5 Cara Kerja yang Memuaskan Atasan dan Klien, Sikap Profesional

Hati-hati saat mengomunikasikan bayaran

Sekadar bekerja bisa dilakukan dengan mudah. Biasanya cara kerja asal-asalan ditunjukkan oleh orang yang hanya fokus pada pendapatannya dan kurang bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Cara kerja sembarangan walaupun lebih gampang dilakukan, akibatnya ke depan merugikan diri sendiri.

Ladang penghasilan akan cepat gersang karena orang yang mempekerjakan merasa kapok. Lebih baik ia mencari orang lain yang bisa bekerja dengan lebih baik. Oleh sebab itu, kamu gak boleh bersikap menggampangkan pekerjaan. Baik dirimu memiliki atasan atau bekerja lepas dan berurusan dengan klien, tunjukkan cara kerja terbaik.

Jadikan cara kerja di bawah ini sebagai hal yang otomatis kamu lakukan. Bukan sebatas pencitraan di awal kemudian berbeda sikap di tengah dan akhir proses kerja. Kalau cara kerjamu konsisten baik, rezeki seakan-akan mengalir sendiri. Kamu sedang membangun reputasi dan orang-orang yang memercayai keterandalanmu akan terus bekerja sama denganmu.

1. Cekatan

5 Cara Kerja yang Memuaskan Atasan dan Klien, Sikap Profesionalilustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Cekatan berarti cepat dalam bekerja, tetapi bukan hanya target waktu yang dikejar. Kerja dengan cekatan berarti juga memperhatikan ketepatan apa-apa yang dilakukan. Sebab, jika cara kerjamu cuma asal cepat dan ternyata banyak kesalahan, waktu terbuang untuk mengulang.

Siapa pun yang mempekerjakanmu pasti gak suka kalau kamu lamban dalam bekerja. Mereka punya tenggat yang mesti dikejar dan bantuanmu diharapkan bisa membuat pekerjaan selesai tepat waktu. Biasakan untuk bekerja dengan cekatan tanpa perlu diburu-buru oleh orang lain.

Jangan menunda-nunda pekerjaan yang bisa diselesaikan sekarang juga sekalipun gak ada antrean tugas lain. Karena pekerjaan baru dapat datang kapan saja. Tanpa menunda-nunda, kamu akan lebih siap menghadapi tumpukan pekerjaan. Bisa menyelesaikannya lebih cepat ketimbang harapan atasan atau klien juga lebih baik.

2. Memahami tugas dengan baik

5 Cara Kerja yang Memuaskan Atasan dan Klien, Sikap Profesionalilustrasi suasana kerja (pexels.com/Anna Shvets)

Pemahaman akan tugas memang kadang gak bisa langsung. Di awal kamu menerima sebuah pekerjaan mungkin masih perlu menanyakan beberapa hal. Jangan sampai persepsimu berbeda dari harapan atasan atau klien. Namun, dasar kemampuannya sudah harus ada. 

Sehingga pertanyaan-pertanyaanmu sekadar untuk memastikan maksud pemberi pekerjaan. Bukan dirimu terus-menerus bertanya tentang cara mengerjakannya. Dengan seseorang memberikan tugas padamu, seharusnya kamu telah menguasai langkah-langkahnya. 

Kalau dirimu tidak memiliki kompetensi di suatu bidang dan orang lain kurang tepat dalam memilihmu, jangan asal menyanggupi pekerjaan itu. Uangnya mungkin memang menjanjikan. Tapi jika hasil kerjamu berantakan, pemberi kerja sangat dirugikan sebab harus tetap membayarmu.

Untuk menjaga nama baik sendiri, terimalah pekerjaan yang kamu mampu menunaikannya. Jika pun dirimu perlu mempelajarinya sebentar, tingkat kesulitannya gak jauh di atas kemampuanmu.

Baca Juga: 6 Cara Ampuh Mengatasi Isolation Trap di Dunia Kerja, Praktikkan!

3. Menjaga komunikasi secukupnya

5 Cara Kerja yang Memuaskan Atasan dan Klien, Sikap Profesionalilustrasi suasana kerja (pexels.com/Antoni Shkraba)

Komunikasi yang lancar penting dalam pekerjaan. Jangan sampai sering terjadi kesalahpahaman hanya karena komunikasi antara kamu dengan pemberi kerja macet. Namun, komunikasi yang lancar jangan pula diartikan sebagai dirimu harus terus bicara atau menghubungi klien, rekan kerja, dan atasan.

Cara membangun komunikasi yang berlebihan dan melampaui kebutuhan malah dirasakan sebagai gangguan bagi orang lain. Berkomunikasilah secukupnya guna menjaga kerjamu gak melenceng dari harapan pemberi kerja. Selebihnya, kamu sendiri memerlukan fokus dan ketenangan untuk bisa bekerja dengan baik.

Pun sembari seseorang menunggu hasil kerjamu mungkin ia juga sedang berkoordinasi dengan orang lain untuk pekerjaan yang berbeda. Kalau dirimu terlalu banyak omong, pembawaanmu ini malah merepotkannya dan terkesan kurang profesional. Ketahui kapan waktu yang tepat untuk menghubunginya kembali dan apa saja yang sungguh-sungguh penting buat dibicarakan.

4. Bersedia melakukan revisi jika diperlukan

5 Cara Kerja yang Memuaskan Atasan dan Klien, Sikap Profesionalilustrasi bekerja (pexels.com/Thirdman)

Kamu sudah berusaha bekerja dengan sebaik mungkin dan kompetensi maupun pengalamanmu tidak diragukan lagi. Namun, tetap saja ada kalanya hasil kerjamu masih dinilai belum pas dengan keinginan atasan atau klien. Jangan berpikir tanggung jawabmu sudah selesai, ya.

Bila ada hal-hal yang perlu diperbaiki, lakukanlah tanpa mengeluh. Itu masih bagian dari tugasmu. Atau, untuk mengantisipasi kamu bertemu klien yang rewelnya minta ampun batasi jatah revisi gratis darimu. Misalnya, dirimu bekerja sebagai ilustrator.

Kamu hanya memberikan 3 kali kesempatan untuk orang yang memesan gambar darimu meminta perbaikan. Barangkali ada warna yang menurutnya perlu diubah atau gambar tokohnya kurang pas dengan usia dalam cerita.

Tapi kalau kamu sudah merevisi sampai 3 kali dan ia masih minta perbaikan juga, revisi keempat ada biayanya. Pembatasan jumlah revisi melindungimu dari karakter orang yang sulit.

5. Gak terlalu ribet soal pembayaran

5 Cara Kerja yang Memuaskan Atasan dan Klien, Sikap Profesionalilustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Masalah pembayaran memang perlu diperjelas di awal. Khususnya untukmu yang bekerja secara lepas. Berbeda dengan karyawan kantor yang sudah pasti mendapatkan gaji dengan besaran dan waktu pencairan tertentu. Jangan sampai kamu menerima begitu saja sebuah pekerjaan tanpa pembicaraan tentang pembayaran sama sekali.

Apalagi kliennya baru sehingga belum tahu aturan main dalam kerja sama denganmu. Jangan sampai dirimu menganggapnya sebagai pekerjaan yang akan mendatangkan upah, tapi ternyata buatnya gak lebih dari permintaan tolong. Nanti ia menolak membayar setelah kamu selesai mengerjakannya.

Akan tetapi, masalah pembayaran ini juga gak boleh dibikin ribet. Misalnya, dengan kamu terus-menerus mengingatkan soal biayanya seolah-olah tidak memercayai klien. Atau, dirimu cuma mau pembayaran dalam bentuk tunai dan menolak transfer atau sebaliknya. 

Mintalah uang muka sebagai pengikat kerja sama. Bila total biayanya besar, kamu juga dapat membuat perjanjian dengan klien. Seperti uang muka 25 persen, 35 persen lagi setelah proses kerjamu mencapai separo jalan, dan 40 persen sisa pembayaran ketika tugasmu sepenuhnya beres.

Cara kerja yang memuaskan atasan atau klien menjadi pertimbangan mereka untuk kembali memberimu kepercayaan. Sementara cara kerja yang buruk hampir dipastikan juga berakibat ke hasil kerja yang gak maksimal.

Cara kerjamu terlihat sejak kamu menerima tugas sampai menyelesaikannya. Orang-orang yang bekerja sama denganmu selalu memperhatikan sikapmu sehingga kamu harus profesional.

Baca Juga: 6 Cara Ajukan Reschedule Wawancara Kerja dengan Sopan dan Profesional

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya