pexels.com/SHVETS Production)

Tak perlu menjadi seorang pemerhati lingkungan untuk menyadari bahwa permasalahan limbah di dunia kian hari kian memburuk. Jika dilihat dari data statistiknya, lebih dari 2,3 miliar ton limbah dihasilkan setiap tahunnya secara global. Dengan terus meningkatnya populasi, kebutuhan konsumsi dan jumlah produksi juga akan bertambah masif. Angka limbah yang dihasilkan pun diprediksi akan ikut menanjak. Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan solusi untuk menangani permasalahan ini.

Akhir-akhir ini, kamu mungkin pernah atau telah sering mendengar istilah upcycling di jagat maya. Upcycling bisa menjadi salah satu jawaban atas permasalahan limbah yang melanda. Apa yang dimaksud dengan upcycling? Simak penjelasannya di bawah ini!

1. Pengertian upcycling

ilustrasi upcycle kaleng bekas (pixabay.com/citypraiser)

Upcycling dapat diartikan sebagai tindakan mendaur ulang barang atau bahan limbah dan mengubahnya dengan cara tertentu untuk memberinya kehidupan serta tujuan baru. Saat melakukan upcycling, kamu menambahkan (atau setidaknya mempertahankan) nilai barang tersebut.

Jadi, pada dasarnya, upcycling adalah menciptakan produk berguna dan bernilai secara kreatif dari sampah. Upcycling bukanlah metode baru, tetapi menjadi populer dalam 10-15 tahun terakhir. Popularitasnya meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan tingkat daur ulang.

Baca Juga: 10 Ide Upcycle Perabot Lawas, Jadi Punya Nilai Jual Lebih

2. Manfaat melakukan upcycling

ilustrasi anak mengumpulkan limbah (pexels.com/Anna Shvets)

Upcycling membantu mencapai tujuan pengurangan limbah (reduce) dan penggunaan limbah kembali (recycle). Upcycling memberi kehidupan kedua pada bahan lama atau yang tidak diinginkan, yang dampaknya akan mengurangi polusi, emisi, dan limbah. Oleh sebab itu, upcycling berkontribusi pada gaya hidup yang lebih berkelanjutan dengan mampu memperpanjang siklus hidup barang.

Karena merupakan cara yang kreatif dan inovatif untuk memberikan produk lama dan menyia-nyiakan kehidupan baru dengan menambahkan nilai pada produk, maka upcycling mendatangkan manfaat yang sangat besar tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga dari segi sosial dan ekonomi.

3. Perbedaan upcycling dan recycling

ilustrasi upcycling botol plastik bekas (pixabay.com/citypraiser)

Upcycling dan recycling, keduanya sama-sama mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Perbedaan utama terletak pada proses dan output yang dihasilkannya, recycling memecah produk menjadi bahan mentah untuk dibuat menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.

Misalnya, kaleng soda di-recycle kembali menjadi aluminium. Sedangkan, upcycling mengubah barang lama menjadi bahan atau produk dengan nilai lebih tinggi untuk digunakan kembali. Selain itu, upcycling mendorong kreativitas dan bisa menjadi hobi yang menyenangkan bagi sebagian orang.

4. Barang dan bahan apa saja yang bisa di-upcycle?

ilustrasi memilah limbah (pexels.com/Julia M Cameron)

Sejatinya, barang apa pun dapat saja di-upcycle mulai dari furnitur hingga bekas kemasan makanan tergantung dengan sejauh mana kreativitasmu. Barang-barang tersebut umumnya termasuk dalam kategori produk sampingan (by-product), limbah, dan produk yang tidak berguna atau tidak diinginkan lagi.

Sedangkan, untuk bahan yang biasanya sering di-upcycle di antaranya adalah pakaian/tekstil, kaca, kaleng, plastik, kayu, dan lain-lain.

Baca Juga: Relawan Godrej Indonesia Tumbuhkan Budaya ‘UPCYCLING’ di Condet

Writer

Lalita Pristy

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya