5 Tantangan Berusaha Disiplin Menulis, Waktunya Ada Tapi Ide Hilang

Aktivitas menulis dan membaca harus seimbang

Apakah kendalamu dalam menulis ialah soal sulitnya mendisiplinkan diri? Faktor kedisiplinan memang akan menentukan berhasil atau tidaknya kamu dalam berbagai bidang. Namun, mendisplinkan diri untuk menulis bisa terasa lebih sulit karena sisi fleksibilitasnya. 

Pekerjaan menulis tidak diawasi oleh atasan seperti saat dirimu bekerja sebagai staf kantor. Tulisanmu baru akan diperiksa setelah sampai di meja redaksi. Proses menulisnya sendiri sepenuhnya ada dalam kendalimu. Mau kamu menulis atau tidak, hanya diri sendiri yang bisa benar-benar memberikan perintah.

Begitu ada pemikiran menulisnya nanti-nanti saja, otomatis kamu juga gak mengerjakannya. Yuk, latihan lebih disiplin dalam menulis agar hasilnya juga maksimal. Karyamu jadi, terpublikasikan, dan menghasilkan uang. Lima tantangan disiplin menulis di bawah ini gak boleh membuatmu urung melakukannya. Milikilah tekad yang lebih kuat.

1. Di hal-hal lainnya saja kamu gak disiplin

5 Tantangan Berusaha Disiplin Menulis, Waktunya Ada Tapi Ide Hilangilustrasi penulis (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Kedisiplinan akan menjadi dasar untukmu melakukan segala hal. Maka tidak mungkin kamu bisa disiplin menulis apabila di hal-hal yang lain cenderung malas. Akan terlihat hubungan dari kemalasanmu di banyak hal dengan kegagalan membentuk kebiasaan menulis yang teratur.

Maka dari itu, latihan mendisiplinkan diri berlaku dalam berbagai hal. Mulailah dari disiplin tentang waktu tidur, jam makan, kapan kamu mesti bersih-bersih, dan sebagainya. Latihan berdisiplin begini memastikan kamu akan punya waktu buat setiap tugas. Membangun keteraturan dalam hidup juga membantu pikiranmu lebih tenang.

Manfaatnya akan sangat terasa ketika dirimu hendak menulis. Ide-ide yang ada di kepala seperti berbaris rapi dan siap menunggumu mengeksekusinya satu per satu. Disiplin yang dimaksud tak perlu sangat kaku karena malah dapat mengurangi kreativitas yang amat diperlukan dalam proses menulis.

Baca Juga: 4 Cara Bijak Hadapi Rekan Kerja Senior yang Sangat Menjaga Citra Diri

2. Kesibukan kadang memakan lebih banyak waktu dan energi

5 Tantangan Berusaha Disiplin Menulis, Waktunya Ada Tapi Ide Hilangilustrasi sibuk (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Untukmu yang punya kesibukan lain di luar menulis, tantangannya adalah sulit mengatur waktu dan energi. Sebesar apa pun keinginanmu buat duduk dan fokus menulis barang 1 atau 2 jam, belum tentu bisa benar-benar dilakukan. Pekerjaanmu misalnya, tidak selalu dapat dipastikan jam mulai dan berakhirnya.

Kamu sering harus pontang-panting berangkat lebih pagi karena berbagai tugas yang perlu persiapan lebih. Waktu pulangnya juga kerap melebihi jam yang seharusnya sebab ada lembur. Andalanmu sebenarnya akhir pekan, tetapi ini pun kerap gagal lantaran dirimu malah ditugaskan ke luar kota atau sudah terlalu lelah sampai sakit.

Selama kesibukan itu penting sekali buat memastikan hidupmu berjalan dengan baik seperti bekerja, menulis diposisikan di nomor dua saja. Disiplin menulis gak selalu berarti kamu harus setiap hari melakukannya. Cukup dengan dirimu konsisten menulis di waktu luang pun telah mencerminkan kedisiplinan dalam menulis.

3. Sudah bisa mengalokasikan waktu, bingung mau menulis apa

5 Tantangan Berusaha Disiplin Menulis, Waktunya Ada Tapi Ide Hilangilustrasi bengong di depan laptop (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dari segi waktu, kamu sudah gak ada masalah. Dirimu mampu meluangkan waktu buat menulis karena memprioritaskannya setelah pekerjaan utama. Namun, masalahnya adalah ide yang belum siap ketika kamu telah di depan laptop. Akibatnya, satu jam pun terbuang begitu saja tanpa menghasilkan apa-apa.

Peristiwa seperti ini akan membuat semangatmu dalam menulis menurun. Makin lama kamu makin gak yakin mampu menulis. Jangan-jangan dirimu memang tidak terlahir untuk menjadi seorang penulis. Stop pemikiran yang dapat menghentikan usahamu buat menghasilkan karya tulis.

Kesulitan menemukan ide tulisan hanya disebabkan oleh kurangnya input atau masukan sehingga output-nya juga tidak ada. Menulis butuh bahan bakar berupa aktivitas membaca. Maka kedisiplinan yang harus dimiliki tidak hanya dalam meluangkan waktu buat menulis, melainkan juga membaca.

Coba latihan fokus membaca 30 sampai 60 menit per hari sebelum mulai menulis. Jika membaca telah menjadi kegiatan rutin, menulis akan terasa lebih mudah. Bahkan meski buku yang sedang dibaca mempunyai tema berbeda dari bakal tulisanmu. Membaca bakal mengaktifkan pikiran sehingga kamu lebih mudah menyerap ide-ide yang ada di sekitarmu dan mengubahnya menjadi tulisan.

4. Meragukan manfaat nyata dari menulis

5 Tantangan Berusaha Disiplin Menulis, Waktunya Ada Tapi Ide Hilangilustrasi penulis (pexels.com/Vanessa Garcia)

Kedisiplinanmu dalam menulis baru sebatas tentang menyediakan waktunya. Namun, dalam hati kamu sebenarnya juga belum yakin mengenai manfaat dari aktivitas tersebut. Seperti apakah menulis sungguh-sungguh bisa menghasilkan uang? Bagaimana bila dirimu sudah bersusah-susah melakukannya secara rutin, tapi gak dapat apa-apa selain capek?

Keraguan terkait manfaat nyata dari menulis membuatmu terus berpikir ulang hendak melanjutkan kedisplinan yang dibangun atau berhenti saja. Sementara manfaat nonmateri dari menulis seperti meredakan stres menurutmu juga tak terlalu meyakinkan. Justru memikirkan ide dan proses menulis yang gak sebentar kerap membuatmu stres. 

Makin banyak manfaat menulis yang diragukan makin berkurang juga kedisplinanmu. Awalnya kamu menulis satu jam per hari. Lambat laun 15 menit saja telah terasa berat. Akhirnya, dirimu cuma menulis ketika benar-benar menginginkannya dan ini sangat jarang terjadi.

Untuk kamu bisa merasakan sendiri manfaat menulis dari segi materi maupun nonmateri memang butuh proses yang cukup panjang. Sebaiknya fokusmu jangan langsung tentang uang dan perasaan yang menjadi jauh lebih tenang dengan menekuni kegiatan menulis. Nikmati saja dulu proses menulisnya agar kedisiplinan terbentuk tanpa kamu merasa sedang memaksakan diri buat menulis.

5. Lingkungan kurang mendukung

5 Tantangan Berusaha Disiplin Menulis, Waktunya Ada Tapi Ide Hilangilustrasi penulis (pexels.com/Yan Krukau)

Sebesar apa pun semangatmu dalam menulis, pengaruh lingkungan kadang juga tak bisa dikesampingkan. Sebagai contoh, kamu sudah bangun lebih pagi biar sempat menulis dulu sebelum melakukan kegiatan lainnya. Akan tetapi, orangtuamu menganggapnya sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat.

Begitu tahu dirimu telah bangun, mereka langsung menyuruhmu ini itu dan terus begitu sampai kamu sudah harus berangkat ke kampus. Atau, suasana di kos-kosan selalu berisik sehingga sulit buatmu mencurahkan perhatian hanya pada artikel yang sedang coba dikerjakan. Maka tantangannya adalah meminimalkan gangguan dari lingkungan setiap tiba waktumu menulis. 

Terus beri pengertian pada orang-orang di sekitarmu tentang apa yang sedang dikerjakan, tujuannya, serta situasi yang dibutuhkan. Untuk menjauhkanmu dari kebisingan, cari tempat yang jauh lebih tenang buat menulis. Seperti kamu menulis di perpustakaan dan kafe yang suasana lebih sepi daripada kos-kosan atau kosnya pindah sekalian.

Menumbuhkan disiplin menulis memang penuh tantangan. Mayoritas tantangan berasal dari dalam diri, tetapi ada pula faktor eksternal yang berpengaruh. Kuatkan tekadmu dalam menulis serta selalu lakukan evaluasi jika kamu sudah berusaha berdisiplin dan masih saja ada hambatan. 

Baca Juga: 5 Alasan Menulis Dapat Membantu Kamu Menyembuhkan Diri

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya