Panduan Memulai Karier untuk Profesional Muda ala LinkedIn, Coba!

Jangan malas lakukan personal branding

Para profesional di Indonesia perlu lebih dari sekadar menyusun riwayat pendidikan dan pengalaman kerja agar dapat bersaing di dunia kerja saat ini. Prioritas membangun branding profesional yang kuat, jejaring aktif, serta mengembangkan dan menunjukkan skill akan membantumu lebih menonjol di pasar tenaga kerja selama setahun ke depan.

Nah, kali ini IDN Times akan membagikan tiga hal yang perlu kamu perhatikan untuk memulai kariermu ala LinkedIn. Simak bersama sampai selesai yuk agar gak ketinggalan tipsnya!

1. Bangun profesional branding

Panduan Memulai Karier untuk Profesional Muda ala LinkedIn, Coba!ilustrasi fokus kerja (pexels.com/Moose Photos)

Baik seorang eksekutif, profesional korporasi, pekerja lepas, maupun konten kreator, kamu dapat mulai membangun branding profesional dengan membuat konten dan berbagi pengalamanmu di LinkedIn. Menurut Serla Rusli, LinkedIn Career Expert, mengatakan, bahwa di lingkungan bisnis yang dinamis dan berkembang pesat saat ini, rasanya para pencari kerja perlu menunjukan skill dan pengalamannya dengan jelas untuk memposisikan diri secara kuat dan unik di hadapan calon perekrut.

Tips membangun profesional branding salah satunya dengan memperbarui foto profil di akunmu. Selain itu, kamu harus memperbarui summary-mu. Kamu juga harus memikirkan faktor "why", yang artinya kamu harus memiliki tujuan dan segmen yang jelas.

Selanjutnya, interaktif serta konsisten juga berperan penting untuk perkembangan branding-mu. Jadi, jangan malas dan tetap semangat, ya!

Sementara itu, Tri Ahmad Irfan, yang merupakan bagian dari Gen Z Top Voices LinkedIn Asia Tenggara dan salah satu pendiri startup lokal Indonesia, Lumina, sepakat bahwa kita perlu untuk aktif berjejaring. Tri mengatakan, “Aktif berjejaring online sembari menampilkan branding sangatlah penting untuk menunjukkan kredibilitas dan pengalaman kita kepada koneksi kita di LinkedIn, yang juga dapat meningkatkan kepercayaan seseorang akan latar belakang kita”.

2. Utamakan networking

Panduan Memulai Karier untuk Profesional Muda ala LinkedIn, Coba!ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Jejaring yang telah kamu bangun sangat penting untuk mengembangkan kariermu, mengingat para profesional di LinkedIn 4x lebih mungkin mendapatkan pekerjaan lewat network mereka. Sebagai contoh, Tri Ahmad telah sukses memgembangkan karier profesionalnya dengan mengutamakan jaringan atau networking.

Tri mengatakan, “Saat kuliah, saya tidak mengenal banyak orang di industri ini karena saya berasal dari daerah pedesaan yang jauh. Ketika saya sedang mencari pengalaman magang pertama, saya menghubungi banyak pendiri startup dan para engineer senior. Saya terkejut karena sebagian besar dari mereka menjawab dan mengundang saya untuk wawancara di perusahaan mereka".

"Kini, saya ingin berkontribusi kembali kepada masyarakat luas dengan berbagi cerita dan pengalaman. Berkat algoritma penemuan LinkedIn, unggahan saya sampai ke target audiens saya. Banyak juga yang berterima kasih kepada saya secara pribadi karena mereka menemukan penerapan praktis pada konten saya, sehingga memotivasi saya untuk berbagi lebih banyak lagi,” imbuhnya.

Baca Juga: 5 Keunggulan Punya Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja, Solutif!

3. Kembangkan dan tunjukkan skill-mu

Panduan Memulai Karier untuk Profesional Muda ala LinkedIn, Coba!ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Di LinkedIn, sudah mulai terlihat tren AI melalui naiknya permintaan pekerja yang memahami skill AI. Secara global, juga semakin banyak perusahaan mencari talent yang mengerti cara menggunakan produk-produk berbasis AI, seperti yang tampak pada sejumlah lowongan pekerjaan di LinkedIn yang menyebut penggunaan GPT atau ChatGPT, naik sebesar 21 kali lipat sejak November 2022.

Di Indonesia, skill yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu telah berubah rata-rata sebesar 21 persen sejak tahun 2015. Dengan perubahan seperti ini, skill dapat berubah hampir 40 persen pada tahun 2025.

Artinya, kita mungkin akan melihat 3 skill baru sebagai skill teratas untuk suatu pekerjaan di Indonesia. Saat ini, data LinkedIn menunjukkan kesenjangan skill terbesar di Tanah Air terdapat pada kompetensi Data Science, Web Development, dan Desain Grafis.

Berbicara sentimen profesional terhadap AI, hasil survey LinkedIn mengungkap 9 dari 10 Gen Z di Tanah Air mengaku merasa percaya diri saat mendiskusikan AI dan dampaknya terhadap pekerjaan mereka. Namun, seiring meluasnya otomatisasi pekerjaan oleh AI, maka soft skills pun semakin penting.

Serla menambahkan, "Soft skill akan menjadi kunci dalam dunia kerja di masa depan, terutama jika dipadukan dengan skill AI. Oleh karena itu, para profesional muda yang sedang memulai karier mereka tidak boleh meremehkan pentingnya menunjukkan soft skill seperti kerja sama tim, pemecahan masalah, dan pemikiran kreatif atau strategis kepada perekrut, seraya berupaya meningkatkan karier mereka".

Dengan selalu konsisten dan tetap bersemangat menunjukkan yang terbaik, tentu kesempatan untuk meniti karier akan selalu datang kepadamu. Jadi, jangan cepat menyerah, ya! Ingatlah bahwa semuanya butuh perjuangan dan kesabaran.

Baca Juga: 3 Sebab Orang Fokus pada Karier Kerap Mengesampingkan Asmara

Alma S Photo Verified Writer Alma S

I don’t have to say a word. That’s why I like writing.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya