Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tuntutan hidup mendorong sebagian orang untuk bekerja lebih keras dibanding yang lainnya. Seolah belum cukup di hari Senin sampai Jumat, mereka memacu diri untuk terus bekerja sampai akhir pekan. Entah menjalankan bisnis, menjadi freelancer, atau lembur di kantor demi cuan tambahan.
Fenomena ini dikenal sebagai hustle culture, yaitu budaya bekerja secara berlebihan hingga melampaui batas kemampuan diri. Ada yang menjadikannya gaya hidup untuk membangun kekayaan, sementara yang lain melakukannya demi memenuhi kebutuhan. Apa pun alasannya, hal ini berisiko membawa dampak negatif. Berikut ini deretan dampak buruk dari bekerja di akhir pekan.
1. Terganggunya work life balance
ilustrasi orang bekerja (pexels.com/Anna Shvets) Akhir pekan semestinya menjadi momen untuk mengisi ulang energi. Dirimu sudah bekerja keras sepanjang minggu, maka istirahat yang layak sangat diperlukan. Kamu juga bisa melakukan hobi, berjalan-jalan, bertemu teman, nge-date dengan pasangan, atau aktivitas lain yang bisa menjadi sumber kebahagiaan.
Kalau diisi dengan bekerja, kamu akan kehilangan kesempatan untuk mereset badan dan pikiran. Bagaimana pun, tubuhmu juga punya batas kemampuan. Jeda dibutuhkan untuk menjaga fungsinya tetap optimal. Karenanya, diperlukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
2. Kelelahan mental
ilustrasi orang bekerja remote (pexels.com/Sarah Dietz) Pekerjaan sering kali menjadi pemicu stres. Maka tak heran jika dirimu kerap merasa tertekan ketika bekerja. Kalau terus berhadapan dengan sumber kecemasan, kamu bukan tak mungkin mengalami kelelahan mental hingga burnout dalam jangka panjang.
Seiring waktu, ini akan membuatmu kurang fokus, sulit menata emosi, dan kehilangan motivasi. Kemampuanmu dalam mengambil keputusan juga menurun karena otak tak diberi waktu yang cukup untuk beristirahat. Jika hal ini dibiarkan terus berlanjut, efek jangka panjangnya bisa sangat merugikan, termasuk menurunnya performa kerja.
3. Penurunan kesehatan fisik
ilustrasi orang sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio) Bekerja tanpa henti selama akhir pekan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik. Menurut Asosiasi Kesehatan Jantung Amerika Serikat, kondisi seperti insomnia, sakit kepala, hingga risiko penyakit degeneratif seperti strok, diabetes, dan penyakit jantung koroner dapat mengancam di kemudian hari.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Karena itu, tubuh perlu diberikan waktu istirahat yang cukup, bahkan meski hanya sehari. Ingatlah, kesehatanmu juga tak kalah penting. Jika tak dirawat dengan baik, dirimu mungkin tak bisa menikmati hasil kerja keras di masa muda karena mengalami berbagai gangguan kesehatan.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Rasa Malas saat Bekerja, Atur Ulang Jadwalmu!
4. Hubungan sosial merenggang
ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Keira Burton) Dengan terus bekerja, bahkan di hari libur, waktu yang seharusnya dihabiskan dengan teman, pasangan, dan keluarga pun jadi tersita. Beberapa orang memang terpaksa melakukannya untuk memenuhi kebutuhan, apalagi sandwich generation yang harus menghidupi diri sendiri dan keluarga.
Namun, terus menerus memprioritaskan pekerjaan juga bisa membuat orang-orang terdekatmu merasa sedih. Kamu jadi kehilangan banyak momen kebersamaan dengan mereka, sementara waktu tak bisa diputar untuk merasakannya kembali. Konflik juga berpotensi timbul akibat tak terpenuhinya dukungan emosional untuk sama lain.
Alhasil, hubungan menjadi renggang dan bukan tak mungkin putus di tengah jalan. Jangan sampai penyesalan dan kehilangan menyadarkanmu akan pentingnya kehadiran teman dan keluarga dalam hidup. Sesibuk apa pun, selalu luangkan waktu untuk menikmati momen berkualitas dengan mereka.