Pengertian Hari Tasyrik dan Keutamaannya
Hari tasyrik adalah salah satu hari Islam yang diperingati oleh kaum muslim. Hari tasyrik jatuh pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. Hari tasyrik adalah salah satu hari yang diistimewakan oleh umat Islam.
Ada banyak amalan yang dianjurkan pada hari tersebut. Salah satunya adalah memperbanyak membaca takbir, baik siang dan malam. Lalu apa saja keutamaan dari hari tasyrik dan amalan yang dianjurkan dan yang dilarang? Mari simak pengertian hari tasyrik berikut ini.
Baca Juga: Berkenalan dengan Hari Tasyrik, Waktu Dilarang Puasa untuk Umat Muslim
1.Pengertian Hari tasyrik
Secara bahasa hari tasyrik berasal dari bahasa Arab yaitu tasyriq yang artinya penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari). Hari tasyrik jatuh pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. Yang mana pada hari ini umat muslim diperkenankan untuk menyembelih hewan kurban.
Hari tasyrik merupakan di salah satu hari yang diistimewakan utnuk beribadah. Diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas, bahwa:
"Tidak ada amal pada hari-hari ini yang lebih utama daripadanya di hari-hari ini.”
Baca Juga: 9 Puasa yang Dilarang Selain Hari Tasyrik
2.Amalan yang dianjurkan di hari tasyrik
1. Memperbanyak Takbir
Pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak mengumandangkan takbir.
Salah satu ulama, Ibnu Bathal yang juga mensyarahkan Shahih Bukhari mengutip pendapat Mahlab, bahwa amal utama pada Hari Tasyrik adalah pembacaan takbir sebagaimana lafal takbir yang dianjurkan. Bahkan menurutnya, dzikir takbir pada Hari Tasyrik lebih utama daripada shalat sunnah.
2.Memperbanyak Tahlil, Tahmid, dan Takbir
Ibnu Hajar Al-Asqalani pada akhir pembahasan amal pada Hari Tasyrik mengutip riwayat hadits yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir.
3.Memperbanyak amal ibadah
Pada hari tasyrik kita juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah. Baik ibadah sunnah dan wajib. Seperti shalat, sedekah dan membaca al-Qur'an.
3.Hari dilarang melaksanakan puasa
Pada hari tasyrik umat Islam dilarang untuk berpuasa. Karena pada hari itu umat Islam dianjurkan untuk menikmati olahan daging qurban. Selain itu, hari Tasyrik juga disebut sebagai hari untuk makan dan minum sebagaimana hadist Rasulullah SAW yang berbunyi:
"Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum." (HR. An-Nasa'i, no. 2954)
Pada hadist lain juga disebutkan soal larangan berpuasa pada hari tasyrik, yakni sebagai berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ
"Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu anhum: "Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban." (HR. Bukhari, nomor 1859).
Itulah penjelasan mengenai hari tasyrik. Hari di mana umat muslim bersuka cita menyambut hari raya Idul Adha dengan mengisinya melakukan amalan ibadah serta menikmati hidangan daging qurban sebagaimana yang diutus oleh Rasullulah.
Baca Juga: Hukum Puasa di Hari Tasyrik dan Amalan yang Bisa Dilakukan Muslim
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.