TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Etika Profesional yang Harus Kamu Miliki, Tunjukkan Kualitas Lebih

Value unggulan yang mencerminkan kualitas kinerja

ilustrasi pekerja profesional (pexels.com/Rebrand Cities)

Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, etika profesional menjadi salah satu kunci utama untuk menunjukkan kualitas kinerja seorang karyawan. Bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi bagaimana seseorang bersikap dan berinteraksi dengan rekan kerja, atasan, hingga klien, dapat menentukan seberapa besar kontribusinya terhadap perusahaan.

Memahami dan menerapkan etika profesional akan membantu kamu untuk tidak hanya diakui secara personal, tetapi juga meningkatkan kredibilitas di lingkungan kerja. Pelajari masing- masing value di bawah ini dan coba terapkan dalam kehidupan profesional kamu, ya.

1. Integritas (integrity)

ilustrasi kerja sama tim (pexels.com/fauxels)

Integritas adalah fondasi utama dalam membangun reputasi profesional yang baik. Seorang karyawan yang memiliki integritas tinggi selalu memegang teguh prinsip kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Hal ini tercermin dari konsistensi antara perkataan dan perbuatan, serta kemampuannya untuk tetap mematuhi aturan dan etika perusahaan meskipun tidak ada pengawasan langsung.

Saat kamu memiliki integritas, kamu mampu menghadapi tantangan dengan sikap yang adil dan berani bertanggung jawab atas kesalahan sehingga menciptakan kepercayaan yang kuat di antara rekan kerja, atasan, dan klien.

Menunjukkan integritas berarti kamu berkomitmen untuk melakukan hal yang benar, meskipun tidak ada yang memuji kamu atau orang lain tidak menyukainya. Hal ini juga termasuk menghindari konflik kepentingan yang secara pribadi bisa menguntungkan kamu, mematuhi kebijakan dan peraturan, serta konsisten dalam berperilaku dan mengambil keputusan. 

2. Kejujuran (honesty)

ilustrasi orang bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kejujuran merupakan salah satu fondasi utama dalam etika profesional yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Dengan bersikap jujur, kamu menunjukkan integritas dalam menjalankan tugas-tugas kamu, serta bersikap terbuka dalam berkomunikasi dengan rekan kerja maupun atasan.

Kejujuran tidak hanya mencakup pengakuan kesalahan atau kekurangan, tetapi juga memastikan bahwa informasi yang disampaikan selalu akurat dan dapat dipercaya. Dengan menegakkan prinsip kejujuran, kamu akan mendapatkan kepercayaan dari lingkungan kerja, yang pada akhirnya memperkuat reputasi profesional dan kualitas kinerja kamu.

3. Dermawan (charity)

ilustrasi kegiatan charity (pexels.com/RDNE Stock project)

Sikap dermawan merupakan salah satu bentuk etika profesional yang penting dalam lingkungan kerja. Jika kamu memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, itu menunjukkan kualitas pribadi yang tidak hanya mementingkan hasil individu, tetapi juga kesejahteraan orang lain.

Sikap ini bisa tercermin melalui tindakan kecil, seperti membantu rekan kerja yang kesulitan, hingga partisipasi dalam kegiatan sosial perusahaan. Dengan berbagi dan berkontribusi, kamu tidak hanya menciptakan hubungan kerja yang harmonis, tetapi juga memperkuat budaya organisasi yang inklusif dan peduli.

Dermawan bukan hanya soal materi, tetapi juga waktu, perhatian, dan usaha, yang semuanya mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai sosial di tempat kerja.

Baca Juga: 3 Konsekuensi Saat Mempermainkan Integritas dan Konsistensi Seseorang

4. Akuntabel (accountability)

ilustrasi kerja sama tim (pexels.com/fauxels)

Seorang karyawan yang akuntabel memiliki integritas dan tanggung jawab atas setiap tugas dan keputusan yang diambil. Etika profesional ini mencerminkan kemampuan untuk mengakui kesalahan, memberikan penjelasan yang transparan, serta mempertanggungjawabkan hasil kerja, baik yang positif maupun negatif.

Dengan bersikap akuntabel, karyawan menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya dan mampu memegang komitmen yang telah disepakati. Hal ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas pribadi, tetapi juga memupuk rasa saling percaya di lingkungan kerja, yang pada akhirnya akan memperkuat performa tim dan perusahaan secara keseluruhan.

Bertindak secara bertanggung jawab juga membuat orang tahu bahwa mereka dapat mengandalkan kamu dan kata-katamu, menciptakan hubungan antarmanusia yang lebih kuat berdasarkan rasa saling percaya.

5. Rasa hormat (respect)

ilustrasi kerja sama tim (pexels.com/Christina Morillo)

Ketika bekerja, jangan lupakan nilai saling menghormati. Rasa hormat adalah fondasi dari setiap hubungan profesional yang sehat. Jika kamu mampu menunjukkan rasa hormat terhadap rekan kerja, atasan, maupun klien, kamu tidak hanya menciptakan suasana kerja yang kondusif tetapi juga memperkuat reputasi dirimu sebagai individu yang dapat dipercaya.

Menghargai pandangan orang lain, mendengarkan dengan penuh perhatian, serta menghindari sikap merendahkan adalah contoh perilaku yang mencerminkan rasa hormat. Dalam lingkup profesional, rasa hormat juga berarti mematuhi norma dan aturan yang berlaku, termasuk etika komunikasi dan perilaku.

Kamu akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari orang di sekitar jika bersikap respectful, dan pada akhirnya kualitas kinerja kamu pun akan semakin meningkat.

6. Keadilan (fairness)

ilustrasi kerja sama tim (pexels.com/fauxels)

Keadilan merupakan prinsip mendasar dalam etika profesional yang menuntut setiap karyawan untuk bersikap objektif, tidak memihak, serta menjunjung tinggi integritas dalam setiap keputusan maupun tindakan.

Saat kamu menerapkan value keadilan, kamu harus mampu memastikan bahwa setiap individu diperlakukan secara setara tanpa diskriminasi, serta memberikan penghargaan atau evaluasi berdasarkan kinerja dan kontribusi yang nyata.

Sikap adil ini juga tercermin dalam kemampuan untuk mendengarkan perspektif yang berbeda dengan sikap terbuka dan menjaga keharmonisan di lingkungan kerja. Dengan menegakkan prinsip keadilan, kamu tidak hanya memperkuat relasi antar tim, tetapi juga menunjukkan profesionalisme yang tinggi dalam menjalankan tanggung jawab kamu.

Beberapa cara untuk mendorong keadilan di tempat kerja adalah mengomunikasikan dengan jelas proses pengambilan keputusan, seperti perekrutan internal atau evaluasi kinerja, mengembangkan kebijakan resolusi konflik yang obyektif, dan mendorong rekan kerja kamu untuk menyuarakan pendapat mereka.

7. Keberanian (courage)

ilustrasi orang bekerja (pexels.com/nappy)

Seorang karyawan yang berani tidak hanya mampu menghadapi tantangan dengan tenang, tetapi juga berani mengambil risiko yang diperlukan demi kemajuan perusahaan. Keberanian dalam konteks profesional mencakup kemampuan untuk memberikan pendapat secara jujur, meskipun mungkin berbeda dengan pandangan mayoritas, serta kesanggupan untuk menghadapi kritik dengan sikap konstruktif.

Keberanian juga tercermin dalam kemauan untuk mengambil tanggung jawab penuh atas keputusan yang dibuat tanpa mencari kambing hitam saat terjadi kesalahan. Memprioritaskan praktik terbaik yang beretika daripada keuntungan, atau bersuara lantang menentang diskriminasi, ketidaksetaraan gender, dan lingkungan kerja yang tidak bersahabat.

Dengan menunjukkan keberanian, kamu memperlihatkan integritas dan komitmen terhadap kualitas kinerja kamu serta kemajuan organisasi secara keseluruhan.

Verified Writer

Shera Suprapto

Terima kasih sudah membaca artikel saya :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya