Dampak Negatif jika Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Positivity

Salah satunya dapat memicu kelelahan mental

Apakah kamu pernah mendengar istilah toxic positivity? Menurut Lauren Cook, seorang psikolog klinis dan terapis berlisensi, dikutip USNews, toxic positivity adalah perilaku di mana individu mengedepankan pola pikir positif secara berlebihan dengan mengabaikan emosi negatif mereka sendiri demi kebahagiaan.

Toxic positivity bisa terjadi di mana saja, termasuk di tempat kerja. Tempat kerja yang mengharuskan setiap pekerjanya selalu bahagia dan bersikap positif, pada akhirnya akan menciptakan budaya yang tidak baik.

Bukan cuma itu, menghabiskan banyak waktu untuk fokus pada hal-hal positif secara berlebihan, justru memberikan banyak kerugian. Salah satunya, dapat memicu kelelahan mental. Berikut lima dampak negatif yang akan kamu rasakan jika terus bertahan di lingkungan kerja toxic positivity.

1. Merasa tidak diakui dan didukung

Dampak Negatif jika Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Positivityilustrasi seorang karyawan sedang stres (pexels.com/Yan Krukau)

Toxic positivity membuat individu harus memiliki pola pikir positif terlepas apa pun yang terjadi. Hal ini menyebabkanmu selalu dituntut untuk tidak memasang wajah sedih, cemas, marah, dan ekspresi negatif lainnya di depan orang-orang kantor. Dengan kata lain, kamu harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

Padahal, merasa lelah dengan beban pekerjaan yang berat atau sedih lantaran sedang ditimpa berbagai masalah, merupakan hal yang manusiawi. Namun, jika rekan-rekan kerja atau bahkan atasan justru memintamu untuk tetap fokus pada hal-hal positif, ini menyebabkanmu merasa tidak diakui dan didukung.

“Ketika karyawan didorong untuk melihat sisi baiknya atau berpikir positif, mereka mungkin merasa bahwa emosi negatif mereka tidak dapat diterima. Ini yang menyebabkan mereka menekan perasaan mereka sehingga memicu kecemasan, depresi, dan kelelahan,” ujar Arira Martin, terapis kesehatan mental dan pendiri MA Theraphy, dikutip USNews.

2. Memilih menghindari masalah daripada menyelesaikannya

Dampak Negatif jika Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Positivityilustrasi seseorang sedang banyak pikiran (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pola pikir positif yang beracun, bisa membuat orang lebih sulit untuk mengidentifikasi dan mengatasi suatu masalah. Sebab, perasaan negatif terus menerus disingkirkan dan digantikan dengan mempertahankan sikap positif.

Ketika itu terjadi di lingkungan kerjamu, memulai topik pembicaraan tentang suatu masalah akan lebih sulit karena orang-orang di kantor terbiasa berpura-pura bahwa segala sesuatunya baik-baik saja. Alih-alih menelusuri dan mencari solusi efektif, mereka lebih memilih menghindari masalah yang sebenarnya. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin dapat berdampak buruk pada produktivitas karyawan dan kesuksesan perusahaan.

“Sikap positif yang beracun akan menghalangi penilaian dan pengambilan keputusan seseorang,” ucap Dr. John Philbin, pendiri Spectacular at Work, sebuah organisasi pembinaan kepemimpinan, dikutip The Muse. “Hal ini menyebabkan orang mengambil sudut pandang positif yang tidak realistis dibandingkan menyadari perlunya mengambil tindakan ketika mereka berada dalam situasi negatif,” tambahnya.

3. Membuat seseorang merasa bersalah

Dampak Negatif jika Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Positivityilustrasi seseorang merasa bersalah (pexels.com/Karolina Grabowska)
dm-player

Terus-menerus berada di lingkungan kerja toxic positivity, dapat menyebabkan rasa bersalah pada dirimu. Hal ini karena semua orang di tempat kerja mengikuti arus dengan mengedepankan sisi positif dalam kondisi apa pun serta tidak mau menunjukkan kesalahan.

Apabila kamu satu-satunya yang terlihat kesulitan, kamu mungkin berpikir bahwa ada yang salah dengan dirimu, juga mempertanyakan mengapa kamu tidak sekuat mereka. Pada akhirnya, merasa ada yang kurang pada diri sendiri dapat memicu perasaan bersalah.

“Ketika orang tidak mampu mengungkapkan kritik atau emosi yang kuat, mereka bisa merasa malu karena tidak enak dengan apa yang mereka rasakan dan merasa bersalah karena tidak bisa menghentikan perasaan tersebut dengan berpikir positif,” ucap Dr. Healther Myers selaku psikolog organisasi di Paradox, dikutip The Muse.

Baca Juga: 5 Kepercayaan Toxic yang Patut Dihilangkan Jika Ingin Bahagia

4. Membuat hubungan antar rekan kerja menjadi renggang

Dampak Negatif jika Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Positivityilustrasi bertengkar dengan rekan kerja (pexels.com/Thirdman)

Apabila kamu tidak mendapat dukungan emosional saat mengungkapkan perasaan di tempat kerja, hal tersebut bisa mengakibatkan hubunganmu dengan rekan kerja menjadi renggang. Menurut Anne Moss Rogers, seorang pembicara kesehatan mental dan pencegah bunuh diri, dikutip Worklife, jika seseorang dengan cepat membuat orang lain merasa lebih baik, itu dapat menghilangkan kesempatan untuk benar-benar terhubung, mendengarkan, dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Toxic positivity merusak cara seseorang untuk mendengarkan,” ujar Rogers. “Kita perlu mendengarkan dengan lebih banyak empati agar kita tidak menutupi kesedihan mereka,” pungkasnya.

Di dunia kerja, kolaborasi dan komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan. Apabila kedua hal tersebut tidak tumbuh dan dipelihara, maka dapat berpengaruh pada menurunnya produktivitas serta kesuksesan perusahaan.

5. Memicu kelelahan fisik maupun mental

Dampak Negatif jika Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Positivityilustrasi karyawan sedang stres (pexels.com/Tiger Lily)

Tekanan yang tiada henti untuk mengabaikan perasaan negatif, membuat kamu tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan secara jujur tentang perasaanmu dan apa yang dibutuhkan. Membiarkan perasaan negatif menumpuk juga bisa menyebabkan kelelahan fisik maupun mental dalam jangka panjang.

Padahal, setiap perusahaan tidak bisa terus-menerus menuntut semua orang untuk bahagia atau berpura-pura bahagia. Lambat laun, mereka pun akan merasa lelah, tertekan, dan akhirnya memberontak.

Memiliki pola pikir positif sejatinya adalah sesuatu yang baik. Namun jika dilakukan berlebihan, bisa menjadi racun yang dapat membawa banyak kerugian. Apabila kamu masih bertahan di lingkungan kerja yang beracun ini dan tidak sanggup untuk menghadapinya, mencari pekerjaan lain yang lebih baik sangat layak untuk dipertimbangkan.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Punya Rasa Malu yang Toxic, Merusak Kepercayaan Dirimu

Delvi Ayuning Photo Verified Writer Delvi Ayuning

Menulis bukan hanya menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya