Contoh Studi Kasus Piloting PPG 2024, Pelajari Selengkapnya!

Pelajari dan latih kemampuanmu

Intinya Sih...

  • PPG memberikan kesempatan sertifikasi guru
  • Piloting PPG meminta penyelesaian studi kasus
  • Studi kasus melibatkan deskripsi permasalahan, upaya penyelesaian, hasil, dan pengalaman berharga
  • Guru hadapi siswa kurang minat belajar
  • Strategi diferensiasi pembelajaran diterapkan
  • Siswa menunjukkan peningkatan minat dan pemahaman setelah beberapa bulan
  • Masalah utama rendahnya kemampuan membaca dan pemahaman konsep angka siswa
  • Upaya dilakukan dengan latihan tambahan, pembelajaran interaktif, dan kolaborasi antarsiswa

Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan salah satu program dari pemerintah yang memberikan kesempatan bagi guru dalam mendapatkan sertifikasi sebagai pengajar profesional. Salah satu tahapan dari Piloting PPG ini adalah menyelesaikan studi kasus

Dalam tahapan ini, peserta PPG diminta untuk menyelesaikan studi kasus yang terdiri dari: 

  • Deskripsi permasalahan yang dihadapi
  • Upaya untuk menyelesaikan masalah
  • Hasil dari upaya yang dilakukan
  • Pengalaman berharga dari hasil upaya

Berikut ini beberapa contoh studi kasus piloting PPG 2024. 

1. Studi kasus pertama

Contoh Studi Kasus Piloting PPG 2024, Pelajari Selengkapnya!ilustrasi siswa berdiri (pexels.com/Max Fischer)

Permasalahan yang dihadapi

Di salah satu kelas yang saya ajar, terdapat beberapa siswa yang menunjukkan ketertarikan sangat rendah terhadap pelajaran. Mereka sering kali tidak fokus, malas mengerjakan tugas, dan cenderung pasif selama proses pembelajaran.

Hal ini berdampak pada hasil belajar mereka yang jauh di bawah rata-rata. Selain itu, saya juga menemukan siswa kesulitan dalam memahami materi, terutama pada pembelajaran yang memerlukan pemahaman konsep yang lebih dalam, seperti matematika dan sains.

Upaya untuk menyelesaikan permasalahan

1. Pendekatan diferensiasi pembelajaran:

Saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memberi materi yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa. Misalnya, untuk siswa yang lebih visual, saya menggunakan alat bantu visual seperti gambar dan video. Sementara itu, untuk siswa yang lebih kinestetik, saya mengadakan kegiatan yang melibatkan gerakan atau praktik langsung.

2. Meningkatkan interaksi dan keterlibatan:

Saya juga berusaha meningkatkan interaksi dengan siswa melalui diskusi kelompok dan permainan edukatif yang relevan dengan mata pelajaran. Saya memanfaatkan teknologi seperti kuis interaktif dan aplikasi pembelajaran online untuk membuat proses belajar menjadi lebih menarik.

3. Pendampingan individual:

Untuk siswa yang kesulitan memahami materi, saya memberikan pendampingan individual di luar jam pelajaran reguler. Saya mencoba menjelaskan ulang konsep-konsep yang sulit dengan cara lebih sederhana dan memberikan latihan tambahan.

4. Membangun motivasi dan keterhubungan:

Saya menyempatkan waktu untuk berbicara secara pribadi dengan siswa-siswa tersebut. Saya mencoba memahami apa yang menyebabkan mereka kurang termotivasi dan cari cara untuk membangkitkan minat mereka. Saya juga melibatkan orangtua dalam proses ini dengan memberikan informasi tentang perkembangan anak dan meminta dukungan di rumah.

Hasil dari upaya

Setelah beberapa bulan menerapkan strategi ini, saya mulai melihat perubahan yang positif pada siswa. Yang sebelumnya kurang termotivasi, mulai menunjukkan peningkatan minat dalam belajar. Mereka lebih aktif bertanya dan terlibat dalam diskusi kelas.

Hasil belajar mereka pun mengalami peningkatan yang signifikan. Ini terlihat dari nilai ulangan yang semakin membaik. Siswa yang kesulitan memahami materi, juga menunjukkan peningkatan dalam pemahaman konsep. Meskipun perbaikan ini tidak instan, namun kemajuan yang mereka tunjukkan sangat menggembirakan.

Dengan bantuan pendampingan individual dan metode pembelajaran yang disesuaikan, mereka dapat mengejar ketertinggalan mereka.

Pengalaman berharga

Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya fleksibilitas dalam mengajar dan perlunya menyesuaikan pendekatan berdasarkan kebutuhan siswa. Setiap siswa adalah individu yang unik dengan cara belajar yang berbeda-beda. Sebagai guru, saya perlu terus beradaptasi dan mencari cara terbaik untuk membantu setiap siswa mencapai potensi maksimal mereka.

Selain itu, keterlibatan dan komunikasi dengan siswa dan orangtua sangat penting dalam mendukung proses belajar yang efektif.

Baca Juga: 5 Cara Ampuh agar Menjadi Guru Favorit para Siswa 

2. Studi kasus kedua

Contoh Studi Kasus Piloting PPG 2024, Pelajari Selengkapnya!Ilustrasi guru membimbing siswa (freepik.com/zinkevych)

Permasalahan yang dihadapi

Di kelas dengan latar belakang siswa yang beragam, seorang guru menghadapi tantangan besar ketika sebagian siswa menunjukkan minat belajar yang sangat rendah. Mereka sering tidak fokus, malas mengerjakan tugas, dan kurang partisipatif selama proses pembelajaran. Kesulitan pemahaman materi juga menjadi masalah utama bagi beberapa siswa. 

Upaya untuk menyelesaikan permasalahan

Guru mencoba beberapa strategi, seperti penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan minat dan gaya belajar siswa. Untuk siswa visual, digunakan alat bantu seperti gambar dan video, sementara siswa kinestetik diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan praktik. 

Guru juga meningkatkan keterlibatan siswa melalui diskusi kelompok dan permainan edukatif. Teknologi seperti kuis interaktif juga digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Pendampingan individual dilakukan di luar jam pelajaran reguler untuk membantu siswa yang kesulitan. 

Hasil dari upaya

Setelah beberapa bulan, siswa mulai menunjukkan peningkatan minat belajar. Mereka lebih aktif bertanya dan terlibat dalam diskusi. Nilai ulangan mereka meningkat signifikan dan pemahaman konsep-konsep sulit, seperti matematika, menjadi lebih baik. 

Pengalaman berharga

Pengalaman ini mengajarkan pentingnya fleksibilitas dalam metode pengajaran. Guru harus mampu menyesuaikan strategi berdasarkan kebutuhan unik setiap siswa. Pendekatan yang beragam, terbukti mampu mengatasi masalah motivasi dan pemahaman siswa.

3. Studi kasus ketiga

Contoh Studi Kasus Piloting PPG 2024, Pelajari Selengkapnya!Ilustrasi pelajar (Pexels.com/Pixabay)

Permasalahan yang dihadapi

Masalah utama adalah rendahnya kemampuan membaca siswa. Banyak yang kesulitan mengenali huruf dan kata, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk membaca kalimat sederhana. Hal ini menghambat pemahaman teks dan menurunkan minat baca. Selain itu, siswa sering melakukan kesalahan dalam penjumlahan dan pengurangan. Hal tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap konsep angka.

Upaya untuk menyelesaikan permasalahan

Untuk mengatasi masalah membaca, guru menyediakan latihan tambahan dengan bahan bacaan menarik dan mengadakan sesi membaca berpasangan. Siswa yang lebih lancar  membaca, membantu teman-temannya.

Dalam menghitung, guru menerapkan pembelajaran interaktif, seperti permainan matematika dan memberikan variasi latihan soal untuk memperkuat pemahaman konsep angka. Umpan balik langsung diberikan saat siswa melakukan kesalahan.

Hasil dari upaya

Setelah langkah-langkah tersebut diterapkan, kemampuan membaca dan menghitung siswa meningkat secara signifikan. Siswa yang awalnya kesulitan membaca, jadi lebih percaya diri dan aktif dalam kegiatan membaca. Para siswa juga lebih jarang melakukan kesalahan dalam operasi hitung dasar dan mulai memahami konsep angka dengan lebih baik.

Pengalaman berharga

Dari pengalaman ini, pentingnya pendekatan personal sesuai kebutuhan siswa, terlihat jelas. Kolaborasi antarsiswa terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan minat siswa.

Itulah beberapa contoh studi kasus Piloting PPG 2024 yang dapat kamu pelajari. Semoga membantu!

Penulis: Dara Mardotilah

Baca Juga: 6 Orang yang Perlu Diberi Hadiah saat Perpisahan, Tak Hanya Guru

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya