TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Terlupakan ketika Melihat Kesuksesan Orang Lain

Jangan cuma menilai dari hasil akhirnya, tapi prosesnya pula

ilustrasi kesuksesan (pexels.com/Snapwire)

Apabila kesuksesan diumpamakan dengan puncak sebuah gunung, seharusnya kamu tidak hanya peduli pada siapa yang berdiri di sana. Kamu pun perlu memikirkan mengapa dia sampai bisa ada di sana, kan?

Kalau kamu tak pernah bersungguh-sungguh dalam memikirkannya, kamu bakal sering keliru menarik kesimpulan dari kesuksesan orang lain. Buka pikiranmu dan jangan abaikan lagi kelima hal di bawah ini.

1. Bagaimana dia mendaki tebing yang curam?

ilustrasi panjat tebing (pexels.com/Анна Рыжкова)

Prosesnya jelas tidak mudah. Akan tetapi dia mau melakukannya selagi kebanyakan orang memilih tidur di rumah atau asyik nongkrong di kafe. Dia harus mengerahkan seluruh konsentrasinya dan tidak meremehkan risiko tanpa menjadi terlalu takut ketika memikirkannya.

Selama seseorang merayap-rayap di tebing, tidak ada banyak waktu dan tempat yang nyaman untuknya beristirahat. Dia perlu membagi energinya sedemikian rupa supaya tak terforsir di awal.

Inilah yang semestinya kamu pelajari dari perjalanan orang lain meraih kesuksesannya. Jangan cuma tahu dia sudah sukses, tanpa mengerti perjuangan di baliknya.

2. Berapa kali dia jatuh ke jurang?

ilustrasi pendakian (pexels.com/Pixabay)

Di sini jurang ialah perumpamaan untuk setiap kegagalan yang dialami seseorang dalam perjalanannya meraih kesuksesan. Tidak ada perjalanan yang 100 persen mulus. Sesekali dia hanya sedikit terpeleset, kali lain dia benar-benar meluncur ke bawah.

Titik kehancuran untuk orang yang sedang berjuang menggapai kesuksesannya adalah bila dia memutuskan untuk menyerah. Dan dia menjadi bagian dari yang tidak berhenti. Dia kembali mencoba mendaki tebing itu lebih banyak dari yang mampu kamu bayangkan.

Baca Juga: 5 Tembok Penghalang yang Membuat Kamu Sulit Mencapai Kesuksesan

3. Dia juga pernah ragu bakal bisa sampai di puncak

ilustrasi pria memanjat (pexels.com/Katya Wolf)

Lebih dari sebatas tak yakin akan dapat tiba di puncak, ia bahkan pernah kehilangan keyakinan bahwa kesuksesan itu ada. Mengapa ini sampai bisa terjadi padanya? Sebab pendakiannya telah berlangsung lama sekali dan hasil yang diharapkan tak kunjung tiba.

Dia sangat lelah. Dia amat khawatir kalau-kalau tebing itu tak pernah berakhir dan ia hanya akan bergelantungan di sana sampai akhir hidupnya. Sebuah pilihan yang sia-sia selagi teman-temannya bersuka ria di banyak tempat.

4. Persiapannya membutuhkan waktu yang lama

ilustrasi bekerja sampai malam (pexels.com/Ron Lach)

Masih dalam perumpamaan puncak gunung sebagai kesuksesan seseorang. Wajib buat kamu mengerti bahwa pendakian itu tidak tiba-tiba saja dimulai. Banyak persiapan yang harus dilakukannya.

Dia wajib melatih kekuatan fisik dan mentalnya, juga menyiapkan berbagai perlengkapan pendakian. Dalam konteks meraih kesuksesan, dia pasti telah menghabiskan begitu banyak waktu dan energinya untuk belajar, bekerja keras, dan berdoa.

Baca Juga: 5 Cara Memandang Kesuksesan Orang Lain sebagai Dorongan Semangat 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya