5 Tips Menulis Artikel Saat Kurang Sehat, Target Perlu Disesuaikan

Jika menjadi pekerjaan utama gak bisa asal off

Kegiatan menulis memang terlihat tak seberat olahraga seperti berlari atau angkat beban. Juga tak berisiko keselamatan tinggi seperti pekerjaan driver. Namun sebagai kegiatan yang menuntut konsentrasi tinggi, gangguan kesehatan sekecil apa pun bisa menghambat produktivitasmu.

Proses menulis menjadi lebih sulit daripada ketika dirimu sehat. Begitu kamu melihat layar laptop atau smartphone saja, rasanya sakitmu bertambah hebat. Kepala makin pusing dan duduk agak lama rasanya tidak tertahankan. Kamu perlu lebih banyak berbaring serta mengistirahatkan diri.

Akan tetapi jika menulis menjadi pekerjaan utamamu bahkan satu-satunya, kamu tidak bisa begitu saja meliburkan diri. Walaupun kamu tak berstatus karyawan sebuah media massa, penting untuk tetap menghasilkan tulisan setidaknya satu artikel per hari. Selama sakitmu gak terlalu parah, lima tips berikut dapat membantumu tetap produktif ketika tubuh kurang fit.

1. Kurangi target menulismu

5 Tips Menulis Artikel Saat Kurang Sehat, Target Perlu Disesuaikanilustrasi kurang sehat (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Hal pertama yang penting sekali untuk dilakukan adalah menyesuaikan target menulis dengan kondisimu saat ini. Jika biasanya kamu bikin target 2 sampai 3 artikel per hari, sekarang turunkan dulu menjadi 1 atau 2 buah saja. Berat sekali apabila dalam kondisimu yang kurang sehat, target tetap disamakan dengan hari-hari sebelumnya.

Selain target sukar tercapai dan sakitmu dapat bertambah parah, tingkat stresmu pasti melonjak. Belum mulai menulis saja, kamu sudah cemas sebab dapat dipastikan target itu tak akan terpenuhi. Akibatnya, proses menulis kian tersendat. Lebih baik targetnya yang diturunkan sehingga minimal dirimu bisa bekerja dengan lebih tenang.

Kamu dapat menyugesti dirimu supaya lebih bersemangat. Contohnya, dengan berkata pada diri sendiri, "Tenang, aku hanya perlu membuat satu artikel hari ini. 1 sampai 2 jam pasti selesai. Setelahnya aku dapat beristirahat penuh." Kalaupun pada kenyataannya nanti kondisimu membaik dan bisa bikin artikel kedua, artinya dirimu melampaui target. Terpenting gak ada beban di awal.

2. Jadikan gangguan kesehatan sebagai ide artikel

5 Tips Menulis Artikel Saat Kurang Sehat, Target Perlu Disesuaikanilustrasi kurang sehat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dalam kondisi kamu sehat saja, memperoleh ide segar untuk artikel kadang tak mudah. Rasanya semua ide sudah ditulis oleh penulis lain. Apalagi ketika kesehatanmu mengalami penurunan dan stok ide di buku catatanmu sudah habis. Kamu harus memeras pikiran untuk mendapatkan satu saja bahan tulisan.

Daripada dirimu tambah pusing akibat terlalu banyak berpikir, kupas saja segala tentang gangguan kesehatan. Jadikan ide tersebut sebagai tema besar yang bisa diturunkan menjadi banyak sekali tema yang lebih spesifik. Seperti hari ini kamu kena flu. Artikel dapat seputar jenis dan gejala flu, herbal untuk meringankan keluhan, dan hal-hal yang bisa memperparah flu.

Membuat artikel yang relevan dengan kondisimu sekalian buat kamu belajar. Habis riset bahan artikel, dirimu dapat mempraktikkan beberapa saran untuk gangguan kesehatan yang dialami.

Ide ini juga dapat ditarik ke penyakit-penyakit lain sampai tema yang lebih umum seperti tips menjenguk orang sakit. Saat dirimu berada di situasi yang sama dengan isi tulisan pasti proses menulis lebih cepat kelar.

Baca Juga: 6 Tips Simpel biar Nyaman saat Menulis, Gak Terjeda di Tengah

3. Menulis hanya ketika tubuh terasa enakan

5 Tips Menulis Artikel Saat Kurang Sehat, Target Perlu Disesuaikanilustrasi kurang sehat (pexels.com/Antoni Shkraba)

Jika masalah kesehatanmu tidak terlalu serius biasanya masih ada saat-saat kamu merasa lebih baik. Misalnya, selepas dirimu tidur malam 7 hingga 8 jam atau setelah obat yang diminum bekerja mengurangi keluhanmu. Manfaatkan waktu ini buat segera menulis. Jangan membuang-buang energimu yang lagi lumayan kembali untuk kegiatan lain.

Walaupun keluhan kesehatanmu akan muncul lagi beberapa jam kemudian, setidaknya kamu telah berhasil menyelesaikan satu artikel. Bahkan gak menyelesaikan artikel dalam sekali duduk pun tidak apa-apa.

Setiap tubuhmu terasa gak bisa lagi diajak berkompromi, istirahat saja dulu. Nanti artikel itu dilanjutkan kembali setelah kamu tidur atau minum obat di jadwal berikutnya.

Pelan tapi pasti, artikelmu akan selesai juga. Dalam keadaan begini, dirimu harus mampu menangani suasana hati. Biasanya, kamu kesal bila terjeda saat menulis. Tapi sekarang dirimu malah harus melipatgandakan rasa syukur sebab, dalam kondisi kurang sehat pun masih bisa menulis sedikit demi sedikit. Apresiasi dari diri sendiri akan membuatmu lebih gembira walau tubuh agak lemah.

4. Hindari bergadang atau bangun terlalu pagi

5 Tips Menulis Artikel Saat Kurang Sehat, Target Perlu Disesuaikanilustrasi kurang sehat (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ketika kamu merasa sehat pun sebaiknya bergadang tidak dijadikan kebiasaan. Latih dirimu untuk bekerja di jam-jam yang normal, yaitu dari pagi sampai sore. Atau, paling lambat kamu menulis hingga satu jam sebelum waktu tidur malam. Apalagi dalam keadaan kesehatanmu sedang memburuk.

Prioritasmu harus beristirahat lebih banyak. Maka jangan sampai kamu bergadang atau bangun terlalu pagi hanya untuk menulis. Walau bekerja juga penting, lakukan nanti saja setelah istirahatmu dipastikan cukup. Dirimu dapat menulis mulai jam 08.00 setelah sarapan dan minum obat.

Kalau kamu tetap bergadang atau bangun sangat pagi, dinginnya udara dikhawatirkan kian melemahkan daya tahan tubuhmu. Percuma dirimu minum banyak obat dan vitamin jika pola istirahat tidak diperbaiki.

Pemulihan kesehatanmu akan berlangsung amat lambat. Jika dibiasakan, kamu dapat tetap produktif menulis tanpa perlu memforsir diri dengan bergadang.

5. Boleh menulis tema lain, tapi jangan berat-berat

5 Tips Menulis Artikel Saat Kurang Sehat, Target Perlu Disesuaikanilustrasi kurang sehat (pexels.com/Edward Jenner)

Jika kamu merasa kesulitan menulis tema kesehatan meski lagi relate  dengan keadaanmu, tema apa pun bisa menjadi pilihan. Seperti olahraga, pendidikan, atau resensi buku. Terpenting kamu tidak memaksakan diri buat mengerjakan artikel yang tingkat kesulitannya tinggi. Garis besar idenya harus tetap dicatat supaya dirimu tak melupakannya.

Namun, eksekusinya besok-besok saja setelah kesehatanmu pulih. Sebab tema tersebut memerlukan riset yang lebih mendalam. Ketimbang kamu mengerjakannya sekarang tapi asal-asalan dan berujung artikelmu tidak terbit, mending menunggu sehat dulu. Ingat bahwa sakitmu tidak hanya dapat disembuhkan dengan obat.

Tapi juga mengurangi ketegangan pikiran. Menulis tema berat yang butuh banyak referensi bikin kamu gak bisa rileks. Tema tersebut dapat terus membayangimu ketika seharusnya kamu tidur. Nanti malah dirimu terbangun dan akhirnya buka laptop lagi. Kamu bekerja terus hingga tahu-tahu kondisimu tambah drop.

Bekerja dalam keadaan tubuh gak fit memang berat. Terlebih menulis yang butuh konsentrasi tinggi. Namun jika sedikit saja penurunan kondisi kesehatan dijadikan alasan buatmu sama sekali gak menulis, tentu pendapatanmu tersendat. Bercampur rasa malas, kamu bakal tambah sulit untuk menulis kembali. Menulis sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuanmu lebih baik daripada 100 persen off.

Baca Juga: 5 Keraguan yang Sering Muncul Saat Pertama Kali Menulis

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya